NovelToon NovelToon
Suamiku Posesif

Suamiku Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.

Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.

Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.

Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^

Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Andrian (Part 1)

Malam yang dingin telah berganti

pagi yang hangat

“ Hemmm.” Aku bergumam saat sesuatu

menusuk-nusuk pipiku. Kecupan lembut di kening mendarat. Aku membuka mata.

Melihat seseorang yang aku sayangi sudah secerah matahari pagi. Tersenyum

dengan senangnya. Suasana hatinya pasti sedang sangat baik. Setelah melewati

malam panjang semalam.

“ Lihat kakak bahkan belum bangun

sampai aku pulang dari masjid.” Muah, muah, sekarang ciumannya sudah

kemana-mana.

Aaaa, bagaimana bisa dia tidak

kesiangan, setelah apa yang dia lakukan semalaman. Aku memaki diriku sendiri

yang begitu lemah ini.

“ Bangun” dia kembali mencolek-colek wajahku.

“ Ia, hemmm. “ Menguap dulu mengumpulkan energi. “Sayang, hari ini gak bawa bekal ya.” Ntah kenapa jadi

terdengar seperti rengekan istri yang lagi malas melakukan apapun. Aku bahkan

malas untuk turun dari tempat tidurku.

Ren mencium keningku lagi.

“ Ia, kelelahan ya. Haha.” Dasar!

Malah tertawa tanpa dosa begitu. “ Mandi dan sholat subuh dulu sana, aku yang

masak sarapan.”

Aku mengambil handuk dan masuk

ke kamar  mandi sementara Ren memasak di

dapur. Aku mendengarnya bersenandung. Benar-benar bahagia dia. Setelah sholat

aku membereskan kamar. Karena Ren yang masak aku langsung ganti baju kerja aja.

Memilih baju yang akan kupakai. Pintu terbuka, saat aku belum selesai memakai

baju. Ren tergelak di dekat pintu karena melihatku yang terkejut langsung

menutupi tubuhku.

“ Kakak mau menyembunyikan apa dariku.”

Ren  sudah memeluku dari belakang,

menciumi leher dan pipiku. “ Aku jadi ingin tidur lagi.” Katanya sambil

tertawa.

Kusikut pinggangnya “ Hei, cepat

ganti baju sana.” Sembarangan saja, aku bahkan punya kelas pagi hari ini.

Beberapa saat dia masih memeluku bibirnya belum berhenti beraktivitas. “ Sudah

sana.”

“ Gak mau.”

Tolong ya Tuhan, jangan membuatku

frustasi pagi-pagi begini dengan tingkahnya. Katanya tidak mau merepotkan

lagikan. Katanya imut dan mengemaskankan, sial kalau tingkahnya begini Ren memang

mengemaskan.

“ Sayangku Ren ganti baju ya, nanti

kita terlambat.” Pagi-pagi rayuan level memelas sudah keluar.

“ Sedikit lagi, rayuan kakak belum

terdengar tulus.” Menyeringai, masih memelukku.

Apa! Aku geram sendirikan jadinya.

“ Sayang, i love you.” Muah, muah,

aku mendongakan kepalaku tepat menghadap wajahnya yang tertunduk bersandar

di bahuku. “ Ganti baju ya sayang, lepaskan pelukanmu dulu tapi.”

“Baiklah, karena kakak sangat manis aku jadi tidak bisa menolaknya”

Aku sampai ingin bersujud saking kesal dan gemas mendengar perkataan Ren.

“ Aku tunggu di luar ya.” Ren sudah mengambil kemeja untuk ke kantor.

“ Gak mau.”

“ Apa lagi?” aku mendelik padanya, dia malah tertawa tahu aku sudah kesal.

“ Tunggu sampai aku selesai.”

Gerrrrr, kalau ada efek dramatis

mungkin sekarang api sedang berkobar-kobar di sekelilingku. Tapi walaupun begitu

aku tetap menunggunya. Membantunya mengancingkan kemeja warna biru yang

dipakainya.

***

Kecupan di keningku tiga kali oleh

Ren dan mencium tangan Ren sudah kulakukan, aku tersenyum cerah sebelum aku

keluar dari mobil.

“ Chat aku kalau kakak mau dibelikan sesuatu.” Aku mendekat ke pintu mobil. Mengangguk.

“ Baiklah, dada, hati-hati ya.”

