CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Vilia memposisikan dirinya duduk ditengah diantara Vino dah Keisya untung saja bangku tamannya panjang jadi gak ada yang jatuh. Keisya mendelik karena ni orang asal nyelonong duduk terus ditengah lagi, padahal disamping Keisya masih banyak sisa.
"Kalian berdua bicara saja dulu, aku tidak akan mengganggu kalian," ujar Keisya seraya beranjak berdiri.
"Gak Kei kamu tetap disini!" Perintah Vino menghalangi.
"Gak apa-apa Kak, Kei akan duduk di bangku sebelah sana jadi masih bisa dipantau. Kalian lanjut ngobrol saja," jawab Keisya menenangkan.
"Sudahlah Vino biarkan dia kesana, aku juga ada hal penting yang harus dibicarakan sekarang," Vilia menengahi dengan membiarkan Keisya pindah bangku. Vino terpaksa, dia berharap bicara berdua dengan Vilia ini akan bisa menyelesaikan semuanya dan Vino tidak perlu lagi bertemu dengannya untuk selamanya. Tapi perkiraan Vino salah malah Vilia akan berusaha setengah mati untuk mendapatkan dia kembali apapun caranya dia tidak peduli asal Vino berada dibawah kendalinya.
Keisya berjalan menuju bangku yang ada disebelah kanan bangku tadi, jaraknya cukup jauh sekitar 3 meter jadi mungkin pembicaraan mereka tidak akan bisa di dengar oleh Keisya sendiri. Keisya asik memandang air mancur yang tepat berada dihadapannya airnya sungguh jernih dan bentuknya pun sangat lucu yaitu bentuk ikan yang mengeluarkan air dari mulutnya.
"Aku senang kamu sudah kembali sembuh, tetapi untuk hubungan kita aku rasa tidak bisa kembali," Vino memulai pembicaraan yang bisa disebut to the point karena Vino ta maksud Vilia dia masih ingin balikan makanya ngejar sampe sekarang.
"Tidak bisa bagaimana, bisa kok kita bisa kembali seperti dulu lagi, kita mulai dari nol," jawab Vilia meyakinkan. Sekeras itukah dia menginginkan Vino kembali untuknya sehingga membuat nya buta akan rada sadar?
"Tidak Vilia, semua tidak akan sama seperti dulu lagi," bantah Vino.
"Why not? Aku yakin bisa Vino, kita cuma perlu memgulang semua kenangan kita dan semua akan sama lagi aku yakin itu," Vilia sungguh keras kepala.
"Dengar Vilia ini bukan lagi tentang kenangan dan balikan, ini tentang perasaan aku ke kamu yang sudah hilang, aku sudah tidak mencintai kamu lagi jadi aku rasa kenangan lama tidak bisa dibentuk seperti semula karena perasaan yang berubah," kini jawaban Vino membuat Vilia sesak mendengarnya.
"Ini pasti gara-gara perempuan itu kan? Sebaiknya kamu ceraika saja dia dan kita bisa memulai hari yang baru bersama-sama merakit sebuah cerita bersama," kini Vilia melibatkan Keisya dalam hubungan rumitnya dengan Vino.
"Jangan bawa-bawa Keisya, dia tidak tau apa-apa dan aku tidak akan pernah menceraikan ataupun meninggalkan dia demi bersama kamu, kamu sudah tidak spesial lagi dimataku Vilia," Vino sudah berusaha keras menjelaskan pada Vilia bahwa dia sudah mati rasa pada dirinya.
"Sebaiknya kamu jujur dari lubuk hati kamu yang paling dalam, aku tau hati kamu masih menginginkan aku untuk kembali. Mulut mungkin bisa berbohong tetapi hati tidak Vino," Vilia hendak menyentuh dada Vino namun segera ditepis oleh Vino.
"Maaf aku sudah lebih yakin dengan kata-kataku untuk kembali itu adalah sesuatu hal yang mustahil. Jangan membuatku mengingat perlakuan kamu terhadapku dulu, itu juga gara-gara kamu dan sekarang enteng sekali kamu ingin kembali," Vino mulai mengungkit masa lalu agar Vilia semakin sadar bahwa ini semua adalah murni kesalahannya sendiri.
