NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Adik Suamiku

Jatuh Cinta Dengan Adik Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Anak Kembar / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Keira hidup di balik kemewahan, tapi hatinya penuh luka.
Diperistri pria ambisius, dipaksa jadi pemuas investor, dan diseret ke desa untuk ‘liburan’ yang ternyata jebakan.

Di saat terburuk—saat ingin mengakhiri hidupnya—ia bertemu seorang gadis dengan wajah persis dirinya.

Keila, saudari kembar yang tak pernah ia tahu.

Satu lompat, satu menyelamatkan.
Keduanya tenggelam... dan dunia mereka tertukar.

Kini Keira menjalani hidup Keila di desa—dan bertemu pria dingin yang menyimpan luka masa lalu.
Sementara Keila menggantikan Keira, dan tanpa sadar jatuh cinta pada pria ‘liar’ yang ternyata sedang menghancurkan suami Keira dari dalam.

Dua saudara. Dua cinta.
Satu rahasia keluarga yang bisa menghancurkan semuanya.

📖 Update Setiap Hari Pukul 20.00 WIB
Cerita ini akan terus berlanjut setiap malam, membawa kalian masuk lebih dalam ke dalam dunia Keira dan Kayla rahasia-rahasia yang belum terungkap.

Jangan lewatkan setiap babnya.
Temani perjalanan Keira, dan Kayla yaa!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25.Makan Malam

Keira—atau Kayla—malam ini duduk di kursi utama yang biasanya hanya ditempati oleh tamu terhormat. Lampu kristal di atas meja memantulkan cahaya hangat, menyoroti wajahnya yang terlihat agak canggung di antara piring-piring porselen mewah, sendok garpu berkilau, dan aroma sup krim yang baru saja disajikan.

Biasanya, ia hanya menjadi bayangan di pinggiran acara keluarga seperti ini. Tapi malam ini, Leo sendiri yang menarik kursinya, bahkan menyentuh punggung tangannya dengan lembut, membisikkan, “Duduklah di sini.” Sentuhan yang tak pernah ia terima sebelumnya—hangat, tapi penuh tanda tanya.

Di ujung meja, Tantri menatap mereka berdua sambil mengaduk pelan sup nya. Tatapannya tak lepas dari putranya. Ada kerutan di keningnya—bukan marah, tapi heran. Apa yang sedang direncanakan Leo? pikirnya, mencoba membaca maksud tersembunyi dari sikap manis yang mendadak itu.

Tamara, yang duduk tepat di seberang Keira, menatap dengan sorot mata seperti pisau tipis. Senyum tipis yang tadi ia tunjukkan sudah menghilang, berganti dengan tarikan bibir kaku. Tangannya memutar garpu, ujungnya menekan meja, seolah jika ia tak menahan diri, garpu itu bisa menancap di sesuatu—orang tertentu. Api iri menjalar di dadanya setiap kali melihat Leo mencondongkan tubuh pada Keira.

Di sisi lain meja, Revan nyaris tak bersuara. Punggungnya sedikit membungkuk, mata tertuju pada piringnya. Sesekali jemarinya mengetuk tepi piring tanpa sadar. Bayang-bayang kelelahan membentuk garis di bawah matanya. Sejak insiden di ruang tamu siang tadi, ia seperti kehilangan sebagian jiwanya—dan Kayla menyadarinya.

Kayla sendiri makan dengan gerakan lambat, sendoknya hanya menyentuh bibir piring. Sesekali ia melirik sekeliling, mencoba membaca suasana. Semua ini terasa seperti panggung sandiwara... tapi siapa yang sedang memainkan perannya?

Tiba-tiba, Leo mencondongkan tubuh, bahunya hampir menyentuh pundak Kayla. Suaranya rendah, nyaris berbisik tapi cukup untuk menusuk telinga.

“Apa yang kau pikirkan? Apa kau pikir aku dan keluargaku meracuni mu?”

