NovelToon NovelToon
Basmara

Basmara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:175
Nilai: 5
Nama Author: keisar

Basmara, dalam bahasa sansekerta yang berarti cinta dan tertarik. Seperti Irma Nurairini di mata Gervasius Andara Germanota, sebagai siswa anak kelas 11 yang terkenal Playboy menjadi sebuah keajaiban dimana ia bisa tertarik dan penuh kecintaan.

Namun apalah daya, untuk pertama kalinya Andra kalah dalam mendapatkan hati seseorang, Irma sudah ada kekasih, Andrew, seorang ketua OSIS yang terkenal sempurna, pintar, kaya, dan berbakat dalam non akademi.

Saat terpuruk, Andra mendapat fakta, bahwa Irma menjalani hubungan itu tanpa kemauannya sendiri. Andra bangkit dan memerjuangkan Irma agar sang kakak kelas dapat bahagia kembali.

Apakah Andra berhasil memerjuangkan Irma atau malah perjuangan ini sia-sia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keisar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26: Meledak

Menurut ramalan BMKG, pagi ini seharusnya cerah, namun yang terjadi sebaliknya, hujan turun deras, sangat deras. Andra menatap rintik hujan yang jatuh dari dalam mobil, hatinya yang sedang bimbang, didukung oleh cuaca hari ini.

"Kenapa Dra?" tanya Alvaro dari kursi pengendara.

Andra yang sedari tadi menyandarkan kepalanya pada pintu mobil diangkat pelan. "Nggak kenapa-napa, speechless aja, padahal hari ini jadwalnya kelas aku petugas upacara."

Alvaro terkekeh. "Gua salah satu orang yang nge rawat lu dari kecil, gua tau sifat lu, lu seneng jadi petugas upacara itu kayak berharap hitler bangun lagi, gak mungkin!"

Alvaro menengok ke belakang, tempat duduk Andra sebelum akhirnya kembali fokus menyetir. "Cerita sama mas, jangan ditutupin."

Andra menghela napas, menatap celana abu-abunya dengan tatapan kosong, menata kata-kata. "I was really worried, bingung mau bales dendam ke Alex, atau biarin aja."

Alvaro tampak tenang. "Pantes," ia tersenyum. "Denger Dra, gak ada dendam yang baik, kecuali kamu manfaatkan dendam itu untuk melampaui Alex."

"Dendam aku bukan yang mas maksud," ungkap Andra.

Mendengar itu, Alvaro terkekeh. "Kamu ini Dra, walaupun kamu bukan anaknya Fahri, tapi sikap kamu sama banget kayak dia."

"Kalau dendam kamu kayak gitu, mas akan bantu kamu sebisa mas, tapi..." Alvaro menggantungkan ucapannya, tanpa sadar tangannya mengepal sangat kuat pada setir. "Kamu harus tau, kapan harus berhenti, karena hal itu yang gak dipikirin Fahri sebelum meninggal."

Alvaro menengok sejenak, sebuah senyuman muncul. Namun, ketika pandangannya kembali ke setir, senyumannya memudar, tangan bergetar, sangat hebat, tatapannya... berbeda dari biasanya.

Andra terdiam sejenak, kemudian sebuah senyuman... dipaksakan tercetak di wajah tampannya. "Okay, aku bakal tanam itu didalam otak," ia menunjuk kepalanya.

...........

Bingung, itulah yang Andra pikirkan saat ini, ketika melihat Irma menjauhinya, ralat. Gadis dengan sweater abu-abu itu akan langsung menjauh, ketika melihat Andra dan sahabat-sahabat Andra.

Di jam istirahat, hujan masih turun dengan deras, Andra dan lain-lain sedang menikmati makanannya dikantin. "Ini feeling gua doang, atau si Irma jauhin kita?" celetuk Indra memecah keheningan yang sempat terjadi diantara mereka.

"Loh?" Farel tampak kaget. "Gua pikir, gua doang yang ngerasa kayak gitu, lu juga Dra?" tanyanya yang dijawab anggukkan oleh Andra.

Bagas mengambil ponsel Andra yang ia taruh di atas meja kantin, ia seperti melakukan sesuatu. "Lu diblok," Bagas menunjukkan chat ke Irma, dimana bubble chat yang ia kirim bercentang satu.

"Kuota gua abis kali," ucap Andra, berusaha positive thinking.

Mata Bagas berputar malas, ia melakukan sesuatu dan menunjukkannya, ia mengirim pesan pada kontak Bagas sendiri, dan alhasil? Bercentang dua.

Farel menganggukkan kepalanya setuju. "Kira-kira kenapa Andra di blok ya? Btw, tumben si Irma pake sweater."

"Mungkin si Irma merasa dingin?" ungkap Debrong.

Farel menepuk jidat. "Brong, selama 365 hari lu sekolah, lu pernah nggak, liat Irma pake sweater pas hujan? Waktu itu suhu 20 derajat aja dia keliatan biasa aja, apalagi sekarang."

