Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25 Visual
Emily
Aidan
Salsa
Rehan
...┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅...
Aidan menatap kertas putih yang saat ini ada di tangannya. Keningnya mengerut memperhatikan kertas yang saat ini ia pegang. Ada rasa penasaran dan juga rasa yang tak dapat ia ungkapkan.
Tok tok tok...
terdengar suara ketukan di balik pintu, Aidan yang saat ini memegang kertas putih seketika ia kembalikan pada map lalu ia kembali letakkan di atas meja.
"Kak, Berlian sudah siap. Ayo pergi sekarang. " ucap Salsa.
"Iya tunggu sebentar. " ucap Aidan dengan tangan yang meraih jas putih di kursi.
"Kita sarapan di restoran aja dulu, setelah itu baru antar Berlian ke sekolah, lalu baru langsung ke rumah sakit. " ucap Aidan dengan melihat Salsa yang ada di hadapannya.
"Iya kak... " jawab Salsa dengan tersenyum melihat Aidan.
Beberapa menit kemudian...
Terlihat Aidan, Salsa dan juga Berlian yang saat ini menikmati makanan yang ada di hadapannya. Gelak tawa terlihat jelas di wajah Berlian yang saat ini berada di sisi Salsa, Aidan melihat Berlian yang berbeda dari sebelumnya.
"Sayang kamu suka kan.? " tanya Salsa yang saat ini menatap Berlian memberikan udang di piring Berlian.
"Ya suka banget Tante, Tante beda sama Mama yang selalu aja larang ini lah itu lah. " ucap Berlian dengan melihat Salsa.
sedangkan Aidan yang mendengarkan keluhan yang di ungkapkan oleh Berlian hanya menatap sekilas lalu kembali melanjutkan makanan yang ada di hadapannya.
"Habiskan makanan mu segera, setelah itu pergi ke sekolah dan jangan melakukan sesuatu yang membuat Tante Salsa bolak balik ke sana. !" ucap Aidan dengan menatap Berlian.
"Iya Pa. " jawab Berlian dengan singkat lalu kembali menghabiskan makanan yang ada di hadapannya.
sedangkan Salsa yang melihat bagaimana Aidan saat ini nampak penasaran dengan apa yang terjadi saat ini.
"Ada apa.? "tanya Salsa dengan tangan yang saat ini terulur menggenggam tangan Aidan.
"Tidak ada. " jawab Aidan dengan meraih gelas yang ada di atas meja.
Salsa yang mendengarkan jawaban Aidan hanya terdiam lalu menatap Berlian yang saat ini masih menyantap makanan yang ada di piringnya.
"Udah sayang.? " tanya Salsa memperhatikan Berlian.
Berlian yang mendengarkan ucapan Salsa seketika menganggukkan kepalanya. Salsa tersenyum lalu membantu Berlian membersihkan sisa makanan di tangan Berlian.
sedangkan Aidan melihat Berlian sekilas lalu menatap ponselnya yang masih sunyi tanpa ada pesan yang di kirim oleh Emily.
"Ada apa dengan Emily, tidak biasanya dia seperti saat ini. " batin Aidan dengan menatap ponselnya.
"Sudah.? " tanya Aidan dengan melihat Salsa dan juga Berlian.
"Sudah, ayo antar Berlian ke sekolah dulu setelah itu baru ke rumah sakit. " ucap Salsa dengan memperhatikan Aidan.
Aidan menganggukkan kepalanya, mereka bersama-sama berjalan menuju parkiran mobil. Setelah itu mobil yang mereka tumpangi pun berjalan menuju ke sekolah Berlian, tak ada suara di dalam mobil. hanya ada suara mesin mobil yang berbunyi hingga beberapa menit. kemudian mereka telah sampai di sekolahan Berlian.
"Biar aku saja yang turun mengantarkan Berlian masuk ke kelas. kamu tunggu saja di mobil kak. " ucap Salsa dengan menatap Aidan.
"Baiklah, terimakasih Sa. " ucap Aidan dengan melihat Salsa yang ada di hadapannya.
sedangkan Salsa yang mendengarkan ucapan Aidan tersenyum dengan anggukkan kepalanya, lalu ia melihat Berlian.
"Sayang ayo, tante antar ke kelas ya. " ucap Salsa dengan menatap Berlian.
sedangkan Berlian yang mendengarkan ucapan Salsa nampak kegirangan bahagia dengan apa yang ia dengar. Berbeda dengan Berlian kini Aidan menatap kembali ponselnya yang benar-benar sepi tanpa pesan dari Emily.