Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04 - Kekesalan Satria
Keesokan harinya. Satria sudah rapih untuk pergi ke kantornya. Ia melihat kamar Jingga masih tertutup Satria pun melenggang pergi untuk kerumah utama untuk sarapan bersama.
"Satria mana jingga?" tanya Eyang Putri.
"Dia masih tidur, aku tidak tega membangunkannya." balas Satria.
"Mar, nanti kamu antarkan sarapan untuk Jingga ya, mungkin beberapa hari ini aku akan menemani suamiku pergi ke Semarang untuk melihat pabrik Furniturenya, tolong kamu perhatikan Jingga." ucap Eyang Putri.
"Baik Eyang putri." sahutnya.
"Eyang, aku ingin ikut tapi aku sekolah" Sela Dennis.
"Di lain waktu ya." balas Eyang.
"Aku jalan dulu, mungkin aku pulang malam ada urusan." sambung Satria lalu melenggang pergi.
"Raka sama Arya mana?" tanya Eyang Kakung.
"Mereka sudah pergi sedari pagi. Dennis cepat makannya nanti kamu telat." ucap Eyang Putri. Dennis pun mengangguk.
"Aku antar sarapan mbak Jingga dulu Eyang." ucap Maryati lalu pergi menuju kamar Jingga.
Maryati mengetuk kamar Satria. "Mbak..."
Jingga pun membuka pintu kamar disebelah kamar Satria.
"loh, Mbak tidak tidur dikamar Den Satria?"
"Tidak, kamu jangan bilang Eyang Putri, makasih sudah mengantarkan sarapanku." ucap Jingga sambil mengambil sarapannya lalu menutup kembali pintunya.
"Sangat aneh sekali keluarga Wijaya itu, mantunya lebih aneh." gumam Maryati.
Jingga menaruh makanannya diatas nakas lalu ia pun membuka pintu balkonnya. Cahaya matahari pagi masuk kedalam kamarnya. Ia mengambil alas untuk melakukan Yoga sambil mendengarkan musik.
Setelah selesai ________ Ia pun sarapan lalu mandi dan berkutat dengan laptopnya.
***
Dikantor. Satria sedang berkutat dengan laptopnya sekilas terbayang wajah Jingga yang selalu datar. Satria pun menggelengkan kepalanya.
"Ada apa denganku, aku benar-benar tidak fokus." gumamnya.
Tok... Tok... Suara pintu diketuk. "Masuk!"
"Tuan, kami sudah membawa para pengkhianat itu ke markas." ucap Bayu. Bayu adalah orang kepercaya'an Satria.
"Good, nanti aku kesana. Bayu apa ada berita tentang masalah Mommynya Dennis?"
"Belum tuan, lelaki itu kabur, anak buahku sedang mencarinya, sabar ya, ini sangat licik sekali seperti sudah direncanakan."
"Baik lah, kamu boleh pergi."
Bayu pun mengangguk lalu melenggang pergi. "Aku rasa benar apa kata Eyang Putri, kalau aku bilang kepadanya pasti akan menghajarku, jelas saja sulit, lelaki itu disembunyikan oleh mantan istrinya." gumam Bayu.
"Ada apa sebenarnya? sudah berbulan-bulan aku tidak menemukan apa pun, sungguh ini seperti sebuah permainan, terlalu banyak musuh jadi aku sulit untuk menebaknya." gumam Satria dengan bingung.
Sebagai Cucu pertama keluarga Wijaya bukanlah hal yang mudah untuk Satria ia memegang tanggung yang besar. Berbeda halnya dengan Arya yang hanya memegang tanggung jawab perusahaan begitu pun dengan Raka yang memegang tanggung jawab perkebunan teh. Tetapi Satria di keluarga Wijaya adalah seperti benteng dan pertahanan. Satria mempunyai sifat sangat kejam dan arogan semata-mata untuk melindungi keluarganya.
***
Sore hari Satria dan Bayu pergi ke Markasnya untuk melihat orang-orang yang mengkhianatinya.
"Dimana mereka?" tanya Satria.
"Mereka didalam gudang." sahut anak buah Satria.
Satria berjalan sambil mengetatkan rahangnya dan memakai sarung tangannya. "Rupanya kalian berdua yang bermain-main denganku dan mengkorupsi uangku hm."
"Ampun tuan ampun..." ucapnya dengan tangan dan kaki yang terikat.
Tidak banyak bicara Satria pun mengeluarkan pistolnya. Dor... Dor... Satria menembak mati kedua orang tersebut.
"Bereskan!" Perintah Satria sambil membuka sarung tangannya.
Bayu dan anak buah Satria pun hanya menelan ludahnya dengan kasar. Mereka memang sering melihat kekejaman Satria namun tetap saja ngeri.
Satria pulang pada malam hari Ia bertemu dengan Maryati. "Apa mereka sudah makan malam?" tanya Satria.
"Sudah Den, hanya mbak Jingga sedari pagi tidak keluar kamar, tapi tadi saya sudah mengantarkan makan malamnya, apa aden lapar?"
"Tidak." balas Satria lalu melenggang pergi.
Satria berjalan dan hendak masuk ke kamarnya ia menoleh ke arah kamar Jingga yang tertutup rapat. "Apa seasyik itu dikamar?" gumam Satria sambil menggelengkan kepalanya.
Satria membersihkan tubuhnya lalu bersiap untuk istirahat tiba-tiba ponselnya berdering. yang tak lain adalah Viona. "Fuck... Aku sedang tidak mood." gumamnya lalu mematikan ponselnya.
***
Keesokan harinya. hari sabtu Satria tetap bekerja, ia keluar kamar dan menoleh ke arah kamar Jingga Ia berhenti sejenak dan mengetuk kamar Jingga.
Jingga membuka pintunya. Ia habis mandi dengan rambut masih basah. Ia hanya memakai Hot pants dan Tanktop. Satria pun mematung yang melihat Jingga begitu sexy. Terlihat jelas kulit putihnya dan lekuk tubuhnya yang menggoda seakan-akan menjanjikan surga dunia.
"Ada apa?" tanya Jingga dengan jengah yang melihat tatapan Satria berbeda.
"Apa kamu tidak bosan dikamar terus?"
"Kalau mau menanyakan itu lebih baik keluar!" ucap Jingga dengan santai mengusir Satria
"Ck... Aku kesini untuk memberikanmu ini, walau bagaimana pun kamu sudah menjadi menantu Wijaya. Kamu harus tampil cantik biar nama keluarga ini bagus." ucap Satria sambil memberikan Black cart nya.
"Terima kasih." sahutnya dengan singkat sambil menutup pintu kamarnya kembali.
Satria hendak berbicara namun pintunya sudah di tutup. Satria hanya mengetatkan rahangnya ia sangat kesal dengan Jingga yang begitu dingin dan datar.
putus asa nya di nikmatin dulu wkwkwk🤣
ntar kalau sudah waktu nya mb jingga bakalan balik kok mas duda 🤭
mb jingga jangan nangis atuch sini aku cerita in kalau mas duda mu merindukan mu 🤣
kamu jangan pulang dulu yaw tunggu dulu sampai kamu sukses 😍😍😍
akhirnya mas arya dan mb gea selamat yaww😍😍
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