Mengkisahkan tentang kisah cinta seorang gadis bernama Melodi. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini, sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Jatuh cinta pada si keyboardis dari band Lila Prince, band di sekolahnya.
Melodi secara terang-terangan menunjukkan betapa ia mencintai dan menyukai Dio, sang keyboardis. Tetapi Dio tak bisa selugas Melodi tentunya. Walau nyatanya ia juga memiliki perasaan yang sama.
Dio sangat kaku dan cuek, didepan umum ia bahkan tak bisa menunjukkan ekspresi yang tepat. Datar dan tak berekspresi, itulah sosok Dio.
Walau terkenal kasar dan tidak peduli pada sekitar, ia mampu menarik perhatian Melodi. Gadis ceria yang suka berbicara dan memiliki banyak teman.
Sifat Melodi dan Dio memang bisa dikatakan sangat berlawanan. Tapi itu lah daya tarik sebuah rasa yang datang tanpa peringatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M - 27
Setelah hari itu, Melodi terus mendapat banyak dm dari penggemar Dio. Tak sedikit yang mencaci dan menunjukkan kebenciannya. Mau bagaimana lagi, ini adalah resiko karena memiliki kekasih yang terkenal dan tampan.
"Mel, kenapa?" Tanya Dio kala melihat kekasihnya yang tengah murung seorang diri di taman sekolah.
Melodi menggeleng, ia tak ingin mengatakan apapun. Dio masih memandangi Melodi, mencari jawaban diatas kesedihan sang kekasih. Ia menarik pinggang Melodi agar lebih dekat dengannya. Hal itu membuat Melodi terkejut dan membelalakkan matanya lebar.
"Kau mau cerita, atau aku harus menciummu disini?"
"Ih, Kak Dio mah nyebelin, banyak orang tau. Nanti aja deh ceritanya, aku mau ke kantin, laper" jawab Melodi kemudiaan melengos pergi secepat mungkin.
Dio masih diam menatap Melodi yang semakin menjauh. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka sosial media miliknya, tidak, itu bukan miliknya tapi milik Melodi. Sepertinya gadis itu lupa jika akun sosmednya juga login di ponsel Dio.
Darisanalah Dio tahu semuanya, ia bisa menebak dasar dari kesedihan sang kekasih. Pasti karena para penggemar Dio yang mengatakan hak kasar dan tak menyenangkan. Dio tidak ingin egois, tapi Melodi juga penggemarnya. Sangat disayangkan, Dio ingin menjadi seseorang yang berbakat di mata orang lain, bukan idola yang memiliki fans menggila karenanya.
"Ini yang aku takutkan Mel, aku tak ingin kehilangan senyum diwajahmu" gumam Dio sedih.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Saatnya pulang sekolah..
Hujan masih saja turun di jam yang sama beberapa hari terakhir.
Melodi, Lisa dan Karina sedang menunggu hujan reda agar bisa berangkat ke tempat les mereka. Hari ini Adam tak bisa mengantarkan mereka, mereka juga tak ingin terus merepotkan Dio. Akhirnya mereka memutuskan untuk naik bis ke tempat les.
Para anggota LP tak terlihat, Melodi berpikir jika mereka tengah berlatih diruang musik. Setelah hujan cukup reda, ketiganya berlari menuju halte bis. Padahal berkali-kali sudah diingatkan untuk membawa payung, tapi ketiga gadis itu selalu saja meremehkan. Begini hasil dari keras kepala mereka.
Tak butuh waktu lama, Bis yang mereka tunggu tiba. Melodi, Lisa dan Karina naik ke dalam bis diikuti oleh beberapa murid SMA Lila lainnya.
Tak ada tempat duduk, mereka terpaksa berdiri, berdesakan dengan beberapa orang. Melodi tampak risih kala beberapakali bersentuhan dengan orang lain. Butuh beberapa kali pemberhentian agar mereka bertiga sampai di tempat les.
Bis berhenti, beberapa orang turun dan naik secara bersamaan. Lagi-lagi Melodi kalah cepat dan tidak mendapatkan tempat duduk. Ia harus berdesakan lagi dengan beberapa orang. Lisa dan Karina tampak biasa saja, mereka menikmati perjalanan seraya mendengarkan musik di headset.
"Eh, apa.." sentak Melodi kala mendapati seseorang memeluk pinggangnya. Ia menoleh dan hampir memukul pemuda tersebut.
"Kak Dio, kok ada disini?"
"Hm... kenapa gak bilang aku kalau Papa gak bisa jemput? Kan aku bisa anter kalian"
"Maaf, aku gak mau ngerepotin Kak Dio terus"
"Dasar cewek aneh, udah tau kamu gak nyaman bersentuhan dengan orang lain, masih aja dipaksain"
Melodi terdiam, ia tak memiliki jawaban atas itu. Dio berdiri tepat di belakang Melodi, dan tangannya melingkar ditubuh sang kekasih. Guna untuk mencegah bergesekan dengan orang lain.
