NovelToon NovelToon
Ayah Untuk Ayasya

Ayah Untuk Ayasya

Status: tamat
Genre:Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:129.7k
Nilai: 5
Nama Author: ShasaVinta

Tak pernah terpikirkan bagi Owen jika dirinya akan menikah dengan selebgram bar-bar semacam Tessa. Bahkan di sini dialah yang memaksa Tessa agar mau menikahinya. Semua ia lakukan hanya agar Tessa membatalkan niatnya untuk menggugurkan kandungannya.

Setelah keduanya menikah, Tessa akhirnya melahirkan seorang putri yang mereka beri nama Ayasya. Kehadiran Ayasya, perlahan-lahan menghilangkan percekcokan yang awalnya sering terjadi di antara Tessa dan Owen. Kemudian menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya.

Empat tahun telah berlalu, satu rahasia besar akhirnya terungkap. Seorang pria tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ayah biologis Ayasya.

Bagaimana kelanjutan rumah tangga Owen dan Tessa?

Apakah Ayasya akan lebih memilih pria yang mengaku sebagai ayah biologisnya dibanding Owen, ayah yang merawatnya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShasaVinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Kekejaman Bu Damira

“Akhrinya kau kembali juga!”

Sambutan tak ramah Tessa terima dari ibu mertuanya yang sedang duduk di sofa. Di atas meja, tepat di hadapan Ibu Damira berjejer berbagai macam buah-buahan yang sudah dikemas dalam bentuk parsel dengan sangat cantik.

“Ibu ….” Tessa menghampiri Bu Damira.

Tangannya yang hendak menyalami Ibu mertuanya itu, ditepis dengan kasar. “Cih! Kau jangan sok baik, ya!”

“Bu!” Tegur Owen dengan suara yang pelan.

Tessa menegakkan tubuhnya kembali. Beberapa saat ia menunduk, sebelum ia angkat kembali wajahnya dan tetap tersenyum ramah pada sang Ibu mertua.

“Sudah, Bang. Tak apa,” ucap Tessa.

“Kapan Ibu tiba? Apa Bang Owen yang mengabari? Maaf Bu, aku tak sem-“ Lagi-lagi ucapan Tessa tak dapat ia selesaikan.

Ibu Damira menyela. “Tentu saja putraku yang mengabari,” ketusnya. “Putraku anak yang berbakti! Tak seperti dirimu, menantu kurang ajar!”

Senyum Tessa seketika menghilang. Kembali ia menunduk.

“Jika bukan Owen yang memberi kabar, mungkin aku tak akan tahu jika cucuku sakit,” lanjut Bu Damira memarahi Tessa.

“Bu!” Owen tak tahan lagi untuk tak menegur Ibunya. “Berhentilah membuat keributan, kumohon.”

“Kemarilah … Bun,” panggil Owen.

“Aku mendapat panggilan dari perawat. Hari ini cukup banyak pasien yang mengantri di poliklinik,” ujar Owen.

“Bolehkah aku pergi? Hanya sebentar. Akan kuusahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat,” lanjutnya.

“Ya, pergilah Bang.” Tessa mengambil alih tugas Owen yang sejak tadi menggendong putrinya. Aya yang terbangun setelah tadi mendengar suara Ayahnya yang cukup keras, tersenyum melihat wajah Bundanya.

“Unda ….” Tak ada suara riang putrinya seperti biasa.

Lirih suara Aya yang memanggilnya, membuat dada Tessa terasa sesak. Seandainya bisa, apakah boleh Tessa meminta agar dirinya saja yang merasakan sakit? Tak kuasa ia menahan kesedihan, ketika melihat jarum infus di tangan kecil putrinya yang terbalut perban.

Tessa menimang-nimang putrinya, seraya menyuapkan beberapa sendok bubur. Bubur yang harusnya di makan oleh putrinya saat sarapan. Namun sayang, hingga hari menjelang siang, semangkuk kecil bubur tersebut belum habis juga.

Sesekali Tessa melirik pada Ibu mertuanya yang sedang lahap menikmati buah-buahan segar seorang diri. Sebisa mungkin Tessa menghindari kontak mata dengan beliau. Bukan karena berperilaku tak sopan, tetapi Tessa hanya tak ingin memancing keributan saja.

Beberapa saat kemudian, Owen yang telah selesai bersiap keluar dari kamar mandi. Dalam hati Tessa memuji ketampanan suaminya, selalu tampil menarik dalam balutan kemeja putih juga setelan jas berwarna abu-abu.

Cup.

