Demi sesuap nasi Wahyu memaksa putrinya untuk menikahi pria paruh baya yang hartanya ada dimana-mana.
Kenisha si gadis cantik nan anggun tak bisa menolak, meski ia tak ada cinta, namun masalah perut dan tempat tinggal yang layaknya jauh lebih penting dari pada perasannya.
“Asal kau bisa merubah rumah gubuk kandang ayam ku menjadi beton, dan memastikan keluarga ku kenyang, aku akan mengabdikan seluruh hidup ku pada mu, tuan.” ucap Kenisha seraya meneteskan air matanya.
“Ku penuhi persyatan mu, babe.” sahut David si pria kaya bergelimang harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reski Muchu Kissky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
“Iya, ibu setuju! Tapi ke kantor polisi memakan waktu 3 jam kalau naik angkot, bagaimana dengan jalan kaki?” ucap Lilis.
“Kau benar juga.” Wahyu yang pusing memijat pelipisnya yang terasa sakit.
“aku tadi melihat ada motor di dekat dapur,” ucap Andri.
“Benarkah?” Wahyu sangat senang mendengar apa yang dikatakan putranya.
“Tapi siapa yang akan membawa motor itu? mas kan tidak bisa mengendarainya?” ujar Lilis.
“Oh iya, aku sampai lupa lagi.” Wahyu pun kembali berputus asa.
Di tengah kebingungan mereka tiba-tiba Rohima datang dengan keadaan sehat walafiat tanpa kurang satu apapun.
“Kau dari mana saja?!” tanya Lilis seraya memeluk putrinya dengan erat.
“Dari kampung bu, tadi pagi diajak jalan-jalan sama tante Liza,” ucap Rohima.
“Siapa itu?” Lilis tidak tahu wanita yang di maksud putrinya.
“Pokoknya namanya itu, tante membelikan aku permen, tadi kita berangkat dengan menaiki sepeda,” ucap Rohima.
Wahyu yang penasaran pun langsung menuju pintu untuk melihat seseorang yang telah berbuat iseng pada keluarganya.
“Dimana kopernya? Kau masih ingatkan?” ujar Wahyu.
“Di bawa tante, katanya itu miliknya.” ucap Rohima dengan polosnya.
“Kau bagaimana sih?! Kau lihat sendirikan tadi yang memberikan itu parah kita ya sopir mas David mu! Astaga... kita bahkan tidak tahu apa isinya!” Wahyu menggaruk kepalanya dengan kasar.
“Sudahlah mas! Jangan marahi Rohima lagi, dia datang dengan selamat juga sudah Alhamdulillah.” Lilis membela putrinya dari kemarahan Wahyu.
“Ya sudahlah!” Wahyu yang lelah memutuskan istirahat ke kamar.
“Rohima, apa kau tahu ciri-ciri orang yang membawa mu?”
“Tinggi cantik dia bilang namanya Liza padahal aku kenal tante itu, aku pernah bertemu sekali dengannya, kalau tidak salah itu ibunya mas Leo, bu.” pernyataan dari Rohima membuat Lilis tercengang.
“Apa kau yakin, nak?” tanya Lilis untuk memastikan ucapan putrinya.
“Tentu saja, mas Leo sendiri yang memanggilnya ibu,” ucap Rohima.
“Astaga!” Lilis merasa pusing 7 keliling, ia merasa kalau ibunya Leo sudah mengetahui kematian anaknya sendiri.
“Tapi kenapa dia tidak bilang apapun pada kita?” Lilis yang merasa bingung menuju pintu.
Ia pun menutup rapat-rapat pintu rumah agar tak ada yang datang menyusup kekediaman mereka.
Setelah itu Lilis menuju kamar dan menemui suaminya yang akan segera tidur.
“Mas, ternyata tante yang di bilang Andri adalah ibunya Leo, apa menurut mas dia yang telah malam aja setelah dari tumpukan ilalang yang di tanah merah?” Lilis menanyakan pendapat suaminya.