"Aku sudah melupakan semua masa lalu itu dan aku tidak peduli lagi, itu juga bukan keinginan aku kan. Aku ini adalah korban Vino, korban perjodohan orang tua aku dipaksa jika aku tidak setuju maka semua asetku akan disita," Vilia mengadu nasib yang pernah terjadi padanya dulu.
"Hanya karena aset kamu rela meninggalkanku, kamu bahkan tidak memikirkan sedikitpun bagaimana keadaan dan perasaanku dulu, aku terpuruk karena kelakuan serakah orang tuamu yang hanya menginginkan harta menjadi patokan. Padahal aku sudah memberimu lebih dari apa yang diberikan oleh mantan suami kamu itu, kamu memang berkomplot dengan ayahmu," emosi Vino sedikit demi sedikit meluap.
"Berani sekali kamu menuduhku seperti itu Vino, sekarang kamu berubah semenjak menikah dengan gadis ja*l*ng itu," Vilia tak kalah emosi sampai menyebut Keisya dengan sebutan seperti itu.
"Kau yang ja*l*ng," Vino mengangkat satu tangan hendak menampar Vilia karena sudah berani menyebut Keisya dengan sebutan yang tak pantas, namun ia tahan karena sedang berhadapan dengan perempuan jadi dia masih menghormatinya sebab Zahra selalu berpesan jangan pernah memukul wanita atau melukai hati nya karena perempuan adalah makhluk yang berhati lembut nan rapuh, jika hal itu terjadi maka itu sama saja dia memukul dan melukai hati ibunya sendiri.
"Ayo tampar aku Vino, tampar! Demi wanita itu kamu rela melakukan ini padaku?" Vilia mulai menangis tersedu-sedu, untung saja taman sudah mulai sepi saat perdebatan itu terjadi, mereka tidak menjadi pusat perhatian. Keisya yang menyaksikan hal tersebut dan mendengar suara Vilia yang keras merasa ngeri.
"Waduh seru juga tuh kayaknya sampai mau ditampar, haha rasain dasar nenek lampir mainnya ngancen mulu sekali-sekali lawan suami aku dong," kekeh Keisya yang tidak begitu mempedulikan.
"Aku rasa pembicaraan kita selesai sampai disini, jangan harap untuk bertemu denganku lagi. Buat kamu jangan sekali-sekali menyentuh atau melukai Keisya," Vino berjalan menghampiri Keisya lalu meraih tangannya untuk pergi meinggalkan Vilia ditengah halaman taman.
"Eh eh udah selesai berantemnya eh maksudnya bicaranya?" tanya Keisya sambil berusaha mensejajari langkah Vino.
"Kita pulang." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Vino yang sedang terbakar amarah. Keisya mengatupkan bibirnya rapat-rapat tidak mau banyak tanya nanti dia juga yang kena marah.
Walaupun sedang marah Vino tetap saja berlaku romantis yaitu membukakan Keisya pintu mobil dan menyuruhnya masuk. Setelah mereka berdua berada dalam mobil, tanpa aba-aba Vino langsung memeluk Keisya dengan erat. Keisya yang kaget berusaha melepaskan namun dihalangi.
"Biarkan seperti ini sebentar saja," ucap Vino disela pelukannya. Seperti itulah cara Vino menenangkan diri jika sedang marah yaitu dengan memeluk seseorang yang benar-benar dia sayang. Keisya mulai paham kedua tangannya meraih pungguh Vino lalu mengusapnya lembut agar Vino bisa lebih tenang lagi.
5 menit berlalu, punggung Keisya mulai terasa kram karena ditarik dengan kuat oleh Vino.
"Oke oke baiklah, apa kita bisa menghentikan ini sekarang juga sebaiknya kita pulang lanjutkan dirumah jika masih belum tenang," ujar Keisya. Vino terkekeh geli lalu melepaskan pelukannya kemudian menatap Keisya sangat dalam sekali.
"Boleh aku menciummu?" tanpa menunggu jawaban Keisya, Vino langsung meraih dagu Keisya kemudian mencium bibirnya lembut.
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.