Anggap saja Kenzo psikopat yang tidak bisa hidup dengan satu wanita. Tapi setelah mengenal Bulan hidupnya berubah. Dia mulai jatuh cinta, dan kebiasaan buruk itu hilang seketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Kakek
"Bahasanya bisa di perjelas? Aku tidak pandai berbicara dengan bahasa Indonesia yang aneh sepertimu! Apa yang kau maksud tok cer ??"
"Tok cerr itu artinya lu kurang gagah perkasa ! Atau lu tuh payah..hahaha...
Masa maen selama itu gak ada satupun yang nyangkut ?!
Gak usah galau begitu lahh, masih ada waktu! Lu terus gempur pantang mundur, masa iya tuh anak gak 'Uueek Uueekk' nantinya ?!"
Kenzo memutar bola matanya, seakan muak karena tak mngerti dengan istilah-istilah aneh yang digunakan Miss Noni.
"Apa lagi yang kau maksud ?!"
"Maksud gue, 'Uueek Uuekk' itu si Bulan ngidam, alias hamil muda...
Kalo orang hamilkan pasti mual-mual dulu..."
Kenzo mendapat sedikit pencerahan.
"Oohh seperti itu??
Tapi, aku tak punya banyak waktu untuk bersamanya, karena ini malam terakhirku ber...."
Kenzo belum mngatakan semuanya, tiba-tiba HP nya bergetar, ternyata itu panggilan masuk dari Kakek.
"Hello Kenzo, jemput kakek di Air port, sekarang !"
Kenzo awalnya terkejut, mengapa sang kakek tidak seperti biasanya, datang tanpa memberi kabar dahulu.
"Apa kakek akan menginap ??"
"Tentu saja !! kakek merindukan Bulan...! Jangan membuat kakek menunggu !!"
Kenzo girang bukan main, dia merasa Tuhan sangat baik padanya malam ini.
"Miss Noni, aku pamit...
Aku akan membuatkan cucu untukmu.."
Ucap Kenzo bersemangat dan bergegas masuk kedalam mobil.
"Hhh...Kenzo... Kenzo...ada-ada aja tu anak?!"
"Thanks God...thanks kakek
Oya,,aku harus menelpon Mike..!"
'Nuut..nuut..nuut'
Telpon menunggu untuk tersambung.
"Yes Bos?"
"Kau sudah mengantar Bulan ke rumah ??"
"Sudah Bos"
"Bagus.Tolong bilang Acy untuk merapikan rumah dan menyiapkan satu kamar dengan rapih, karena kakek akan menginap"
"Ok Bos!"
'Niit..'
Telepon berakhir.
"Langsung ke Bandara!"
Mobil Kenzo melaju cepat ke Bandara, menjemput sang Kakek yang tak di duga-duga datang menemuinya.
Setelah sampai rumah
"Bulan, kau dimana sayang?? kakek datang..."
Panggil sang kakek berulang-ulang.
"Kakek?? Kakek datang ??"
Aku merapikan wajah dan bajuku yang terlihat kusut.
Aku keluar dari kamar, dan betapa bahagianya kakek yang begitu baik ini telah berdiri dihadapanku.
"Kakek ?! Aku seneng sekali melihat kakek datang, Agnes tidak ikut ya??"
"Tidak, masih banyak hal yang harus dia kerjakan..."
"Eekheem, jangan di depan kamar seperti ini, bagaimana kalau diruang keluarga ??"
Kenzo memberi saran.
Aku dan kakek mengangguk bersamaan dan saling melempar senyum.
Bu Acy datang menghidangkan teh panas dan berbagai makanan.
Kenzo tengah sibuk dengan Ponselnya, namun sang kakek menjambretnya dari tangan Kenzo.
"Kau jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu Kenzo !"
"Hhmm, kakek bagaimana, aku harus membangun bisnisku lebih besar lagi.."
Jawab Kenzo jutek sambil kembali mengambil ponsel dari tangan kakeknya.
"Ck ck ck.. Kau terlalu sibuk membesarkan bisnismu, sampai kau lupa membesarkan perut Istrimu !! Apa Kau tidak tau ? kakek ingin sekali menimang cucu buyut kakek?!"
Kami berdua saling bertatapan, mungkin perasaan yang kami rasakan juga sama, gugup dan salah tingkah.