“Kalau itu benar, kenapa dia tidak menuntut kita? Apa uang lebih berharga dari nyawa putranya?” ujar Wahyu.
“Kita tidak tahu apa yang ada dalam hati seseorang mas,” ucap Lilis.
“Kita lihat saja, kalau dia datang lagi, kita jelaskan saja apa yang sebenarnya terjadi, atau kita pura-pura tak tahu mengenai Leo,” ucap Wahyu.
“Oke mas.” Lilis yang setuju menganggukkan kepalanya.
***
Kenisha yang baru selesai memakai parfum keluar dari dalam kamar.
Ia yang tak punya kegiatan apapun hanya berkeliling rumah.
Winda yang melihat kebingungan di raut wajah Kenisha langsung mendekat untuk menyapa majikannya.
“Ada nyonya? Apa ada yang mengganggu pikiran nyonya?” tanya Winda.
“Kak, aku bosan di rumah terus, aku ingin melakukan kegiatan lain, apa boleh aku bercocok tanam disini? Karena aku lihat di halaman belakang masih banyak tanah kosong,” ucap Kenisha.
“Nyonya mau menanam apa? Lagi pula saya rasa tuan tidak akan mengizinkan nyonya untuk bekerja, lagi pula nyonya sudah menjadi istri tuan David Western, kenapa tidak ke mall untuk belanja?” Winda tahu kalangan orang kaya seperti keluarga David aktivitas utama sang istri adalah berbelanja.
“Aku tidak suka belanja, karena barang-barang itu akan usang dan tidak terpakai seiring waktu, kalau aku di kasih uang yang banyak, aku akan memberi tanah dan juga emas.” Kenisha yang miskin tak ingin membeli sesuatu yang tak ada nilainya di masa depan.
“Nyonya benar juga sih, tapi harta tuan David tidak akan habis sampai 14 keturunan, jadi nyonya tidak perlu mempersiapkan apapun lagi, karena semua milik tuan David punya nyonya juga,” terang Winda.
“Kita tidak tahu nasib akan seperti apa esok hari, di sekitar orang sukses selalu banyak wanita yang akan menggoda, aku tidak bisa menjamin mas David akan mencintaiku 100% atau menetapkan bersama ku sampai kami tua,” ujar Kenisha.
“Betul, memang banyak perempuan yang menyukai tuan David, salah satunya adalah nona Ruby, saran ku pada nyonya hanya satu, segera lahirkan keturunan Western untuk mempertahankan tahta istri pertama yang tidak bisa tersingkirkan, kalau nyonya melahirkan anak laki-laki sudah jelas pewaris setelah tuan David adalah anak nyonya.”
Winda mengajari Kenisha agar tak bisa di singkirkan dengan mudah oleh perempuan nakal di luar sana.
“Sayangnya, mas David tidak ingin punya anak sekarang, katanya tunggu sampai umur ku 22 tahun, dia juga menyarankan untuk memakai KB,” terang Kenisha.
“KB minum, suntik, atau tanam nyonya?” tanya Winda.
“Aku juga belum tahu,” jawab Kenisha.
“Minta yang minum, katakan demi kesehatan, hati-hati pakai yang tanam karena alatnya bisa berkarat di dalam tubuh, nanti takutnya nyonya jadi penyakitan atau bahkan tidak bisa punya anak, kalau tuan setuju membeli pil jangan di minum, buang saja! Laki-laki itu banyak ulahnya, kita sebagai perempuan jangan mau di bodohi oleh mereka yang bisa mengobrol cinta kemana saja.”
Saran dari Winda membuat Kenisha jadi tahu harus mengambil langkah apa untuk hidupnya selanjutnya.
“Nyonya, memangnya tuan ada dimana? Dari tadi saya tidak lihat,” ucap Winda.