Kayla sontak tersedak, matanya melebar. Ia menatap Leo dengan wajah campuran panik dan bingung, lalu melirik ke piringnya—ke nasi putih yang tadi terlihat biasa saja, tapi sekarang terasa seperti menyimpan rahasia.

Leo tersenyum miring, tawa pendek keluar dari tenggorokannya. “Kau benar-benar berpikir seperti itu? Lucu sekali.” Ia meraih serbet di samping piring, lalu—dengan gerakan santai yang penuh percaya diri—menyeka sudut bibir Kayla.

Wajah Kayla memerah, bukan karena malu, tapi karena kesal. Ia meraih gelas dan meneguk air cepat-cepat, mencoba mengakhiri momen memalukan itu.

“Jika kau memang curiga,” ucap Leo sambil mengambil sendoknya, “aku bisa menyuapi mu dengan makananku.”

Tanpa menunggu persetujuan, ia menyendok kan nasi, sedikit lauk di atasnya, lalu mengangkat sendok itu ke depan wajah Kayla. Pandangannya tajam, seolah berkata terima atau kita akan diam di sini selamanya.

Kayla mengerutkan kening. “Lo ngapain?” tanyanya pelan, merasakan semua mata di meja menatap.

“Menyuapi istriku,” jawab Leo ringan, alisnya terangkat sedikit. “Cepatlah, tanganku sudah pegal.”

Akhirnya Kayla membuka mulut, menerima suapan itu. Bukan karena ingin, tapi karena ingin mengakhiri drama.

Namun, di seberang meja, Tamara menggenggam garpunya begitu erat hingga buku jarinya memutih. Kak Leo bahkan nggak pernah nyuapin gue... tapi sekarang perempuan ini? Napasnya memburu, dadanya panas.

Kalau Kak Leo nggak mau menyiksamu, Keira... aku sendiri yang akan membuatmu menyesal duduk di meja ini.

Di pikirannya, rencana demi rencana sudah mulai berbaris, menunggu waktu yang tepat untuk dilepaskan.

 $$$$$$

Setelah makan malam usai, Kayla berjalan pelan menuju kamarnya. Tapi begitu pintu terbuka, napasnya langsung berat. Di dalam, Leo sedang duduk santai di tepi ranjang—ranjang mereka sekarang—dengan lengan di lipat di dada dan tatapan puas. Semua barang pribadinya sudah berpindah ke kamar itu; baju-baju menggantung rapi di lemari, bahkan beberapa aksesori kecilnya terselip di meja rias.

Kayla menelan ludah. Selama ini, ia selalu bersyukur karena bisa tidur tanpa harus sekamar dengan “iblis” itu. Tapi sekarang, sepertinya Leo sudah memutuskan bahwa jarak bukan lagi pilihan.

Ia memalingkan wajah, mencoba mengabaikan tatapan mengintimidasi itu. Malam ini, ia punya tujuan lain—mencari Revan.

Rasa penasaran menggerogoti pikirannya sejak siang. Ada sesuatu di sorot mata Revan—kegelisahan, ketakutan—yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Setelah mengetuk pintu kamar Revan beberapa kali tanpa jawaban, Kayla menyusuri lorong, melewati deretan lukisan keluarga yang terlihat semakin mencekam di bawah cahaya lampu kuning temaram. Langkahnya akhirnya membawanya ke taman belakang.

Di sana, di bawah cahaya lampu taman yang pucat, Revan berdiri di sisi kolam, ponsel di telinganya. Bahunya sedikit terangkat, rahangnya mengeras. Suaranya terdengar tegas, cepat, dan penuh tekanan, memotong kesunyian malam.

“Gimana? Lo udah nemuin video itu?”

Ia berjalan mondar-mandir, sepatu sneakers-nya menjejak rumput basah.

“Video itu harus segera dihapus. Gue nggak mau tahu, lo harus temuin video itu.”

Tangannya mencengkeram rambut, frustasi.

