Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24.PENYESALAN ALUNA
Beberapa minggu kemudian Aluna sudah pulang dari rumah sakit , Ia duduk di kursi roda melihat teras belakang rumah sambil termenung melihat pekarangan rumah itu dimana saat masih sehat ia luangkan waktunya untuk berolah raga bersama suaminya .
Selama di rumah ia tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah .Yang mengerjakan adalah menantunya bernama Ranka . Sejak saat itu pula Aluna sering menyuruh apapun kepada menantunya ,
Ranka sedikit keras dan terkadang membantah perintah Aluna sehingga membuat Aluna marah karena Ranka tidak bisa memenuhi permintaannya tidak seperti Senia yang bisa mengenakan segalanya meskipun masih kecil .
Dalam hati Aluna timbul rasa ingin Senia pulang ke rumah tapi ia teringat dengan perkataannya bahwa ia sudah mengusir Senia dan tidak mengakui sebagai anaknya .
Saat ini Aluna sangat membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa pergi kemana-mana sendirian . Ranka sebagai menantunya tak segan-segan berbuat kasar kepada Aluna ketika Aluna memerintah yang bukan pekerjaannya dan bisa dilakukan Aluna sendiri .
Di masa sulit itu Aluna merasa sangat putus asa , tiba-tiba teringat janji pertemuannya dengan Prambudi , sudah lama ia tidak ada komunikasi dengannya karena Aluna memikirkan kondisinya .
Terlintas dalam benaknya mencoba menghubungi pria kaya tersebut namun nomornya tidak aktif membuatnya frustasi . Aluna semakin marah dan sensitif , rasa sakit hati dalam dirinya tak bisa mengontrol diri .
"Ranka , Ranka ,“ Aluna memanggil menantunya dengan berteriak sangat keras .
Ranka yang sedang berhias di kamar terkejut mendengar teriakan mertuanya segera menyelesaikan kegiatannya dan keluar dari kamar .
“Ada apa Bu , tidak usah teriak kenapa sih ini di rumah bukan hutan ," tanya Ranka berdiri tak jauh dari Aluna .
“Aku ingin makan sup ayam tolong masakin , perutku sangat lapar ," perintahnya kemudian masuk ke dalam kamar .
Ranka mendengus kesal sambil memutar bola matanya . Ia pun mengerjakan perintah mertuanya dengan cekatan tapi hatinya sangat kesal . Selesai membuat sup ia memanggil mertuanya sambil mengetuk pintu kamar .
“Ibu ,supnya sudah matang ," kata Ranka kemudian pergi dan masuk ke dalam kamar merapikan make up-nya dan mengambil tas kecil .
Hari ini Ranka ingin pergi jalan-jalan bersama teman sekaligus tetangganya . Saat melihat meja makan tidak melihat ibunya makan dan supnya masih penuh , ia kembali mengetuk pintu .
Beberapa menit kemudian pintu di buka Aluna keluar tanpa melihatnya pergi ke ruang makan . Hati Ranka merasa tenang karena ibu mertuanya tidak mempertanyakan kemana ia akan pergi .
"Mau kemana kamu ?“ tanya Aluna sambil menyendok sayur ke dalam piring yang sudah di isi nasi .
Baru saja merasa senang Ranka seperti orang ketahuan mencuri .
"Ranka ,ayo kita pergi sudah siang nih takutnya terlambat ," Panggil Zaenab dari luar dengan suara keras .
"Maaf Bu , aku sudah di panggil kak Zaenab . Kami pergi dulu ,“ Ranka berpamitan sambil mencium tangan mertuanya dan berlari kecil menemui Zaenab yang sudah menunggu di depan rumah .
Aluna mengintip dari dalam rumah merasa curiga . Awas saja kalau kamu berbuat yang tidak-tidak di luar sana , kamu akan menyesal ," ancam ya dalam hati .
Ranka pergi bersama Zaenab menonton konser di alun-alun kota . Dengan mengendarai motor mereka menuju tempat tujuan dengan hati senang dan bebas tidak tertekan .
Di rumah Aluna sendirian tanpa seorang teman , ia merasa jenuh memilih keluar dengan memakai kursi roda . Saat sedang di teras ia melihat tetangganya sedang mengadakan acara pernikahan anak mereka , Aluna teringat dirumah dulu ketika menikah dengan Bian .