“Katanya ada urusan di kantor, tapi aku tidak yakin karena ini lagi masa cutinya, mungkin saja dia menemui mantannya itu lagi,” ucap Kenisha.
“Mantan yang mana nyonya?” tanya Winda dengan penasaran penuh.
“Ruby,” jawab Kenisha.
“Apa? Nona Ruby?” mata Winda membulat sempurna saat mengetahui yang akan di temui oleh David adalah mantan terindah sang majikan.
“Kenapa reaksi mu seperti itu kak?” tanya Kenisha.
“Nona Ruby itu orangnya ganas dan juga pintar menggoda, saya takut kalau tuan sampai kembali lagi dengan nona Ruby.” wajah Winda nampak panik saat mengatakan kemungkinan buruk itu pada Kenisha.
“Begitu ya?” Kenisha yang posisinya terancam menjadi cemas.
“Pokoknya jangan menunda anak, jangan mau memakai KB kalau ingin selamat, nyonya!” seru Winda.
“Baik, aku mengerti terima kasih atas sarannya.” Kenisha yang semakin cemas tak dapat mengendalikan perasaannya.
Kalau aku di cerai sebelum punya anak bagaimana? batin Kenisha.
Kenisha yang tak ingin berlama-lama pusing mumutuskan untuk menuju kebun belakang.
“Nyonya, sebaiknya kita ke salon untuk perawatan, nyonya tidak boleh kalah dengan wanita itu,” ucap Winda.
“Apa aku tidak cantik?” pertanyaan Kenisha membuat Winda bungkam.
Apa aku sudah menyinggung perasaan nyonya? batin Winda.
“Nyonya sangat cantik, tapi perlu sedikit sentuhan agar lebih elegan,” ucap Winda.
“Ke salonnya besok saja, sekarang aku mau menanam daun katuk dan daun ubi, ku lihat di dapur ada batang kedua sayur itu,” ucap Kenisha.
“Ba-baik nyonya.” Winda tak dapat mencegah keinginan Kenisha karena ia hanyalah seorang art.
***
David yang telah di kafe melihat Ruby yang datang membawa sebuah kado.
“Kenapa kau memaksa ku untuk bertemu? Apa yang sebenarnya kau rencanakan?” tanya David dengan penuh selidik.
“Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung karena kau telah membawa ku pulang, aku juga ingin memberikan kado pada mu,” ucap Ruby.
“Untuk apa?” tanya David.
“Hadiah karena kau sudah mencium ku malam itu.” Ruby tersenyum lalu menggenggam tangan David.
“Konyol!” David tertawa getir lalu menatap Ruby yang berpenampilan sempurna.
“Makin lama kau jadi semakin murahan, Ruby... aku menyentuh mu bukan berarti aku menyukai mu, kau juga tahu kau laki-laki itu buaya, mereka akan memakan setiap mangsa yang ada di hadapan mereka, apalagi mangsanya menarik perhatian,” ucap David.
“Kalau kau yang melakukannya aku ikhlas, setiap hari aku menyesal akan perpisahan kita, aku juga yakin kalau kau memiliki rasa yang sama pada ku, jadikan aku yang kedua, aku pasti akan membuat mu bahagia, aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama, tujuan utama ku, menjadi istri yang baik untuk.” permintaan Ruby membuat David tercengang.
“Aku tidak mungkin memenuhi keinginan mu, aku sudah punya istri, kau sangat terlambat Ruby,” ucap David.
“Berikan aku kesempatan, aku juga mau sebagai istri siri, aku tidak akan membongkar pernikahan kita pada siapapun, termasuk keluarga dan istri pertama mu, aku ingin anak darimu, ayo kita wujudkan rencana pernikahan kita yang sempat batal.” ucap Ruby dengan wajah memelas.
anywhere, keep it that
Ditunggu feedback-nya
Kadang juga ada nama Virgo n Lyra.
Mereka sp y?