Diceraikan hanya karena memiliki anak berkebutuhan khusus membuat Zahra harus hidup terlunta-lunta.
Ia yang biasa hidup mewah harus beradaptasi dengan lingkungan barunya yang merupakan warga masyarakat ekonomi menengah kebawah. Bukan hanya itu Ia juga mulai terbiasa dengan diskriminasi yang mulai di alaminya saat karena anaknya.
Berbagai cibiran dan hinaan mulai akrab di telinganya, hingga suatu saat putranya terancam dikeluarkan dari sekolahnya membuat ia harus menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kamu jangan khawatir, aku pasti akan menemukan Delia. Aku yakin dia melakukan semua ini agar aku membatalkan gugatan cerai terhadapnya," ucap Dirga
"Aku tidak peduli dengan masalah kalian, yang jelas aku tidak mau putriku jadi korban keegoisan kalian, jadi selesaikan masalah kalian dan jangan pernah libatkan aku dan putriku!" jawab Zahra begitu geram.
"Baik Za, maaf jika aku menyeret kalian ke dalam masalahku,"
"Sebaiknya kau cepat cari dimana Lia berada sebelum ia melakukan hal-hal buruk kepada putriku," jawab Zahra kemudian mematikan ponselnya
Zahra yang sudah lelah mencari Zalika memutuskan untuk kembali pulang. Setibanya di rumah ia begitu terkejut saat melihat Delia dan Zalika sedang bermain di rumahnya.
"Lika!"
Zahra langsung memeluk erat putrinya.
"Kenapa mamah baru pulang?" tanya gadis kecil itu dengan raut wajah sedih
"Aku mencari mu kemana-mana, aku kita kau hilang makanya mamah gak langsung pulang ke rumah," jawabnya mencoba memberikan klarifikasi
"Bukankah mamah sudah meminta Tante Lia menjemput ku, lalu kenapa mamah mencari ku?" tanya Zalika lagi
Mendengar pertanyaan putrinya Zahra langsung menoleh kearah Delia yang terlihat asyik menonton televisi.
"Iya sayang, mamah lupa, maaf ya sudah membuat mu menunggu lama,"
Zahra segera menarik lengan Delia dan membawa gadis itu keluar dari ruangan tersebut.
"Sebenarnya apa maksudmu melakukan semua ini!" seru Zahra
"Sebagai sahabat mu aku hanya ingin membantumu saja, kebetulan aku lihat kau begitu sibuk mengurusi urusan kampus jadi alu berinisiatif untuk membantu kamu dengan menjemput Zalika," jawab Delia merasa tak bersalah
"Aku tahu kamu berusaha untuk mempermalukan putriku seperti dulu bukan, jangan harap kali ini kamu tidak akan bisa mempermalukan putriku lagi!"
"Jangan suudzon Za, apa sekarang kamu jadi seperti ini karena takut kehilangan Gading, apa kau takut dia akan meninggalkan mu dan memilihku seperti Dirga??" tanya Delia berusaha memprovokasi wanita itu.
"Wah kasian sekali, sepertinya rasa percaya diri seorang Zahra si Dosen Genius sudah mulai memudar, jangan bilang kamu mendapatkan semua kesuksesan ini karena Gading?" imbuh Delia membuat Zahra begitu marah dan berusaha menampar wajah sahabatnya itu.
"Hentikan Za!" seru Gading dan Dirga bersamaan membuat Zahra mengurungkan niatnya untuk menampar
"Wah sepertinya aku gak nyangka kalian bakal datang bersamaan untuk membelanya. Harusnya ada wartawan yang meliput bagaimana serakahnya seorang Zahra yang tega merebut suami sahabatnya padahal ia sendiri sudah bertunangan dengan anak seorang konglomerat, wah benar-benar egois!" seru Delia
"Jaga bicaramu Delia!" seru Dirga dengan mata memerah
"Zahra tidak pernah merebut aku dari kamu justru sebaliknya kamu yang merebut aku dari Zahra," jawab Dirga membelanya
Gading yang tak menyangka melihat Dirga ada di kediaman Zahra hanya terdiam saat melihat ia membela calon istrinya.
Tidak mau ada salah paham antara Gading dan Dirga membuat Zahra kemudian meminta Dirga membawa pergi istrinya dari kediamannya.
Dirga yang sedari awal memang berniat mencari simpati mantan istrinya itu segera menarik Delia pulang. Ia bahkan meminta maaf kepada Gading.