Bis kembali berhenti di halte, kembali beberapa orang naik dan turun. Kali ini dengan sigap Dio mengamankan kursi untuk kekasihnya. Hal itu membuat Lisa dan Karina menjadi iri, mereka juga terkejut melihat Dio ada disini bersama dengan mereka.
"Kak Dio pasti juga capek"
"Iya, makanya lain kali bilang aku ya kalau Papa gak bisa jemput. Ngerti?"
"Maaf, aku sayang Kak Dio"
Dio mencubit gemas pipi Melodi, ia menepuk-nepuk pelan kepala gadisnya. Rupanya Dio adalah pria yang begitu manis, siapapun yang tahu tentang sifat asli Dio, pasti mereka tak akan pernah melepaskan Dio. Mereka akan mati-matian mengejar Dio.
Bis kembali berhenti, ini adalah pemberhentian terakhir sebelum Melodi sampai ditempat lesnya. Dio, Karina dan Lisa juga sudah mendapatkan tempat duduk.
Seorang wanita bersama anak kecil yang menaiki bis, menarik perhatian Melodi. Bagaimana tidak? Wanita itu tengah hamil besar. Tentu saja hal itu membuat Melodi merasa iba dan terketuk hatinya.
"Bu, duduklah disini" ujar Melodi memberikan tempat duduknya.
Bukannya wanita itu yang duduk, tapi malah gadis kecil yang datang bersamanya. Melodi mengalihkan pandangannya kearah Dio. Tanpa kata, pemuda itu bisa mengerti. Ia bangkit dari duduknya dan meminta wanita itu untuk menempati tempat duduknya. Dan ia berjalan menghampiri Melodi, berdiri bersebelahan di dalam bis. Hanya mereka berdua yang tak mendapat tempat duduk.
"Kau tidak lelah berdiri?"
"Ibu itu lebih lelah, dia memiliki dua nyawa yang harus ia jaga"
"Mel, ini salah satu alasan aku menyukaimu. Jangan dengarkan apapun kata orang. Aku menyukaimu, karena itu adalah dirimu sayang"
"Aaahhh, Kak Dio so sweet" seru Melodi cukup kencang.
Karina dan Lisa berdehem bergantian, mereka menutupi wajah mereka karena lagi-lagi tingkah Melodi membuat mereka merasa malu. Bahkan Dio juga menutup wajahnya dengan tangan. Walau sebenarnya ia juga senang karena kekasihnya tak lagi murung.
Akhirnya mereka tiba di pemberhentian mereka, Ketiga wanita itu beserta Dio turun dari dalam bis. Melodi sedikit khawatir memikirkan bagaimana Dio akan pulang, tetapi kekhawatiran nya hilang setelah melihat Daffin yang berdiri di depan tempat les Melodi dengan mobilnya.
"Kak Daffiiinnn" teriak Melodi kegirangan.
Hujan sudah berhenti, langkah ringan Melodi menghampiri Daffin disana. Ia terlihat sangat antusias sekali.
"Hai Mel, seneng banget kayaknya lihat gue"
"Seneng dong, kan Kak Dio pulangnya sama loe kan Kak? Hehehe, maaf ya ngerepotin kalian"
"Makanya, jangan sedih lagi. Kalau loe sedih, Dio gak fokus latihan"
"Hm... Maaf"
"Loe apain cewek gue? Jangan macem-macem deh" sahut Dio berjalan mendekat.
Lisa dan Karina menarik Melodi agar segera masuk kedalam. Mereka akaan terlambat jika Melodi terus saja berada disana.
Setelah ketiga wanita itu masuk kedalam, Dio dan Daffin melajukan mobilnya pergi. Menuju rumah Dio untuk berlatih.
"Ini yang loe takutkan?" Tanya Daffin.
"Hm.. Gue gak mau jadi alasan Melodi bersedih"
"Loe cinta banget ya sama dia, sampai segitunya loe mikirin dia. Dio, buat dia bahagia selagi loe bisa. Jangan terlalu mikirin kedepannya, buat have fun aja"
"Fin, loe tahu kan, ini pertama kalinya gue ngajak cewek pacaran. Gue beneran serius saat gue bilang mau jagain Melodi sampai kapanpun"
Daffin menghela napasnya perlahan, disatu sisi Dio sangat keras kepala akan apa yang dipikirkannya. Disisi lain, Melodi juga gigih untuk mendapatkan Dio tanpa peduli resiko apapun yang akan dihadapinya.
Kalian jadian???
PJ...PJ ....🤭🤣
Fighting!!!!!
👍💪💪🥰🥰
istirahat aj dulu Ampe sembuh total kakinya....
lanjut