Lambaian tanganku berulang. Ren masih membisu, dia sudah seperti emak-emak yang

mengantar anaknya sekolah di TK. Tidak rela untuk pergi, sementara anaknya

sudah dada melambaikan tangan.

“ I love you.” Aku gak mau  pergi begitu yang kubaca di matanya.

“ I love you juga sayang.” Sudah

sana, banyak sekali dramanya. Setelah aku melambai ketiga kalinya mobilnya baru

bergerak jalan.

Drama perpisahan baru saja selesai.

Setelah mobil Ren melaju, aku

meninggalkan gerbang, menuju ruang guru. Bertemu beberapa anak yang menyapaku

sebelum sampai dikantor.

“ Bu Aya pagi” Hanan dan Jaya

berdiri di teras kantor, apa mereka menungguku.

“ Pagi. Ada apa? Kalian menunggu

siapa?” aku bertanya.

“ Menunggu bu Aya.” Hanan menjawab

cepat sebelum Jaya membuka mulut.

“ Kenapa?”

“ Ini buat ibu.” Hanan menyodorkan

bungkusan plastik di depanku. Aku ragu menerima, namun Hanan mendorongnya

ke tanganku, membuatku mau tidak mau menerima.

“ Apa ini?” aku melihat isinya, roti, coklat dan jus buah. “ Buat apa?”

“ Ucapan terimakasih buat bu Aya?”

“ Hei, lagi ngerjain bu Aya ya?”

bawaannya curiga aja kalau berhubungan dengan Hanan, aku hanya waspada ya. Anak

itukan suka usil.

“ Nggak bu, sumpah. Ini ucapan

terimakasih saya, tulus bu.” Aku belum menjawab mereka sudah lari. “ Diterima

ya bu.” Hanan berteriak dari kejahuan. Bagaimana tidak aku terima kalau kalian

sudah lari begitu. Kubawa kantung makanan itu masuk ke dalam kantor. Karena

jumlahnya banyak aku bagikan kepada guru yang ada di ruangan. Tidak lupa kepada

pak Bahar juga, kusampaikan kalau ini dari Hanan sebagai ucapan terimakasih.

Dia menerima dengan senang. Aku membawa satu botol jus dan coklat ke mejaku

sendiri.

***

Aku mengumpulkan semangat dan

energi untuk memulai kelas pagi. Bell masuk terdengar dari seluruh penjuru

sekolah. Semuan murid sudah berjalan masuk kelas, walaupun terlihat ada yang

masih berlarian terlambat dari gerbang.

Aku dan dua orang guru berjalan

bersamaan menuju kelas kami masing-masing.

“ Bu aya toko es cream yang waktu

itu diposting suami bu Aya saya kesana juga lho, nyicip es creamnya. Enak-enak.”

“ Haha, ia bu, rasanya memang

enak.” Tapi aku gak suka sama pemiliknya. Haha. Maaf ya, bukannya dendam atau

apa, tapi ini karena faktor cemburu. Ternyata postingan itu benar-benar

berdampak positif pada penjualan toko. Tadinya aku sempat berfikir apa tidak

akan rugi dia memberi kami gratisan sebanyak itu.

“ Kapan-kapan kita makan

ramai-ramai kesana yuk.” Lucu juga ya sepertinya. Aku mengiyakan saja. Kami

berpisah menuju kelas masing-masing. Menjalankan tugas kami sebagai seorang

guru.  Pekerjaan ini adalah pekerjaan

yang kupilih. Aku mencintai profesiku. Jadi hari-hari di sekolah aku selalu

merasa bersyukur. Allah sudah memberiku kesempatan aku melakukan apa yang aku

impikan.

Hari ini semua berjalan dengan

tenang. Kelas pagi berjalan dengan baik, aku sudah berada di kantor guru lagi.

Pelajaranku yang kedua itu setelah makan siang. Aku punya banyak waktu untuk

memeriksa PR anak-anak, dan membuat laporan kelas bulanan. Oh ya, hari ini aku

berniat memanggil ketua kelas untuk menanyakan perihal Andrian. Hari kemarin

aku masih melihat banyangannya di depan lab kimia saat aku makan siang bersama

bu Ari dan Bu Maya. Jadi aku benar-benar ingin tahu, sebenarnya ada apa dengan

anak itu.

“ Masuklah, Bagas tidak ada yang

mau dikerjakankan.” Aku menarik kursi agar dia duduk.