Owen mengecup kening Tessa sekali, lalu beralih mengecup pipi kiri dan kanan putri kesayangannya.

“Ayah kerja dulu ya, Sayang,” pamitnya pada Aya.

“Aya sama Bunda dulu, ya. Dengerin kata Bunda, habisin makanannya dan jangan lupa minum obat, ya … anak cantiknya ayah.”

Jika biasanya Aya akan tertawa riang dan mengikuti ucapan Ayahnya, kali ini balita cantik itu hanya tersenyum seraya mengangguk.

“Bun, aku pergi dulu. Jam makan siang aku usahakan kembali dan kita bisa makan bersama,” pesan Owen. Sebelum pergi, ia sempatkan mengecup bibir istrinya sekali lagi lalu berpamitan pula pada ibunya.

Ibu Damira berdecak saat melihat tingkah putranya. Dalam hatinya, ia merutuki sikap romantis putranya pada istrinya.

Huh, dia semakin mirip seperti ayahnya. Aku ingin tahu sampai kapan dia bisa bertahan dengan istri yang tak bisa apa-apa itu! Batinnya.

Selepas kepergian Owen, Ibu Damira terus memperhatikan gerak-gerik Tessa. Tak senang rasanya jika melihat Tessa tenang. Ibu Damira sibuk berpikir bagaimana caranya agar dirinya bisa menyakiti Tessa lagi.

“Kenapa bukan kau yang memberi kabar, hah?”

“Maaf, Bu,” ucap Tessa ramah.

“Semalam aku panik, Bu. Aku sendirian saat Aya tiba-tiba demam. Bang Owen sedang pergi menghadiri reuni,” jelas Tessa.

“Alasan saja, kau!” Bentak Bu Damira.

Terkejut saat mendengarkan suara bentakan, Aya kembali menangis. Tessa kembali menimang-nimang putrinya seraya bersenandung dengan lagi kesukaan Aya. Syukurlah, tak butuh waktu lama tangis Aya mereda.

“Dasar kau saja yang tak becus mengurus anak! Jangan limpahkan kesalahan pada putraku.” Meski tak lagi membentak, Bu Damira tetap tak ingin berhenti memaki Tessa.

“Sebenarnya apa yang kau lakukan di rumah setiap hari, hah?!”

“Oh, Aku tau … kau pasti hanya bermalas-malasan, bertingkah seperti nyonya besar, sampai-sampai cucuku tak terurus dan jatuh sakit?!” Tudingnya.

“Astaga, Bu … aku tak seperti itu,” ucap Tessa membela diri.

“Aku mungkin masih banyak kekurangan sebagai seorang istri juga ibu. Tapi, aku tak pernah menelantarkan putri dan suamiku seperti yang ibu katakan,” lanjutnya.

Bu Damira berdecak, yang tadinya dia hanya duduk di sofa kini dia beranjak menghampiri Tessa. “Oh, rupanya kau sudah berani membantah sekarang, ya!”

“Aku ingin tau bagaimana reaksi Owen, saat kuberitahu jika istri yang sering dia bela, sekarang sudah bisa membantah ucapan orang tua.”

“Maaf, Bu. Tapi aku tak membantahmu. Aku hanya membela diriku dari tuduhan Ibu yang tak benar,” ungkap Tessa.

Ibu Damira kesal karena Tessa berani membalas ucapannya. Dilihatnya Tessa yang sedang duduk di tepi hospital bed. Saat ia rasa Tessa tak berdaya, dengan cepat ia menarik rambut Tessa dengan keras.

“Oh, berani kau ya! Tak hanya membantah, sekarang kau juga sudah berani menyalahkanku?!” ucap Bu Damira.

Andai saja tak sedang menggendong Aya, mungkin Tessa akan melawan. Namun, kali ini Bu Damira memanfaatkan situasi dengan baik hingga menjadi kelemahan Tessa.

“Ibu, le-le-lepaskan!” Tessa tak melawan. Ia hanya meringis menahan sakit di kepalanya.

Bu Damira yang tahu jika Tessa tak akan berbuat apa-apa untuk membalasnya, semakin kuat menarik surai lembut menantunya.

Tak ia pedulikan ringisan menantunya. Bahkan ia seakan tak peduli jika aksinya kini sedang terekam oleh kedua netra cucunya.

Air mata sudah menggenangi pelupuk mata Tessa. Namun, ia tetap berusaha agar air mata itu tak jatuh. Ia bisa melihat sorot mata putrinya yang kebingungan saat melihat apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya.

