Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Usai makan malam, mereka pun kembali ke ruang keluarga. Mami Risty begitu menikmati momen ini dimana sang putra dan suaminya dapat meluangkan waktu untuk bersama kembali berkumpul seperti ini.
"Mami seneng banget kita bisa kumpul lagi kaya gini."ujar mami Risty.
Daddy Surya dan Nathan pun tersenyum hangat.
"Nathan janji akan sering main ke rumah kalau daddy sudah tidak pernah membahas masalah perjodohan mi."ucap Nathan sambil melirik daddy nya.
Daddy Surya pun hanya melengos, "daddy tidak akan menjodohkan kamu kalau kamu punya kekasih pilihanmu sendiri Nathan. Daddy hanya ingin kamu bangkit dan tidak terjebak dalam masa lalu kamu."
"Kamu masih muda, kamu gak boleh hanya stak dalam satu gadis yang tidak tahu ada dimana."tambahnya.
"Hmm.." Begitu lah respon Nathan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Akhirnya mereka bangkit dari duduknya dan menuju ke kamar masing - masing untuk istirahat.
"Sudah malam mami mau istirahat dulu." pamit mami Risty.
"Iya mi, Nathan juga akan masuk ke kamar."balas Nathan.
Saat sudah berada di dalam kamar, ia memikirkan pertemuannya tadi dengan Ayunda.
Ia tersenyum tipis, membayangkan wajah Ayunda yang cantik dan manis. Bagaimana tadi mereka berpelukan dan berpandangan meski hanya beberapa detik saja. Ia dapat merasakan detak jantung gadis itu dan dapat merasakan d*da sang gadis yang terasa sangat kenyal dan padat berisi.
Namun beberapa saat ia tersadar. "Kenapa aku jadi bayangin dia, tidak mungkin kan kalau aku tertarik sama gadis itu sedangkan aku belum bisa melupakan Ayu yang masih memenuhi hatinya."
Ia tersadar jika tadi belum sempat meminta nomor telpon gadis itu.
"Dasar bodoh,, kenapa tadi aku gak minta nomor telponnya ya, bagaimana aku akan menghubunginya.",
Nathan pun mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor seseorang yang ternyata adalah zaky.
Nathan menghubungi Zaky malam itu juga karena dia tak ingin membuang - buang waktu.
Zaky yang tengah tertidur pun merasa terganggu karena ponselnya terus menerus berdering.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Zaky pun mengangkat telpon dari sang bos.
"Hallo Nathan? Ngapain sih malem - malem telpon kaya gak ada hari esok aja."omel Zaky.
"Sorry aku butuh bantuan kamu, tolong carikan nomor ayunda. Besok pagi saat masuk kantor aku ingin nomor itu sudah ada."
"Kamu malam - malam begini ganggu tidurku hanya ingin minta carikan nomor telpon gadis itu?"
"Kenapa tadi kamu tidak memintanya sendiri? Bukanya kamu tadi bertemu dan berbicara dengan dia?"Geram Zaky menahan emosi.
"Hmm aku tadi lupa untuk memintanya."
"Kenapa? Apa kamu merasa tidak sanggup menuruti perintahku?"Sindir Nathan.
"Wow wow wow.. Kamu melemahkanku tuan Nathan Januar? Baiklah kita lihat saja, kalau besok pagi aku sudah mendapatkan nomor gadis itu, kamu harus kasih aku bonus 30 juta, bagaimana?"
"Hmm.."
Setelah itu Nathan pun memutuskan sambungan telpon secara sepihak. Dah hal itu pun mampu membuat Zaky semakin geram.
"Dasar bos gak punya akhlak, telpon malam - malam dan main matiin telpon secara sepihak."
***
Keesokkan harinya..
Sesuai rencana ketiga sabahat sedang siap - siap untuk berangkat ke kampus. Mereka pergi dengan memesan taksi online.
Mereka terlihat begitu ceria dan penuh semangat. Ayunda tak dapat menahan senyumnya saat kendaraan mulai mendekati kawasan kampus elite yang ada di jakarta.
Tika yang menyadari itu pun sontak menggoda Ayunda.
"Ciee seneng banget keliatannya yang mau masuk kampus," goda Tika sambil menyenggol lengan Ayunda yang tak pernah lelah untuk tersenyum.