****
Selalu ditanya pasal memiliki seorang bayi membuat Kenzo tertekan dan gelisah. Bagaimana tidak, dia tengah kebingungan karena selama 8 bulan bersamanya Bulan belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Kata-kata Miss Noni tentang kurang 'Tok Cerr' selalu mengganggu batin dan fikirannya.
Apa lagi kedatangan sang kakek yang ikut membahas tentang kapan Bulan mengandung pun semakin membuatnya frustasi.
"Aaahhh kakek seharusnya jangan menanyakan hal itu padaku! Tanya juga dong Bulan?!!"
Ucap Kenzo sinis namun tanpa menatap Bulan.
"A..Aku ??"
Tanya Bulan kikuk.
"Iya, kau kapan mau memberi kakekku cucu buyut hhah ?! Kau terlihat santai-santai saja mendengar orang lain menanyakan satu hal yang belum kumiliki !!"
"Orang ini bicara apa sihh??!!"
Tanyaku kesal dan heran.
"Kenzo, Kau ini bagaimana, masa kau yang menekan Bulan, sih?? Seharusnya kau berfikir, berapa banyak waktu yang Kau habiskan bersama Istrimu ?? Istrimu tidak bisa hamil dengan sendirinya..!"
Kenzo semakin frustasi mendengar kata-kata sang kakek.
"Apa aku harus terang-terangan soal bagaimana aku menghabiskan malam bersama Bulan?!
Karena kakek sangat cerewet,
Ayo Bulan kita tinggalkan pria tua ini sendiri, Aku ingin membuat buyut untuknya !!!"
Kenzo menarik tanganku, meninggalkan kakek duduk sendiri di ruang keluarga.
"Kenzo, tunggu...kakekmu sendirian.."
Kataku sambil sesekali menoleh kearah kakek.
"Biarkan saja laki-laki tua itu sendiri! Dia terlalu bawel, telingaku tidak cocok untuk orang-orang yang suka marah seperti kakek dan kau Bulan!"
Rupanya Kenzo tidak pernah bercermin, mengatai orang seenak pusarnya seolah-olah dialah pria yang paling baik dimuka bumi ini.
"Apa kau bilang? Kau seharusnya bercermin pada dirimu sendiri? Kau pun tukang marah dan....."
'Ssssttttt!!!'
Kenzo meletakkan telunjuknya di bibirku. Seketika aku pun terdiam. Kenzo memang egois, hanya dia yang ingin di dengarkan semua orang.
"Bulan, duduklah.."
Ucapnya yang kali ini dengan lembut.
Tapi aku tidak mau termakan tipu dayanya, kalau sudah lembut seperti ini Kenzo pasti ada maunya.
Tanpa berkata apa pun aku menuruti kemauannya, aku duduk disebelahnya dengan pandangan menghadap dinding.
"Hey Bulan, aku disebelah sini !"
Ucap Kenzo seraya membalikkan badanku.
"Ihh apaan sih pegang-pegang!"
Bentakku risih.
"Sombong sekali kamu ! Kau lupa bagaimana mulutmu itu mendesis saat ku menyentuhmu tadi ?!"
"Apa? Mendesis? Enak saja, apa dia fikir aku Ular !
Aku tidak mau terpancing dengan provokasinya.
"Kau diam??
Pasti kau tengah membayangkan saat Aku......"
"Tidak ! Aku tidak membayangkan apapun !"
Bentakku memotong kata-kata Kenzo.
"Ssssttt! Jangan keras-keras bicaranya! Apa kata kakekku jika tau kau memarahiku seperti ini, aku ini cucu kesayangannya...kau bisa kena marah kakek !"
Jelas Kenzo setengah berbisik.
"Aku tidak peduli..!!"
Tegasku sekali lagi sambil kembali membelakangi Kenzo.
"Kalau kau berani bicara lagi, akan ku ***** bibirmu yang manis itu!"
Ancaman Kenzo seperti inilah yang mampu membungkam mulutku.
Aku tetap pada posisiku, malas sekali jika harus berhadapan dengan Kenzo yang licik itu ketika berdua saja.
Kenzo membelai rambutku yang terurai, memindahkan seluruh uraian panjang rambutku ke sisi bahu sebelah kiri.
Kenzo mencium leher bagian sebelah kananku dari belakang, lalu mendekapku dengan erat.
"Kenzo! Lepaskan !"
Gertakku setengah berbisik.