“Aya, lihat … beginilah yang akan terjadi jika seseorang berani membantah perkataan orang tua,” ucap Bu Damira seraya menatap Ayasya.

Aya yang ketakutan, akhirnya kembali menjerit menangis. Namun tangisan balita itu tak juga mampu menghentikan aksi Bu Damira.

Dengan satu tangan, Tessa berusaha untuk melepaskan cengkeraman tangan Bu Damira di rambutnya. Namun sayang, usahanya gagal.

“Bu, lepaskan. Kumohon lepaskan,” pinta Tessa seraya terisak.

“Apa ibu tidak kasihan melihat Aya terus menangis?” imbuhnya.

Bu Damira menulikan pendengarannya. Ia tak peduli, melihat Tessa meringis menahan sakit sungguh menyenangkan. Baginya, Tessa adalah wanita yang sudah menghancurkan kehidupan sempurna putranya.

Tessa berusaha berdiri, ia ingin menimang putrinya agar tangisnya mereda. Namun semakin ia bergerak, semakin keras pula Bu Damira menarik rambutnya.

Jeritan tangis Aya semakin keras, saat melihat air mata berlinang dari pelupuk mata bundanya.

“Unda … unda ….”

“Ibu, aku akan mengadukan hal ini pada Bang Owen!” ancam Tessa.

“Apa? Berani kau mengancamku?!” Bu Damira semakin geram.

“Kau kira kau siapa, hah?! Berani sekali kau! Sadarlah, kau itu hanyalah wanita murahan yang menggoda putraku agar dinikahi. Dasar j*lang!” makinya.

Tessa sudah tak dapat membendung air matanya lagi. Sakit di hatinya sudah melebihi dari rasa sakit di kepalanya. Seburuk apa pun dirinya di masa lalu, sungguh ia tak pernah ingin Aya tahu. Dalam hati Tessa hanya berdoa, semoga putrinya tak merekam semua ucapan sang nenek dalam memorinya.

Kekacauan yang terjadi di ruang perawatan VIP tersebut akhirnya terhenti saat terdengar bunyi pintu yang hendak di buka.

Ibu Damira buru-buru menjauhkan tangannya dari kepala Tessa. Begitu juga Tessa yang segera mengusap sisa-sia air matanya.

Ceklek.

Bersamaan dengan itu pintu terbuka. Bu Damira menelan salivanya saat melihat sosok siapa yang muncul setelah pintu terbuka.

...--------------...

1
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
akhirnya setelah melalui beragam.rintangan kebahagian itu datang juga...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
benarkah???
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
keguguran keknya...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
saatnya kamu panen apa yg kamu tanam nawra...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
good job ben.. wis alih profesi jd aktor aja ...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
hhmmm gmn buuuu calon menantunya hamil anak laki lain mboh siapa bapaknya.....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
iiihh dasar ben sedeng 11 12 sm.nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mungkiniah owen diauruh danira bertanggung jawab pd nawra? kalo.iya .. angel wis angel....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
weh dasar nawra stress berat menjurus depresi... dah bawa aja nawra ke rsj...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
kok.melu panas bacanya 🙈🙈
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
sabar owen dengerin penjelasan alfio dl... tp jgn syok ya nanti...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mereka lg sibuk anu bang alfio 🤭😅😅✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
wis waktunya bezuk debay 🤭😅😅✌✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
yah danira gampang pisan dihasut nawra... bgtulah kalo di hatinya tertanam kebencian ga punya pendirian ..
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
makanya alfio jan krn ambisi/nap su ingin bertemu/ merebut ayasya sembarangan milih patner kan runyam...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben ga usah kepo gitu urus aja urusan sendiri gmn caranya tobat dr maksiat...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
tessa menikah dg owen stelah melahirkan bkn saat hamil.. makanya ben jgn mudah percaya sm omongan nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben percaya sama nawra.. syirik 🤭😅😅✌✌
nawra wanita licik, ben..
༄⃞⃟⚡𝙼𝙰𝙼𝙰ᶠᵉⁿᶦ𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅
Ye akhirnya happy ending. selamat ya tes doa dan harapan akhirnya tercapai dengan smua kejadian yang sudah kamu lalui akhirnya bisa berakhir bahagia.

wah alfio serius kamu suka ama qanita aunty dari putri mu, takdir cinta seseorang ga ada yang tau sih ya.

kak shasa setelah ini kasih bonchap kak pengen tau momen tessa melahirkan anak kedua nya, pengen tau raut bahagia dari owen, aya dan semua menyambut kelahiran adik nya aya...
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
mewek betulan lah aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!