NovelToon NovelToon
Gairah Tabu Tuan Sergio

Gairah Tabu Tuan Sergio

Status: sedang berlangsung
Genre:Patahhati / Cinta Terlarang / Obsesi / CEO / Dark Romance / Mantan / Selingkuh
Popularitas:20.2k
Nilai: 5
Nama Author: RYN♉

KONTEN INI AREA DEWASA‼️

Lima tahun cinta Shannara dan Sergio hancur karena penolakan lamaran dan kesalah pahaman fatal. Bertahun-tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali di atas kapal pesiar. Sebuah insiden tak terduga memaksa mereka berhubungan kembali. Masalahnya, Sergio kini sudah beristri, namun hatinya masih mencintai Shannara. Pertemuan di tengah laut lepas ini menguji batas janji pernikahan, cinta lama, dan dilema antara masa lalu dan kenyataan pahit.
Kisah tentang kesempatan kedua, cinta terlarang, dan perjuangan melawan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RYN♉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GTTS chapter 27

Setelah urusan di kantor polisi selesai, malam sudah hampir berganti hari. Lampu-lampu jalan tampak berpendar samar di balik kaca mobil. Shannara duduk di kursi penumpang dengan kepala bersandar ke jendela, matanya kosong menatap keluar. Dilan menyetir dengan tenang, tapi dalam diam ia terus melirik perempuan di sampingnya.

Ia bisa melihat betapa lelahnya Shannara. Wajah pucat, mata sembab, dan bibir yang sesekali bergetar menahan napas berat.

“Aku benar-benar… tidak tahu harus bilang apa, Lan,” ujar Shannara, memecah kesunyian, suaranya terdengar sangat lelah dan rapuh. “Kamu sudah repot banget. Dari mengantarkan makanan, panik ke rumah sakit, menemani aku ke kantor polisi. Maaf ya. Aku tidak tahu harus membalas kebaikanmu dengan apa.”

Dilan menoleh sekilas, senyumnya melengkung tipis, senyum tulus yang selalu menenangkan. “Hei, sudah dibilang tidak usah minta maaf,” Ia menggenggam setir lebih erat. “Aku melakukannya suka rela, Nara. Aku malah senang kalau kamu mau melibatkanku. Rasanya… aku berguna,” Ia menghela napas, nadanya berubah lebih serius. “Jangan sungkan, ya. Kalau ada apa-apa, kamu tahu aku siap kapan pun. Jangan pernah berpikir merepotkanku.”

Shannara merasakan kehangatan yang mendalam menyelimuti hatinya, kehangatan yang jarang ia rasakan dari siapa pun, bahkan dari keluarganya sendiri. “Terima kasih, Lan. Terima kasih banyak,” ucapnya lagi, kali ini dengan mata berkaca-kaca.

“Sudah, sudah,” Dilan terkekeh pelan. “Aku juga merasa tidak melakukan apa-apa, kok. Kasusnya malah langsung ditangani oleh ‘koneksi’ Sergio.”

Nama itu terucap. Ketegangan kembali menyelimuti mobil, jauh lebih tebal daripada kelelahan Shannara. Dilan menoleh ke Shannara, sorot matanya yang teduh kini penuh dengan pertanyaan yang mencekik.

Ia ingin tahu. Ia sangat ingin tahu. Bagaimana bisa Shannara dan Sergio, dua orang yang terpisah oleh waktu, status, dan bahkan pernikahan Sergio, bisa kembali berhubungan seerat ini?

Sergio sudah punya kehidupan, bahkan sudah menikah. Kenapa dia masih sebegitu pedulinya pada Shannara?

Dan Shannara… kenapa dia tidak bercerita? Kenapa tadi dia bahkan berbohong soal Davin, menyebutnya ‘teman’? Apakah Shannara memang ingin menyembunyikan kembalinya hubungan ini dari semua orang?

Dilan mencengkeram setir. Naluri protektifnya berteriak, mengingatkannya pada gosip lama yang pernah ia dengar. Namun, ia melihat wajah Shannara yang sangat lelah, memancarkan kesedihan, bingung, dan kekecewaan yang mendalam. Ia tidak ingin menambah beban di pundak wanita itu. Dilan percaya, Shannara-nya tidak mungkin terlibat dalam hubungan yang salah. Pasti ada alasan yang kuat dan rumit di baliknya. Ia memilih untuk menyimpan semua kecurigaan dan pertanyaan itu.