"Dia dipukulin Andrew terus diancem ngejauh kali," celetuk Mora yang membuatnya ditatap oleh sahabat-sahabatnya.

"Udah-udah," Indra akhirnya berbicara lagi. "Ntar kita tanya temen-temennya Irma aja," ujarnya membuat yang lain mengangguk setuju.

"Gas!"

Andra dan sahabat-sahabatnya menengok ke sumber suara. "Lah! Panjang umur!" kaget mereka secara berbarengan, bagaimana tidak? Lea, Leona, dan Eca berjalan beriringan kearah mereka.

Tanpa babibu tiga gadis dengan seragam lengan panjang itu langsung duduk dikursi panjang, Andra dan sahabat-sahabatnya memasang wajah bingung. "Kenapa lu pada? Kesel banget keliatannya," ujar Farel.

"Lu apa-apain Irma?" tanya Leona pada Andra, membuat yang lain semakin bingung.

"Maksud lu? Gua dari kamis liburan ke villa bareng mereka," Andra menunjuk sahabatnya.

Kini Lea, Leona, dan Eca yang bingung. "Loh? Terus kenapa Irma ngejauh dari kita?"

"Lah! Lu juga di jauhin sama Irma," kaget Andra.

"Ini perasaan gua doang, atau si Irma keliatan ketakutan gitu ya?" celetuk Mora, semua menatap kearah yang dituju Mora.

Andrew dan Irma, dua insan itu duduk berdekatan, mungkin jarak diantara mereka hanya beberapa centi. Walaupun meja Andrew dan Andra dkk berjarak dua meja, mereka dapat melihat tatapan Irma yang ketakutan.

Dada Andra terasa panas, matanya menajam, gelas plastik yang berada dalam genggamannya hancur, ia hendak beranjak dari tempatnya, tapi ditahan oleh Bagas. "Tahan emosi lu, kita tunggu Irma sendiri, tanyain ke dia dulu," bisik Bagas.

Tatapan Andra yang tajam masih tertuju pada Andrew dan Irma, Irma tampak ketakutan, namun sebaliknya, Andrew yang tetap tersenyum dan bersikap biasa-biasa saja.

"Sabar Gas, Dra, atur napas kalian," ucap Indra menenangi, ia melirik Bagas, saudara tirinya itu juga tampak kesal.

Tak lama, Irma berjalan meninggalkan area kantin sendiri. "Irma pergi tuh," ucap Farel. "Leona, Andra, ikutin dari jauh, jangan sampe Andrew tau."

...........

Irma, gadis itu baru saja keluar bilik toilet, dengan langkah pelan ia berjalan ke wastafel, mencuci tangannya. Wajahnya tampak tak berjiwa, pucat, tatapannya kosong, bibirnya tampak sedikit membengkak.

Helaan napas keluar dari mulutnya, ia berjalan keluar toilet siswi. Kaget, itulah yang rasakan ketika melihat Andra dan Leona, berdiri tepat disamping pintu toilet, tampak sedang menunggunya. "Andra... Leona, kalian nga—"

Ucapan Irma terpotong, Andra tiba-tib menggenggam tangan Irma dan mengangkatnya keatas, membuat lengan sweater molorot. Andra dan Leona melotot, lengan Irma yang kurus itu dihiasi lebam-lebam, biru keunguan.

Urat-urat terlihat jelas dileher Andra. "Siapa yang bikin tangan kakak kayak gini?"

Irma tampak ragu, ia tak berani menatap Andra yang emosi. "An... Andrew."

Mendengar itu Andra melepaskan tangan Irma. "Bangsat," Andra berlari menuju kantin.

"Dra! Andra!" panggil Leona, tapi Andra tidak peduli dan tetap berlari semakin kencang, terpaksa Leona dan Irma mengejarnya.

.........

Ketika sampai di kantin, pandangan Andra langsung bergerak mencari tempat duduk Andrew tadi. Ketemu, Andra langsung berlari menghampirinya, ia kini berada dibelakang Andrew yang tetap makan tanpa dosa.

Brak!

Andra mencekik leher Andrew dan menghantamnya keatas meja, belum Andrew sempat bereaksi, Andra menendangnya hingga terjatuh dari kursi. Andra duduk di perut Andrew dan menarik kerahnya. "Eh anjing, gua tau lu tergila-gila sama kak Irma, tapi jangan lewatin batas, bangsat!"

"Jangan berisik!" Andrew melayangkan pukulannya, membuat Andra melepaskan cengkeramannya dan terjatuh.

Andrew bangun, sebuah senyuman tercetak melihat Andra yang tampak pusing, Andrew melayangkan uppercut, membuat Andra terpental beberapa meter.

"Anjing!" belum sempat Andra membalas, seseorang tiba-tiba menahannya dari belakang.

"Andra, sadar!" ternyata Bagas yang menahannya, Andra melihat sekeliling, para siswa telah mengerubunginya.

Andra menggertakan giginya ketika melihat Andrew tersenyum mengejek, mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Amarah dan penuh dendam terpancar kan dari mata Andra.

To be continue

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!