"Jangan salah sangka, aku datang ke sini hanya untuk menjemput istriku, maaf jika sudah membuat mu merasa khawatir," ucap Dirga kemudian membawa istrinya pergi meninggalkan kediaman Zahra
"Cih, Dasar munafik, aku tahu kau datang kesana untuk menarik simpati Zahra bukan!" seru Delia membuat Dirga geram hingga menamparnya
*Plakkk!!
"Dasar jal*ng, beraninya kau mencoba mencelakai putriku, Aku akan membunuh mu jika kau berani menyentuhnya lagi!"
"Cih, bahkan kau berusaha menjadi ayah yang baik sekarang, lalu kemana aja selama ini hah!" maki Delia
Ia yang begitu geram dengan tingkah laku suaminya langsung mendorongnya hingga pria itu jatuh tersungkur ke tanah.
"Kau pikir kau siapa ingin membunuhku, kau tidak lebih dari anak manja yang berlindung dibawah ketiak ibumu. Jadi jangan berlagak di depanku, atau aku akan membalikkan semuanya!" Delia menendang tubuh Dirga kemudian meninggalkan pria itu
Beberapa hari kemudian Zahra sengaja lebih protektif terhadap putrinya. Ia tak mau kejadian yang menimpanya terulang lagi.
Dengan bantuan Gading keduanya saling berbagi tugas mengantar dan menjemput Zalika sekolah. Bahkan keduanya semakin dekat karena hal itu.
Zahra begitu senang bisa bertemu dengan Gading yang begitu peduli dengan putrinya bahkan menganggapnya seperti anak sendiri.
"Minggu besok ada pameran seni lukis, apa Zalika akan ikut memamerkan karya terbarunya?"
"Entahlah, aku perlu bertanya dulu padanya. Lagipula aku tidak memaksanya untuk ikut. Aku tidak mau orang-orang mengira jika aku sengaja mengeksposnya hanya untuk mendapatkan kekayaan," jawab Zahra
"Syukurlah kalau kau berpikiran seperti itu, bukan hanya genius kau juga ternyata sangat bijaksana. Aku jadi makin sayang sama kamu dan ingin buru-buru menikahimu," jawab Dirga
"Ah kaku bisa saja!" jawab Zahra
Saat melihat keduanya tengah bercanda membuat Zalika langsung menghampirinya dengan mulutnya yang dipenuhi oleh coklat.
Tentu saja melihat putrinya memakan coklat membuat Zahra langsung terkejut.
"Siapa yang memberimu coklat?" tanyanya
Zalika tak mau menjawabnya, ia tahu jika ia memberitahu siapa yang memberinya coklat maka ia tidak akan mendapatkan coklat lagi.
"Aku membelinya, maafkan aku mah, aku janji tidak akan memakannya lagi," jawab Zalika
"Iya sayang mamah percaya sama kamu. Kamu tahu kan kalau kamu gak boleh makan coklat karena tidak baik untuk kesehatan kamu. Kamu bisa tidak mendapatkan teman lagi jika memakan coklat lagi. Kamu mengerti kan yang mamah maksud kan?"
"Iya, mulai hari ini aku tidak akan makan coklat lagi," Zalika memberikan semua coklat dalam tasnya kepada ibunya.
Hari yang dinanti pun tiba, Zalika bersedia memamerkan bakat lukisnya di pameran seni lukis yang diikuti oleh para seniman dari berbagai negara.
Sebagai pecinta seni keluarga Bahri tampak hadir dalam acara tersebut. Merry yang melihat kepiawaian putrinya tampak bahagia saat melihat cucunya sedang melukis sebuah lukisan di saksikan oleh puluhan pecinta seni.
"Wah lukisanmu bagus sekali, kali ini apa kamu ingin melelangnya?" tanya seorang pria
Zalika menggelengkan kepalanya.
"Lalu lukisan ini dibuat untuk siapa?" tanya pria itu lagi
"Aku ingin. membuatnya untuk ibuku, aku ingin di tahu kalau aku sangat menyayanginya, dan tidak pernah akan melanggar semua perintahnya," jawab Zalika membuat semua orang tercengang Mendengarnya
"Apa maksudnya, apa kau membuat kesalahan?"
Zalika kemudian menganggukkan kepalanya.
Entah kenapa tiba-tiba gadis itu mulai kehilangan kendali dan berlari kesana-kemari.
Zahra yang melihatnya mencoba menangkapnya. Namun karena gerakannya begitu cepat membuat Zalika sudah di tangkap.
Bahkan beberapa orang yang mencoba menangkapnya kewalahan saat menghadapi anak itu yang terus meronta mencoba melepaskan diri darinya.
Melihat putrinya seperti itu membuat Zahra sedih, "Kenapa kau kembali seperti ini nak??"