Alana Dhira Lesham telah berpacaran selama 2 tahun dengan Devano Arlots, calon ceo muda di perusahaan papanya.
hingga mereka memutuskan ke jenjang pernikahan.
namun sehari sebelum pernikahan. Devan membatalkan pernikahan dengan alasan Dia telah menghamili wanita lain, yang tak lain adalah Karina. rivalnya saat sma serta kuliah.
saat itu pula alana mengetahui jika dirinya tengah mengandung anak dari devan.
dengan perasaan kecewa Alana pergi keluar negeri tanpa memberitahu kebenarannya pada devan. Dan membesarkan anaknya sendiri.
bagaimana kelanjutannya?
novel by IZANANTEROS
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masih mencintaimu
Semakin hari kedekatan Alana dan devan semakin erat. Devan yang selalu berusaha mendekati alana membuahkan hasil. Hubungan mereka terbilang sangat baik antara mantan pasangan.
Alana juga sudah tak sesungkan dulu pada devan. Ia lebih berani mengekspresikan diri padanya.
Namun dia tetap memberikan jarak pada devan. Dia tak mau hatinya kembali luluh pada devan. Cukup masa lalu nya saja devan berada. Ia tak ingin mengulangi kesalahannya di masa lalu dan berharap devan tak ada di kehidupannya masa depan.
Namun itu hanya harapan Alana. Dia tak tahu takdir apa yang menunggunya.
Ting
Perhatian Alana dari laptop seketika teralih kala mendengar notifikasi masuk pada ponselnya.
Dia meraihnya dan membaca pesan yang ternyata dari devan.
' Al mari makan siang bersama. Aku akan menjemputmu di tempat biasa'. Devan
Alana hanya bisa mengulas senyum. Dia sudah terbiasa dengan ajakan makan bersama setiap hari ketika jam makan siang.
' baik. Pukul 13:00 aku siap' balas Alana
Tak lama bunyi balasan devan masuk. Membuat Alana menatapnya heran. Sepertinya devan memantau chatnya.
' tidak perlu berdandan dulu Al. Aku tahu kau sudah sangat cantik dari sananya' devan.
Lagi lagi Alana tersenyum. Devan selalu memberikan pujian atau candaan padanya. Alana hanya membalasnya dengan jempol tangan yang mengacung.
Dia menutup ponselnya dan melihat jam tangan.Pukul 12:30. Masih ada tiga puluh menit untuk bersiap siap.
Alana membereskan alat kerjanya. Lalu keluar dari ruangan. Sebelum masuk ke kamarnya Alana terlebih dahulu melihat Sean yang tengah bermain bersama bibi dan neneknya.
Dia dapat melihat Sean yang sedang menyusun pasel membentuk istana yang di bantu mily dan art.
Melihat kedatangan Alana Sean buru buru menaruh mainannya dan berlari pada alana.
'' mommy lihat. Aku bikin istana besar bareng nenek dan bibi". Beritahunya.
" Mommy ayo main bersama Sean". Ajak Sean sambil menarik narik tangan alana dengan tangan mungilnya.
" Sayang mommy akan pergi sebentar keluar ya. Nanti mainnya bareng mommy.''
" Mommy ingin pergi kemana?"
" Mommy ingin makan siang bersama teman mommy. Jadi Sean mainnya nanti yah sama mommynya." Sean mengangguk.
" Sean mau di bawakan apa?" Tanya alana.
" Apa aja yang penting enak. Seperti telur gulung cilok baso cimol dan temannya" Sean mengabsen satu persatu.
Alana terkekeh mendengar penuturan sang putra yang sudah sangat hapal dengan nama jajanan kesukaannya karena Sean hampir setiap hari membelinya.
" Mau kemana Al?" Tanya mily yang mendekat pada putri dan cucunya itu.
" Mau makan siang bareng temen kerja Bu". Jawab alana.
Mily hanya ber oh ria. Dia tahu Alana ingin mengerjakan pekerjaannya sebelum malam. Karena dia menjadwal untuk memiliki waktu dengan Sean malam hari.
" Ibu aku titip Sean. Maaf selalu merepotkan ibu". Ujar Alana tak enak hati.