Airmatanya menetes haru melihat banyaknya tamu undangan dan para tetangganya berlalu lalang melihatnya dengan tatapan kasihan membuatnya merasa risih .
"Aluna , kamu di rumah sama siapa ?" tanya Arumi tetangga sebelah rumahnya lewat akan pergi ke tempat pernikahan . Ia melihat Aluna sekarang lumpuh dan tidak bisa mengenakan apapun , dulu sewaktu sehat sangat sombong dan suka marah-marah kalau di rumah .
“Aku sendirian anak-anak sudah kerja semua ," jawab Aluna berbohong . Ia tahu bagaimana perilaku tetangganya terhadap dirinya dulu sewaktu ia masih sehat .
"Kasihan sekali , kalau ada waktu mainlah ke rumahku biar ada temannya ," sahut Arumi dengan perasaan sedih melihat kondisi Aluna .
Aluna tersenyum getir mendengar Arumi menawarkan bantuan , hatinya menampik semua ketika melihat kakinya yang hanya satu membuatnya minder .
"Aluna kita tetangga dekat tidak usah sungkan kalau mau main , aku mau ke sana dulu ,“ Arumi pamit pergi ke acara kondangan . Aluna mengangguk melihat kepergian Arumi dengan perasaan hampa .
Benar saja sepulang dari acara kondangan Arumi mengajak Aluna ke rumahnya , ia mendorong kursi roda Aluna masuk ke rumahnya .
Aluna merasa tidak berdaya dan pasrah menerima nasibnya sekarang . Dengan rasa kurang nyaman ia tersenyum tipis . Arumi mengambil air minum dan beberapa camilan untuk mereka makan .
“Kenapa di bawa keluar semua makanannya ini banyak sekali , aku merasa tidak enak dengan suami dan anak kamu , “ kata Aluna sungkan .
"Tidak apa-apa daripada tidak di makan mubazir kan !" sahut Arumi dengan ramah .
“Kamu tidak pernah berubah dari dulu , maaf aku selalu membuatmu repot dan maaf dulu aku sering membicarakanmu yang bukan -bukan ,“ Aluna mencurahkan rasa bersalahnya pad Arumi .
“Sudah tidak usah di bahas lagi pula yang lalu biarlah berlalu kita perbaiki dan membuka lembaran baru ," Arumi mencoba menghibur Aluna agar tidak meratapi kesalahannya terus menerus .
"Terimakasih sudah mau memaafkan aku , “ kata Aluna .
"Di makan , ini buatan aku sendiri ya selagi ada waktu luang aja sih sebenarnya ," Arumi mengalihkan topik pembicaraan .
"Benarkah , pantesan rasanya beda lebih gurih dan sangat enak ," Aluna memuji makanan buatan Arumi .
"Kamu bisa saja memuji , ini tuh iseng karena ada beberapa bahan jadi aku kepikiran buat bikin camilan sedikit ngirit gitu ," sahut Arumi dengan senang .
"Kalau punya bakat sih enak ada bahan langsung jadi beda sama aku tidak bisa apa-apa," kata Aluna sambil menundukkan kepala merasa malu .
Arumi melihat Aluna mencoba menghibur agar Aluna tidak sedih terus .
"Aku punya sesuatu buat kamu ," Arumi beranjak Mauk ke dalam mengambil sesuatu lalu memberikan kepada Aluna .
"Arumi , apa maksudnya ?" Aluna melihat beberapa bahan dan benang rajut di berikan padanya .
"Kamu lupa dulu pertama kali kamu datang ke kampung ini memberiku sebuah sarung tangan dari benang rajut dan masih aku simpan kata kamu buatan sendiri jadi aku ingin memberikanmu ini agar kamu bisa mengisi waktu luangmu dengan merajut , apa kamu menyukainya ?" kata Arumi mengingatkan masa pertama kali mereka bertemu .
Aluna menangis haru mengingat waktu dulu lalu melihat Arumi sedang tersenyum padanya . Arumi tidak tahu kenapa Aluna menangis kemudian mendekati dan memeluknya .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