“Kamu pasti melewatkan makan malam, kan?” Dilan mengalihkan perhatian, nadanya kembali lembut. “Makan, ya? Makanan yang kubawa tadi, ayam goreng mentega kesukaanmu, pasti sudah dingin. Mau kita mampir sebentar cari yang lain?”

Shannara menggeleng. “Oh tidak usah, Lan. Aku makan itu saja.”

Dilan tersenyum lega, meraih tas jinjing berisi bekal dari kursi belakang, dan memberikannya pada Shannara. “Kalau gitu, kamu makan aja dulu di mobil. Sampai rumah sakit biar kamu tidak terlalu lapar.”

...----------------...

 

Mereka tiba di rumah sakit. Setelah mobil Dilan terparkir, Shannara menoleh padanya.

“Lan, sebaiknya kamu pulang. Sudah larut banget,” kata Shannara, dengan rasa tidak enak yang semakin menjadi. “Sekali lagi terima kasih, ya. Kamu benar-benar pahlawanku malam ini.”

Dilan menolak, menggeleng tegas. “Aku temani di sini saja, Nara. Setidaknya sampai subuh.”

“Jangan, Lan. Aku tidak enak. Kamu pasti capek, besok juga harus kerja. Aku tidak mau kamu sakit. Lagian, di dalam sudah ada Ayah tiriku, Om Danu, yang jaga Ibu,” tolak Shannara, memohon dengan matanya.

Dilan menghela napas, akhirnya mengalah. Ia tahu batas di mana ia harus mundur. Ia mengangguk mengerti. “Oke. Aku pamit, ya. Tapi ingat satu hal.” Ia meraih tangan Shannara dan menggenggamnya erat. “Kalau butuh apa-apa, kapan pun itu, jam berapapun, bahkan jam tiga pagi, telepon aku. Aku akan langsung ke sini.”

Shannara merasakan getaran ketulusan di genggamannya. “Iya, Lan. Hati-hati di jalan.”

Shannara turun dari mobil dan menunggu hingga mobil Dilan melaju menjauh. Ia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan sisa tenaganya, dan berjalan menuju ruang rawat.

Di ruangan kelas dua yang hening, Hilda ditemani suaminya, Danu. Begitu Shannara masuk, wajah Hilda langsung berseri-seri, tetapi bukan karena putrinya kembali.

“Shannara! Kamu datang juga!” Tatapannya penuh harapan, dan yang pertama kali keluar dari mulutnya bukanlah pertanyaan tentang kondisinya sendiri. “Bagaimana kasus Aldi? Apa dia bisa bebas? Kenapa kamu tidak pulang sama dia? Kamu tidak urus, ya? Kamu malah senang ya, adikmu dipenjara?!”

Danu, yang terlihat mengantuk di kursi sofa, buru-buru menenangkan istrinya. “Sabar, Yang. Shannara pasti sudah mengurusnya,” Ia mencoba menenangkan, tapi istrinya menepis tangan itu.

Shannara memaksakan senyum lelah. “Semua butuh proses, Bu. Aku sudah cari bantuan. Teman-temanku akan bantu agar Aldi bisa bebas.”

“Siapa yang bantu?” tanya Hilda, menuntut, tatapan matanya tajam. “Apa mereka pakai pengacara? Si dokter hewan itu? Atau si pria yang berpakaian rapi yang bantu mengantar ke rumah sakit? Siapa yang paling punya duit?”

Shannara menjawab dengan singkat, “Mereka berdua yang bantu kita. Salah satunya sudah menunjuk pengacara.”

Ibunya terdiam sejenak, lalu menghela napas dengan nada lega yang aneh. “Ya baguslah. Ada manfaatnya juga kamu dekat sama orang penting kayak mereka. Si dokter itu juga kayaknya dari dulu suka sama kamu. Coba kamu tanggapi sedikit, siapa tahu nasibmu lebih baik.”

Shannara hanya diam. Tidak ada tenaga untuk menjawab.

Ibunya kemudian melihat kotak bekal di tangan Shannara. “Itu dari siapa?”

“Dari Dilan,” jawab Shannara pelan.

Hilda langsung menyahut dengan nada memerintah, “Kebetulan! Suamiku belum makan. Kasih ke Danu sekarang.”

“Ibu,” suara Shannara pelan tapi tegas, “aku juga belum makan. Aku baru mau makan.”

Hilda langsung melotot. “Ya ampun! Dasar anak tidak punya hati! Sama suami Ibu sendiri tidak bisa berbagi, ya? Dia ini sekarang adalah ayahmu, Nara!”