"Hee iya, aku tuh seneng banget akhirnya aku bisa masuk kuliah. Dari dulu aku berharap bisa masuk kuliah, tapi ekonomi tidak memungkinkan untuk orang seperti aku. Dan ini, sekarang.. Aku bisa kuliah jelas aku seneng banget. Aku makasih banget sama kak Nathan yang mau bantu aku. Meskipun aku masih harus mikirin uang semester tapi aku yakin aku bisa. Aku bisa nabung dari uang kerja di cafe."
"Oya aku sampai lupa gak ngasih kabar bahagia ini sama Siska,"ucapnya sambil meraih ponselnya yang ada di dalam tas.
Ayunda pun mencari kontak Siska dan melakukan panggilan video call. Namun hingga beberapa detik panggilan tersebut tidak di angkat oleh Siska. Ayunda pun mengambil keputusan jika Siska sedang dalam perjalanan menuju kampus. "Mungkin Siska lagi di jalan mau ke kampus, nanti aja deh aku telpon lagi."ucap Yunda sambil memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. Namun baru 5 menit Ayunda menyimpan ponselnya, ia merasakan getaran dari dalam di tas, ia pun merogoh tasnya dan melihat Siska telah meminta panggilan video.
Ayunda pun bergegas menggeser tombol hijau dalam layar ponselnya dan munculnya wajah ceria sang sahabat yang sangat dirindukan itu.
"Hai Yunda.. Maaf tadi aku lagi di jalan. Hp nya aku taruh tas jadi gak tahu kamu telpon."
"Iya gak papa Sis, aku ngerti kok. Kamu udah sampai kampus?"
"Udah ini baru sampai parkiran kampus. Btw kamu mau kemana cantik banget trus kayanya juga lagi di dalam mobil ya.."
Ayunda tersenyum cerah, "iya aku lagi di dalam taksi sama Tika dan Putri juga nih," Ayunda pun mengarahkan kameranya ke sahabatnya. "Haiii.." Sapa Tika dan Putri bersamaan.
"Haii juga guys.."Balas siska
"Udah gak sabar deh main ke Jakarta trus ketemu kalian. Kayanya bakal seru kalau kita hangout bareng."
"Iya minggu depan kamu juga udah libur kan, jadi kita bisa jalan bareng."
"iya, aku udah nggak sabar ketemu kalian."
"Hmm Siska kamu tahu gak kita mau kemana?
"Laahh ya mana aku tahu cantik... Orang kamu gak cerita kok."
"Heee.. Aku punya kabar bagus,"
"Apa tuh..."
"Aku mau daftar kuliah di kampus Tika dan Putri. Ini aku lagi di jalan mau ke kampus mereka."
Siska pun ternganga mendengar kabar tersebut.
"Serius Yun....? Wah congrast Yunda.."
"Aku ikut seneng akhirnya kamu bisa kuliah seperti yang kamu impikan selama ini."
"Iya Sis, aku juga gak nyangka banget kalau aku bisa wujud in impian aku. Aku masih kaya yang gak percaya gitu,"
"Tapi gimana ceritanya kamu bisa daftar kuliah Yun? Tabungan kamu udah cukup ya.."
"Maaf ya bukan maksut aku--"
Belum selesai Siska melanjutkan ucapannya namun sudah dipotong oleh Ayunda.
"Nanti deh kalau kamu sudah sampai jakarta aku ceritain semuanya.. Ini aku udah sampai kampus. Aku tutup dulu ya.".
"Oke.. Ini aku juga mau masuk kelas sudah mau di mulai.."
"Bye guys.. Sampai jumpa minggu depan."
"Byee Siska.."Ucap ketiga gadis cantik tersebut.
Taksi pun berhenti tepat di depan kampus, jantung Ayunda berdetak begitu cepat saat turun dan menatap gedung yang ada di depannya.
Ia masih tidak menyangka akan berada di posisi ini.
Putri pun merangkul pundak Yunda.
"Gimana kamu sudah siap?"
Ayunda tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Mereka berjalan mengusuri lorong kampus menuju kantor pendaftaran.
Tika dan Putri mengantarkan Ayunda terlebih dahulu sebelum mereka masuk kelas.
Ayunda selalu tersenyum bahagia, dalam hati ia berucap..
"Makasih ya kak Nathan. Aku janji aku gak akan ngecewain kakak. Aku akan bantu kakak lepas dari perjodohan itu, hatinya dalam hati."