Mily menggeleng. " Kenapa kau bilang seperti itu. Ini sudah kewajiban ibu menjaga cucu ibu saat mommynya sedang bekerja untuknya. Lagian kalian hanya tinggal beberapa hari lagi disini. Ibu akan selalu menghabiskan waktu bersama Sean".
Alana tersenyum. " Terimakasih ibu. Ingin di bawakan apa nanti saat aku pulang Bu?".
" Apa saja". Senyum mily.
Alana pamit dan masuk ke dalam kamarnya. Di sana dia membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan baju yang sedikit santai.
Kemeja kotak yang di padukan rok sebatas lutut serta rambut yang dia gerai dan tas selempang senada dengan pakaian.
Setelah selesai alana mulai berjalan ke tempat biasa dia di jemput oleh devan. Sedikit jauh dari rumahnya agar ibu serta ayah dan putranya tak mengetahui siapa teman kerja yang dia maksud.
Sampai di tujuan Alana dapat melihat mobil devan yang sudah bertengger di sana. Buru buru dia menghampirinya dan masuk saat devan membukakan pintu mobil dari dalam.
" Kau telat tujuh menit Al". Ucapan itu yang dia dengar kala masuk ke dalam mobil.
" Maaf. Tadi aku berpamitan dulu pada putraku". Ujar Alana merasa bersalah.
Devan mengangguk. Sebenarnya dia tak masalah dengan Alana telat. Dia hanya menggodanya saja.
" Kita kemana sekarang?" Tanya alana saat devan mulai melajukan mobilnya.
" Aku punya rekomendasi tempat makan baru". Jawab devan.
Dia tetap pokus pada kemudinya yang di arahkan menuju tempat makan yang dia dapatkan dari kedua sahabatnya saat dia meminta pendapat.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di dilife's resto. Devan turun di ikuti Alana.
Dia menyukai resto yang dipilih devan. Tempatnya menyegarkan namun juga mewah. Dengan warna hijau yang memadu suasana membuat ruangan disana terlihat menenangkan namun juga indah.
Devan membawa alana ke salah satu meja. Mereka duduk dan mulai memesan makanan.
" Mbak saya pesan balado chicken saja. minumannya chocolate drink".
" Baik. Masnya?"
" Saya pesan spageti cheese dan es capucino".
" Baik di tunggu".
Setelah kepergian pelayan tadi Alana membuka ponselnya.
" Sedang apa Al?" Tanya devan saat melihat alana sibuk dengan gawainya.
" Ini aku sedang memilih kado untuk putraku yang sebentar lagi ulang tahun". Beritahunya.
" Ulang tahun?"
" Iya.jadi aku memilihkan kado untuknya tapi aku bingung. Bisakah kau membantuku". Pinta alana.
Devan meraih gawai milik alana. Dia menunjukan beberapa rekomendasi kado untuk anak laki laki.
Setelah lama berpikir. Akhirnya alana setuju dengan salah satu rekomendasi devan. Yaitu sebuah sepeda anak dengan roda yang bisa di tambah. Alana tersenyum kala telah mendapat kado yang cocok.
Devan memang sudah tahu alana memiliki putra yang bernama Sean. Namun ia tidak pernah melihatnya meskipun sudah memohon pada Alana ingin bertemu. Namun Alana menolaknya dengan banyak alasan.
Kala makanan datang devan dan alana langsung makan karena perut mereka sudah keroncongan.
" Al sebenarnya aku ingin berbicara sesuatu". Ujar devan kala makan mereka berakhir.
" Sesuatu apa?" Alana menautkan alisnya.
" Tapi aku harap kamu jangan marah saat aku bilang". Wajah devan terlihat serius.
Perasaan Alana tiba tiba tak enak. Dia menatap devan menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
" Aku masih mencintaimu".
Seketika pikiran Alana blank. Dia tak dapat mencerna apa yang devan ucapkan. Otaknya seakan berhenti saat devan mengeluarkan kata itu.
Lamunannya terbuyarkan saat seseorang datang dan menyiramnya dengan minuman yang ia pesan.
Byurrr