Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Menyelesaikan yang sudah di perjuangkan,Yudha bahkan tak mengira jika akan seperti ini. Yesha mengijinkan untuk menyentuh nya lagi dan tidak hanya satu kali,ia mengulangi nya lagi setelah beristirahat sebentar.
Tangisan Nindya membuat dirinya terbangun,Yudha yang hanya memakai boxer pun menyibak kan selimut mendekati putri kecil nya. Meraih lalu menggendong nya,ternyata selain sudah pagi popok nya juga terasa berat dan sudah menampung pipis sangat banyak, Yudha mengganti tanpa membangunkan Yesha,ia tahu istrinya lelah. Setelah selesai ia membawa bayi kecil nya ke balkon dan duduk di sana,menghirup udara pagi yang sangat segar,satu bulan lebih ia lewati sebagai seorang suami dan seorang Ayah membuat dia belajar banyak hal,memperjuangkan keluarga kecil nya yang ia sendiri tidak tahu hanya sampai disini Yesha bisa di bujuk atau akan selamanya. Yudha paham dan tahu persis dengan karakter istrinya.
Suara panggilan telepon dari kamar hotel terdengar,ia kembali masuk ke kamar dan menutup balkon.
"Hallo?"
...
"Tidak,kami sarapan di kamar".
...
"Ya."
Bersamaan gagang telepon yang diletakan,Yesha meregangkan tangan nya. Wanita itu langsung tahu jika bayi nya di sebelah nya persis. Tangan nya mengumpulkan selimut untuk menutupi tubuhnya,bukan Yesha yang tak memakai apapun,ia memakai baju tidur yang entah darimana dapat nya,karena tadi malam Yudha yang memakai kan nya tanpa dalaman.
"Morning Mommy...". Ucap Yudha seolah menirukan Nindya,dan jawaban Yesha di luar dugaan,ia berdecak,menghela nafas seakan ada kekesalan di dirinya.
Beberapa saat lalu Yudha bahkan memikirkan ini,harapan nya antara Yesha luluh dan berubah atau akan sama,dan Yesha ternyata masih sedikit terlihat kesal.
Dia melakukan nya terpaksa,dasar keras kepala!
Ucap Yudha dalam hati,rasanya ingin meronta kesal juga namun yang ada bukan perdamaian namun semakin menjadi tegang di antara mereka.
"Cuci muka dahulu,atau bersihkan dirimu. Sarapan sebentar lagi datang,biar aku yang mengurus Nindya". Ucapan Yudha pada akhirnya.
Dengan hati-hati Yesha menuruni ranjang,selimut masih menutupi tubuhnya. Tanpa wanita itu tahu Yudha menggeleng kecil.
Padahal semalam ke enakan di bawah ku,seluruh nya sudah aku lihat dan aku pegang,masih saja malu. Apa-apaan dia?.
Pintu kamar mandi tertutup,Yesha membersihkan diri dan Yudha mengurus Nindya,tangan nya bahkan terhitung lincah untuk golongan lelaki,ia tak segan menangani bayi yang masih sangat mungil. Membuka baju,memandikan,memakaikan pakaian nya hingga menyisir rambut yang sangat lembut.
Tidak ada bedak baby yang sangat tebal di wajah mungil itu,namun harum semerbak menguar di tubuh mungil nya. Yesha keluar dari kamar mandi dengan handuk tebal menjulang tinggi di kepala nya. Sudah di pastikan ia mandi besar. Tak lama pun sarapan di antar oleh pihak Hotel.
"Kamu tidak bekerja?" tanya Yesha saat baru saja duduk di depan cermin.
"Aku cuti dua hari". Ucap Yudha.
"Hah,jadi kita disini dua hari Yudh?".
"Siapa bilang?... Tapi jika kamu ingin aku akan memperpanjang nya". Ucap Yudha lagi,ia berfikir lain.
Yesha menggeleng "Tidak,aku tidak mau. Aku ingin pulang ke rumah".
"Bukan nya disini enak?".
Mata Yesha menatap tajam Yudha.
"Aku tahu tipuan kamu,kalau disini aku yang tiap hari bekerja!".
Ambigu,tapi Yudha mengerti dengan ucapan Yesha. Padahal kalau benar pun Yudha lah yang bekerja,bukan Yesha. Wanita itu hanya di bawah dan membuka lebar kaki nya. Entahlah,dari pada di lanjutkan dan akan menjadi ribut,Yudha mengusap bahu Yesha lalu masuk ke dalam kamar mandi,membersihkan diri bergantian dengan istrinya.
.
.
.
