"Putus kan pacar Lo!!"
Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.
Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.
"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."
"Gue makan Lo!"
Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Masuk
"Re lihat ke sana!!"
Sudah pulang sekolah yang pastinya Renata bukan menunggu Revano yang katanya tadi mau menjemputnya tetapi memang Renata bersama dengan Nana berada di sebuah warung bakso yang ada di samping sekolahan.
Sengaja memang Renata mengajak Nana untuk meninggalkan kelas, cepat cepat keluar dari kelas karena Renata tidak mau jika sampai Radit menghampirinya. Jujur saja Renata masih kesel masih jengkel masih marah dengan laki-laki itu.
Tetapi Renata juga tidak mau untuk memperpanjang masalah padahal ia jengkel banget namun rasa-rasanya untuk marah-marah lagi itu hanya buang-buang waktu buang-buang tenaga dan juga pikiran lebih baik sedikit menghindar.
"Ckk... sudah dibilangin nggak usah jemput, ngeyel!!"
Kesel Renata yang mana ia melihat di mana suaminya celingak celinguk mencari dirinya padahal tadi jelas-jelas ketika Revano mengirimkan pesan Renata sudah membalasnya dan berpesan kalau tidak usah menjemput nya karena dirinya nanti akan jalan-jalan ke mall.
"Mendingan lo temuin deh daripada nanti malah membuat heboh satu sekolahan, tahu sendiri kan kayaknya Radit dengan gengnya Revano itu sering adu balapan takut takut malah mereka mengira kalau geng nya Revano mau nyerang sekolahan kita."
"Gila apa gue temuin dia, maka satu sekolahan akan heboh!!"
Tidak mau membuat huru-hara lagi Renata yang melihat Revano sedari tadi mondar-mandir di sekitaran sekolah langsung saja mengambil ponselnya yang pastinya menelpon suaminya itu.
"Lo mau digebukin anak satu sekolahan?"
Ujar Renata ketika panggilan itu sudah diangkat oleh Revano, tanpa basa-basi Renata langsung saja membuka suaranya dengan nada yang tinggi.
"Lo di mana? jangan bilang lo sudah pulang sama si brengsek itu... lo nggak punya perasaan apa? lo bodoh!! Kenapa juga masih berhubungan sama laki-laki tukang selingkuh!!"
Ingin sekali Renata langsung menutup sambungan teleponnya bisa-bisa nya ia yang menelpon ingin mengabarkan di mana keberadaannya tiba-tiba malahan Revano mengata-ngatai nya seperti itu mengatakan kalau dirinya bodoh pula walaupun memang kenyataan seperti itu diselingkuhi oleh Radit dan entah itu berapa lama yang nyatanya Renata baru tahu kemarin.
"Sialan lo!! kalau lo sayang nyawa lo masuk ke warung bakso atau enggak pergi dari sana,! gue nggak mau jika terjadi kerusuhan apalagi itu gara-gara gue!!"
Tut
"Brengsek tuh anak!! bisa-bisanya gue dibilang bodoh dan seenak udelanya aja dikira gue sama Radit.."
Lagi lagi Renata kesel kenapa sih bibir Revano itu tidak bisa difilter sama sekali, bisa nggak sehari saja tidak ngata-ngatain dirinya bisa nggak sehari saja bersikap lembut romantis dan menyenangkan? oh tentu saja itu bukan Revano. Revano bukan tipe laki-laki yang bisa bersikap romantis, ini saja Revano lagi menyesuaikan diri karena mempunyai istri mempunyai tanggung jawab yang besar di pundaknya ya walaupun begitu tetap saja bibirnya masih tetap bersikap pedas, maklumlah karena Revano tidak pernah dekat dengan perempuan apalagi jatuh cinta.
"Ya nggak salah dia dong kalau ngatain lo bodoh, memang kenyataan seperti itu. Lo aja di selingkuhin nggak tahu. Gue jadi sanksi itu si Radit sama si mantannya hubungannya sudah lama."
Ya meskipun ucapan Nana itu sedikit menyakitkan tetapi tak apalah supaya mata Renata itu benar-benar bisa melek supaya hatinya benar-benar terbuka, ngapain juga masih mempertahankan si Radit walaupun Nana juga tahu apa alasan Renata masih mempertahankan Radit. Bukannya apa-apa tetapi memang Renata hanya ingin mencari waktu yang pas, ingin memergoki benar-benar memergoki Radit ketika lagi bersama dengan mantannya.