“ Nggak bu, kenapa ya.” Bagas anak

yang supel dan cukup akrab dengan para guru, apalagi denganku yang

walikelasnya.

“ Ibu cuma mau tanya-tanya bagaimana kondisi kelas.”

Bagas terlihat berfikir sebentar tentang pertanyaanku.

“ Baik-baik saja bu, tidak ada yang aneh.” Jawaban paling aman yang ia temukan. Okey, masalah beres. Ya gak gitu, akukan mau mencari tahu tentang Andrian.

“ Apa semua anak berbaur satu sama lain.” Akhirnya pertanyaanku aku buat lebih fokus.

“ Ya mereka memang buat grup masing-masing bu” ya, itu memang biasa, anak-anak main dengan yang akrab. “ tapi semua tetep berbaur kok, gak ada yang dikucilkan gitu. Karena ibu tahu

sendiri Hanan, Jaya atau Andrian mereka itu sudah seperti jadi pemersatu

kelas.”

Untung kamu menyebut nama Andrian

nak, jadi kalau aku menanyakannya tidak akan terasa aneh.

“ Bagas akrab sama Andrian?” nada

suaraku terdengar ringan, tidak mengandung unsur penasaran.

“ Lumayan.” Bagas juga menjawab sekenanya saja.

“ Apa kalian makan siang bareng.”

“ Makan siang ya, setahu saya

Andrian membawa bekal makan siang bu, jadi dia tidak pernah makan di kantin.

Kalau sayakan makan di kantin.”

“ Benarkah? Kalau begitu dia makan siang dimana?”

“ Mungkin sama fans-fans dia bu,

diakan populer banget.” Yakin begitukan Bagas menjawab.

“ Haha ia, ya.” Aku tergelak. Tapi

kamu salah nak, dia makan di pojokan di depan lab kimia sendirian. “ Begitu ya,

soalnya ibu pernah lihat dia makan sendirian.”

“ Saya malah gak tahu bu, soalnya

kalau istirahat siang biasanya banyak yang ngerumunin Andrian buat diajak makan

siang. Sekarangkan anak-anak perempuan banyak yang bawa bekal karena ingin makan

bareng Andrian.”

Haaa begitu ya. Tapi kenapa kok Andrian makan sendirian.

“ Ooo, begitu ya. Alhamdulillah kalau semua baik-baik saja. Terimakasih ya, terimakasih atas kerja kerasnya Bagas sebagai ketua kelas. Yang sudah menjaga keadaan kelas sehingga menjadi nyaman dan

baik-baik saja.”

“ Hehe, ia bu, saya gak melakukan apa-apa kok.” Tapi wajahnya memerah karena merasa senang dipuji.

“ Maaf ya sudah mengambil waktu istirahat kamu.”

“ Gak papa bu, saya yang senang .”

“ Eh..” senang, memang aku ngapain

kok kamu bisa sesenang itu. Sudahlah, mungkin itu cuma basa basi Bagas saja.

“ Nggak bu, nggak papa, kalau sudah selesai saya permisi ya bu.”

Aku yang masih mencerna

kata-katanya hanya mengangguk-anggukan kepala saat Bagas pamit keluar.

Bersamaan itu seorang guru masuk,

pak Ali, dia guru olahraga di kelasku juga. Mereka saling bersitatap, Bagas

menunduk sopan dan menyapa.

“ Kenapa bu? Ada masalah sama

anak-anak.” Pak Ali mendekat dan bertanya. Dia tentu tahu kalau Bagas itu ketua

kelas, jadi berfikir aku memanggilnya karena ada masalah.

“ Gak papa pak, cuma bertanya kondisi kelas saja.”

“ Oh ya bu Andrian itukan jago main

basketnya saya suruh masuk club basket dia menolak. Kenapa ya?”

Mana kutahu, kenapa tanya padaku.

“ Padahal dia berbakat lho bu, saya

sudah bujuk dua kali masih saja menolak. Kenapa ya bu?”

Mana kutahu pak, tanya saja sama anaknya.

“ Mungkin dia tidak terlalu tertarik di olahraga pak” aku menjawab dengan jawaban aman, kuharap dia akan

menyudahi kata-katanya.

“ Tapi kalau lagi praktek olahraga

dia semangat banget lho bu, apalagi kalau anak-anak perempuan itu lagi teriak

yel-yel. Saya yang jadi pelatih aja ikut bersemangat. Apalagi dia yang namanya

diteriakin.”