"Aku ingin memohon padamu, agar tinggal lebih lama disini, sampai kakek pulang...
Aku tidak tau, apa yang harus ku katakan jika besok kau pergi dari sini..."
Ucap Kenzo memelas sambil menyandarkan dagunya di bahuku, dan sesekali mencium mesra bahuku membuat bulu romaku berdiri.
Hhhh...Kenzo, aku tidak mengerti akan dirimu?!Dengan mudah kau meluluhkan dan menghancurkan hatiku. Aku jadi sulit mana perasaan dalam hati ini yang harus ku ikuti.
"Mmm...Aku..
Aku...?"
Helaan nafas Kenzo sangat terasa di leherku.
"Mulai besok kau bukan milikku lagi, dan mulai besok kau tidak harus bercinta ataupun melayaniku seperti biasa...
Aku hanya mohon kau disini sampai kakek pulang...
Jadilah cucu kakek, bukan pemuas nafsu atau Istri pura-puraku...
Aku tidak mau kakek bersedih ..!"
Aku berfikir sesaat. Aku sudah menganggap kakek seperti kakekku sendiri, aku pun tidak akan tega melihatnya kecewa dengan apa yang terjadi padaku dan cucunya yang sedikit kurang waras ini.
Aku pun mengambil keputusan.
"Baiklah, karena aku orang yang baik, ku kabulkan permohonanmu, dengan syarat....?"
"Apa pun syaratnya akan ku penuhi, tenang saja !!"
Kenzo begitu yakin dan menanggapinya dengan serius.
"Ok, karena besok aku bukan milikmu lagi, kau tidak boleh menyentuhku sedikit pun,"
"Termasuk merebah di bahumu?"
Tanya Kenzo dengan rasa khawatir.
"Betul sekali !"
Jawabku sambil menyingkirkan wajahnya dari bahuku.
"Kalau memelukmu seperti ini?!"
"Tidak boleh !!"
Tegasku sambil melepaskan tangannya yang melingkari tubuhku.
Kenzo lalu membaringkan tubuhku ke atas kasur dengan sengaja, dan diapun ikut berbaring disampingku.
"Setidaknya aku masih bisa tidur disampingmu kan??!"
Aku lalu bangkit dan kembali duduk.
"Itu pun tidak boleh !!"
Anjelo terlihat kesal.
"Hmmm...cium bibir ?!"
"Tidak !"
"Cium pipi ??!"
Aku menggelengkan kepalaku.
Kenzo lalu mengarahkan pandangannya yang licik itu kearah gunung kembar, aku dengan sigap menutup matanya dengan tanganku.
"Jangan coba-coba yaa!!"
Tegasku dengan nada kesal.
"Aku tidak menyentuhnya Bulan, melihat saja pun tidak boleh ???!"
"He'emh.."
Jawabku singkat.
Kenzo terdiam, mungkin dia sedang memikirkan apa lagi kiranya yang mau dia katakan.
"Itu berlaku besok kan??
Berarti...untuk saat ini...kau masih milikku ! Iya kan ???"
'Glekkk'
Aku menelan salvina dengan susah payah, rasa gugupku, terlebih Kenzo menatapku dengan buas.
"Kalau saat ini aku buka baju dihadapanmu, boleh tidak ?!"
Aku mengangguk dengan rasa canggung. Kenzo pun lalu membuka bajunya. Tiba-tiba ia menyergapku seperti Singa yang menerkam mangsanya.
"Kalau saat ini aku berada di atasmu, boleh tidak ??"
Pertanyaannya sungguh menjebak ku, Kenzo memang benar-benar cerdas untuk sikap liciknya.
Aku mengangguk sambil memalingkan wajahku.
Tapi Kenzo langsung me*** bibirku dengan sigap.
Mataku melotot.
"Matamu sudah besar, jadi jangan melotot seperti itu! Kenapa?? Ini kan belum besok?!"
Hhhh, menyebalkan. Aku pasrah akan kecerdikan Kenzo mempermainkan aku.
"AC sudah ON...
Pistol milikku juga sudah ON...
Jangan cemberut begitu, besok aku tidak bisa melakukan ini padamu"
"Terserah kau saja..."
Kenzo menunjukkan senyum liciknya, diapun menyatakan perang bersamaku malam ini.
Tapi, aku tidak yakin, apa benar ini yang terakhir ???