Sarapan sudah selesai,semua sudah rapih, barang-barang yang tidak seberapa sudah berada di tas. Penasaran Yesha tadi sudah terjawab,baju tidur yang tipis itu sengaja ibu Leta beli untuk Yudha,barang kali membutuhkan. Leta juga memberitahu kan lewat pesan singkat saat dirinya sudah terbang dan kemungkinan Yudha masih berada di jalan kembali ke hotel.
Tadinya Yesha akan meninggalkan baju tidur itu di kamar mandi hotel namun Yudha membungkus nya dan akan ia bawa pulang.
Menunggu Yudha melakukan pembayaran Yesha bermain dan seolah mengobrol dengan anak nya di dalam mobil, ketukan kecil di kaca pun membuat nya menoleh. Bibirnya terbuka tersenyum lebar.
"Loh masih disini?". Tanya Yesha pada pria di depan nya.
"Sore ini niat Om akan ke rumah Oma,tapi bukan kah disana kosong tidak ada orang,lagi pula Om ketemu kamu disini,masa Om sendirian di sana" seru Daffin.
Ternyata dia juga menginap di hotel yang sama dengan Yesha,hanya saja berbeda kelas kamar.
"Suami mu mana,Om pikir kamu belum menikah. Apa ini cucu Om?". Tanya Daffin beruntun.
Yesha pun akhirnya membuka pintu dan turun dari mobil,ia tidak enak bicara dengan paman nya di batasi oleh kaca pintu.
"Hallo Kakek,ini Nindyaswari anak ku Om".
Daffin pun terkekeh ia sudah memiliki cucu,padahal dia sendiri pun sudah memiliki cucu tapi dari anak istrinya suami terdahulu.
"Cucu ponakan ku banyak Yesha,bahkan aku sendiri bekerja untuk orang lain!".
"Itu pilihan Om!" sahut Yesha.
"Sudahlah jangan di bahas,mana suami mu?".
"Sebentar,dia sebentar lagi keluar. Aku juga akan memperkenalkan Om pada nya karena ia cemburu saat kemarin kita bertemu di depan kamar mandi".
Alis Daffin terangkat.
"Bagaimana mungkin anak muda mencemburui lelaki yang bahkan terlihat sudah tua seperti ku?".
Perkataan Daffin tidak salah,umur nya memang sudah sangat matang,tapi dari penampilan siapa sangka jika ia sudah memiliki anak dan cucu.
"Ya.. Om Daffin jika di satukan dengan para ayah muda pasti banyak yang menyebut sugar Daddy".
Lelaki tua itu pun tergelak tertawa terbahak,bertepatan dengan Yudha mendekati mereka.
"Maaf lama sayang". reflek Yudha memeluk pinggang Yesha.
Dari kejauhan Yudha tahu istrinya mengobrol dengan seseorang dan ia paham dengan gestur tubuhnya. Berjalan menyipit memperhatikan depan,ia berkali-kali melihat istri dan paman nya mengobrol dengan asik,bahkan sama-sama tertawa lepas.
Ia sudah memperhitungkan apa yang akan di lakukan jika sudah sangat dekat dengan istrinya.
"Ohh kenal kan ini Om Daffin adik bungsu Ayah dan Om kenalkan ini Yudha suami ku". Ucap Yesha.
Kedua nya berjabat tangan saling tersenyum,benar saja mata Yudha berkilat melihat Daffin saat bertatapan.
Dia benar cemburu dengan ku?.
Ucap Daffin dalam hati. Ia melihat wajah yang tak suka pada Yudha.
"Om Daffin mau main ke rumah Oma,tapi kita belum pulang jadi dia urung,apa kita sekalian pulang saja?". Tanya Yesha,Yudha pun terbata menjawab nya.
"Oh begini,sebelum nya aku minta maaf Om tapi kita akan ke tempat lain."
"Oh ya,kemana?". Tanya Daffin penasaran.
"Beberapa rumah minimalis,aku akan mengunjungi dan mencari nya untuk kami tinggali,pekerjaan ku saat ini cukup jauh dengan rumah yang lama sedangkan aku tidak tega meninggalkan Yesha sendiri bersama Nindya,jadi aku ingin memindahkan mereka ke yang lebih dekat untuk lebih mudah aku jangkau".
Daffin melihat Yesha dan Yudha bergantian,seperti nya ia ingin menyampaikan sesuatu jika hanya sebuah hunian minimalis untuk satu atau dua tahun ke depan.
.
.
.
To be continue
🌺 Jangan lupa di like dan komen ya 😘
🌺 Sebagai pengingat,baca lagi pendahulu mereka 😊.
Ayah Hafidan dan Bunda Paramita.