"Lo juga kenapa ikut-ikutan sama si Revano..."
"Hahaha kenapa? Lo cemburu? santai aja Re... Revano itu bukan tipe gue kok meskipun dia ganteng malah ganteng abis, kaya sudah pasti, macho apa lagi. Siapa sih yang nggak tertarik sama Revano walaupun wajahnya menyeramkan walaupun nggak ada yang selama ini perempuan berani dekat-dekat dengan Revano, mereka hanya sekedar mengagumi saja tanpa bisa mendekati apalagi menyentuh suami lo itu."
"Ckk ... rupanya lo udah kenal banget sama dia!!"
"Bukannya kenal-kenal banget, lo lupa sepupu gue kan satu sekolahan sama Revano jadi ya ketika dia ngumpul-ngumpul sama teman-temannya gue denger lah..."
Srekk
"Eh..."
Lagi asik-asiknya makan, Renata mau menyendokkan bakso itu di mulutnya tetapi tiba-tiba dengan cepat satu gelinding bakso yang masih di sendok itu berpindah langsung masuk ke dalam mulut Revano.
"Pesan sendiri!!"
"Ogah!! mau makan punya Lo aja!!"
Ujar Revano dengan seenaknya, tiba-tiba ketika melihat Renata dan temannya itu duduk di pojokan langsung saja Revano menghampiri lalu mengambil alih bakso yang saat ini masih banyak, yang ada di depan Renata.
"Lo belum miskin kan masih bisa beli bakso?"
"Gue beli lo aja bisa apalagi cuma beli warung ini!!"
Glekk
Kembali lagi Revano berbuat ulah yang membuat Renata langsung terdiam, apa-apaan kalau sudah menyangkut jual beli seperti ini tentunya mendingan Renata lebih baik diam daripada harus meladeni sosok suami yang mulutnya lebih dari mulut perempuan.
"Kirain lo pergi sama si brengsek!! gimana? lo sudah putusin dia?"
Warung ini memang warung bakso yang letaknya di samping sekolahan bukannya tidak ramai tetapi memang Renata dan Nana memilih makan di pojokan yang jarang sekali orang lihat dan tentunya tidak akan terlihat dari depan.
Otomatis Radit juga tidak tahu sekarang dirinya ada di sini, apalagi ada Revano.
"Gue nggak mau tahu, lo putusin dia atau nanti malam gue ambil hak gue sebagai suami lo!!"
Glekk
Renata menelan ludahnya kasar bisa-bisanya Revano berbisik seperti itu padahal ia tidak tahu saja bagaimana dan rencana apa yang ada di pikiran Renata saat ini.
Biarlah Revano mengira dirinya goblok, bodoh dan masih ingin mempertahankan hubungannya dengan Radit tetapi kenyataannya bukan itu. Renata mau melihat dulu seberapa gilanya Radit membohonginya seberapa gilanya Radit menduakannya dan bercinta dengan perempuan lain.
Dan dengan tak tahu malunya Revano langsung saja pergi meninggalkan Renata tanpa basa-basi terlebih dahulu, laki-laki itu keluar saja dari warung bakso.
Sifat Revano yang seperti itu bagi Renata lebih menyebalkan daripada apapun juga, entahlah takdir macam apa yang membuat Renata harus menikah dengan laki-laki brengsek seperti Revano.
"Gila auranya... sepertinya dia memang mau ngawinin lo deh, lo nggak lihat tadi tuh bisikan nya bener-bener nggak main-main, gue aja yang di samping lo merinding.."
Meskipun tadi berbisik tetapi Nana juga bisa mendengarnya dan Nana bisa menyimpulkan jika seseorang Revano itu bukanlah laki-laki yang suka bercanda apalagi mengenai hal seserius ini.
"Gue tidur di rumah lo!!"
"What? nggak bisa! nanti bisa-bisa rumah gue dibakar sama Revano, lo gila apa? lo nggak tahu sekejam apa suami lo!!"
"Bodo amat! Awas aja kalau dia berani bakar rumah lo, maka gue juga berani minta cerai dari dia!!"
Dasar laki sama bini sama sama egoisnya sama-sama nggak mau mengalahnya, heran deh gue. Kenapa juga Renata nggak mencoba membuka hati untuk Revano, kurangnya Revano apa? memang sih Revano itu lebih brengsek dari Radit tetapi kan cuma perilakunya aja, ya walaupun juga sifatnya nggak seperti itu enggak suka berselingkuh apalagi main masuk.