Perasaan lelah dan kecewa yang menumpuk seketika mencapai puncaknya. Tanpa berkata-kata lagi, Shannara menaruh kotak makan itu di meja samping tempat tidur.

“Makanlah,” katanya, suaranya nyaris tanpa emosi, lalu dia berbalik dan melangkah keluar dari ruangan.

Hilda mendesis jijik, bergumam pada suaminya, “Dasar anak manja. Tukang ngambek, tidak tahu terima kasih.” Danu hanya menggelengkan kepala, mengambil kotak makan itu, dan membukanya tanpa banyak berkomentar.

Shannara terus berjalan menyusuri koridor, mencari sudut paling sepi. Ia bersandar di dinding dekat jendela darurat, memejamkan mata erat-erat. Ia menggenggam ponselnya, dan sejenak berpikir. Ia harus menghubungi Davin. Harus tahu detail kasus Aldi, apa yang sudah dilakukan pengacara Sergio.

Namun, yang ia lakukan adalah menekan nomor Dilan. Panggilan itu tidak jadi tersambung. Shannara kembali memejamkan mata.

Saat ini, ia merasa terpecah. Ada Dilan, yang menawarkan cinta tulus dan bahu untuk bersandar, tetapi yang hanya bisa memberikan solusi kecil untuk masalahnya yang besar. Dan ada Sergio, yang telah menghancurkannya sekali, tetapi kini hadir melalui kekuasaan dan koneksi, menawarkan jalan keluar cepat dari mimpi buruk keluarganya.

Shannara menarik napas, air mata akhirnya menetes. Ia tahu, untuk menyelamatkan adiknya, ia mungkin harus kembali menggenggam tangan Sergio, tangan yang memberinya kekuasaan, tetapi juga menjanjikan ikatan yang berbahaya. Ia harus memilih, antara hati yang ingin ia lindungi, atau keluarganya yang terus-menerus menariknya ke dalam lumpur.

Malam itu, di koridor rumah sakit yang dingin, Shannara akhirnya membuka ponselnya dan mengirim pesan singkat pada Davin: Tolong hubungi saya. Saya ingin tahu semua detailnya. Pilihan telah dibuat, sebuah pilihan yang terasa sangat dingin dan berat.

1
hana young
Tetang mantan yg lom moveOn/Wilt/
Lina Nurjanah
ini kapan up nya lagi . udah lama bgt
Z
👍👍👍👍👍
Reza Alfanisia Putri
up dong thor
Hana yu
alurnya keren
Cinta
Ceritanya menarik tentang mantan pacar obsesi ke mantan ceweknya. direkomendasikan buat orang-orang 17+ yakk banyak adegam hmm nya 🤣 so far aku suka banget ceritanya
BACA GUYS GAK BAKAL NYESELLLL
makin d baca makin candu pas awal awal kek bakal boring ternyata pertengahan baru ah i see
semangat author aku 🫶
Moyu
kasian nara masalah dia bertubi tubi
Moyu
stress semua STRESS
Anna Rakhmawaty
emaknya nara ganti nama ya thor,, dr hilda jd amira
Anna Rakhmawaty: oohh okee ga masalah,, semangaatt terus🤗
total 2 replies
Anna Rakhmawaty
menarik penuh intrik
Anna Rakhmawaty
obsesi tanpa ujung
Ali
sergio betulan kecintaan bngett sm shannara🤣 thor pls tetep semangat aku pembaca setiamu 🫰
Moyu
author tersayang jgn patah semangat km bisa liat dari komen komen aq kan aku pembaca setiamu and aku suka bgt kisah sergio dan shannara ini tolong jgn smpe gak up lagi aku nugguin km update tiap hari 😍❤️‍🔥
Moyu
modus anyiing 🤣🤣🤣 anakmu aja belum tentu udah bernyawa banggg
ada aja kelakuan bapak ini gmesss🤭
Ali
cara nulisnya agak berbeda lebih seru begini 😍 semangattt mariee saya mulai jatuh cinta kenovelmu
Ali
chapter ini gila beneran hobby maen diaer 🫠 digempur ampe 3 hari njirrr apa gak sakit 😵‍💫🤔
Ali
kata gua mah tunggu dirumah dah
Ali
harusnya gausah dihalangi biarin baku hantam
Ali
visual cakep TAPI ngeselin
Ali
elu kesel krn adek tirilu capek? jangan jangan lu punya nafsu hem ke adek lu sendiri tp sesuai judul sih gairah TABU 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!