Selamat datang di duniaku, guru

olahraga ini namanya pak Ali. Dia sangat suka bicara, apalagi kalau sudah

berurusan dengan olahraga. Dia orang yang polos, masih single. Saking polosnya

kadang percaya aja sama yang diomongin murud-murid. Tau sendirikan anak zaman

sekarang pinter-pinter, ngeles. Haha, tapi kepolosan seperti pak Ali ini memang

dibutuhkan, agar dunia selalu ceria.

“ Bisa gak bu Aya bantu bujuk Andrian buat masuk club Basket.”

Kenapa harus aku, dengan bocah itu

lagi. Aku memang lagi memikirkannya si, karena dia makan siang sendirian, tapi

ikut campur soal pilihan clubnya rasanya akan semakin memusingkan saja.

“ Hemm, coba bapak ajak bicara dari hati kehati aja dulu.” Aku memberi jalan keluar.

“ Sayakan laki-laki bu.”

Lhah emang kenapa, akukan

menyuruhmu bicara dari hati-kehati. Bukan nyuruh kamu nembak dia.

“ Biasanya kalo bu Aya yang

bilangin selalu ampuh sama anak-anakan.” Gak juga kali. “ Tolong ya bu.” kata pak Ali penuh harap lagi.

“ Eh, tapi saya gak janji ya pak.”

Aku akan coba membantunya, tapi aku tidak bisa menjanjikan apa-apa.

“ Tolong ya bu, saya percaya sama ibu.”

Jangan terlalu percaya padaku pak.

Aaaaaa, tunggu, aku belum menolak secara tegas pak Ali sudah pergi melambaikan

tangan. Mengepalkannya ke udara dan mengatakan semangat dengan agak keras.

Semangat apanya, dasar!

BERSAMBUNG

 

Epilog :

"Hei kita sudah minta maaf sama bu Aya, berarti gak papakan vidionya kita upload. lagian cuma suaranya bu Aya juga, kalau tahu dia marah gak ya." Hanan menunjukan vidio hasil editannya. Judulnya :

" Prankkkk, gak ngerjain PR 3 kali biar dipanggil guru terimut di sekolah"

1
𝖌𝖆𝖉𝖎𝖘
. aaaaaaaa /Facepalm//Facepalm//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Dwi Cahyaningsih
aku mampir ya kak
Tamao Mirai
andrian kan ibunya udh gak ada. ayahnya nikah lagi. dia gak mau ikut orangtuanya. andrian tinggal sama keluarga ibunya. sepertinya andrian mengagumi ayana sebagai sosok ibu.
Tamao Mirai
masih ada stok gak? laki laki begini.. 🤣🤣🤣
Tamao Mirai
haha.. lucunya pasangan ini..
Tamao Mirai
wkwkw... aku mau lah jd adiknya.. supaya dpt uang jajan.. wkwkw..
Tamao Mirai
gemees..
Tamao Mirai
gemes sama ren.. asli pengen nampol.. 🤣
Tamao Mirai
pengen nabok ren.. 🤣🤣🤣
ummi rama
aku sdh menebak nya pasti Bagas salah ngk mkin lah Andrian main pukul aja..
Ida Miswanti
Janji ku pada mu Thor selalu membaca karya mu lebih dari 3x
Aryan Khan
aku gak mau punya suami posesif kaya ren, maunya posesif nya tuan saga 😅
Wahyu Kasep
cerita nya biasa aja 😏 garing banget tidak rame " nya


membaggongkan
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
seneng yahh ren lihat kak Aya cemburu gitu , kalian pasangan unik ihh
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
sumpah renan hidup mu tertata banget sampai masalah baju sedetail itu
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
wkwkwkw maulah kayak Haikal punya kakak ipar macam ren yang paket lengkap gini walaupun bucinnya minta ampun /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
wkwkwkw nah renan ngaku kalo dia ngerepotin, lagian emang sudah siap punya anak gitu/Facepalm/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
ren ya ampun kak Aya ketawa ada tukang roti disitu aja kamu cemburu sampai kayak gitu /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
kasian Bu ayu angannya udah tinggi taunya cuma semangkok mie instan yang disediakan pak Wahyu mana pakai bumbu nya ketinggalan
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
makin bucin sama Ren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!