“Gue udah bayar lo mahal-mahal cuma buat satu video itu! Semuanya harus dihilangkan!”

Nada suaranya meninggi, memantul di udara dingin.

“Gue udah cukup sabar nunggu bertahun-tahun. Kalau sekarang masih belum ada hasilnya, gue bakal tuntut lo!”

“Video itu harus hilang!”

“Video apa?” suara Kayla memotong, dingin tapi jelas.

Revan tersentak. Ia berbalik cepat, matanya membelalak, lalu reflek mematikan ponsel.

“Keira? Lo ngapain di sini?”

“Gue barusan nanya. Lo lagi ngomongin video apa?” Kayla melangkah mendekat, menatap tajam.

“Lo nggak perlu tahu,” jawab Revan tergesa. Tapi pupil matanya bergetar, nafasnya sedikit memburu.

“Lo udah nemuin video bukti kejadian di ruang pendingin?” tanya Kayla, mencoba menebak, alisnya berkerut.

“Harusnya lo tanya itu ke suami romantis lo itu,” balas Revan, suaranya merendah tapi penuh racun.

“Kok lo yang marah sih? Harusnya gue yang marah sama lo. Gue yang hampir mati!” Suara Kayla meninggi, nadanya penuh tuduhan.

Revan maju selangkah, mencengkeram bahunya. Cengkeraman itu kuat, membuat Kayla terpaksa menatap langsung ke matanya.

“Gue hampir dikirim balik ke tempat itu... karena lo! Karena terlibat sama lo!”

“Tempat apa yang lo maksud? Dan kenapa lo ketakutan seperti ini?” Kayla menatapnya dengan bingung, tapi juga mulai khawatir.

Revan menggeleng, bibirnya bergetar. “Lo nggak akan tau, karena lo nggak pernah ngerasain apa yang gue rasain. Penderitaan lo nggak sebanding sama penderitaan gue di sana.”

Ia melepaskan bahunya dengan kasar, lalu menunduk sebentar sebelum berkata dingin, “Mulai sekarang jangan deket-deket gue lagi. Lo bawa sial buat gue.”

Kayla terkekeh sinis, mengangkat alis. “Bawa sial?!”

Dengan cepat, ia memelintir tangan Revan dan menendangnya ke arah betis. Revan terhuyung lalu jatuh terduduk di atas rumput basah.

“Ternyata lo sama aja kayak Leo. Begitu rencana lo nggak sesuai, lo cari kambing hitam buat disalahin!” Kayla mengibaskan rambutnya, matanya menyala marah. “Dan satu lagi, yang bawa sial itu lo—bukan gue!”

Ia membalikkan badan, melangkah pergi. Tapi baru dua langkah, suara Revan terdengar lirih di belakangnya—nyaris tenggelam dalam suara angin malam.

“Iya, lo bener... Emang gue yang bawa sial. Karena gue cuma anak haram di keluarga ini…”

Langkah Kayla terhenti. Punggungnya menegang. Kata-kata itu seperti pisau dingin yang menembus ke dalam.

Ia menoleh, ingin menarik kembali kalimat-kalimat tajam yang baru ia lontarkan. Tapi Revan sudah berdiri, tatapannya kosong, lalu berjalan menjauh dengan langkah berat.

Kayla hanya bisa berdiri mematung di tengah taman, di antara bau rumput basah dan suara riak air kolam, menyadari bahwa malam ini ia telah membuka pintu ke rahasia yang jauh lebih gelap dari yang ia kira.

_____

Di lantai dua, dari balik jendela kaca besar yang separuh tertutup tirai tipis berwarna gading, Leo berdiri tegak. Cahaya lampu taman di bawah memantulkan siluetnya di permukaan kaca, membuatnya tampak seperti bayangan yang mengintai dari dunia lain.

Mata tajamnya menyipit, mengikuti setiap gerakan Kayla dan Revan di taman. Sudut bibirnya perlahan terangkat, membentuk senyum tipis yang penuh perhitungan—bukan senyum hangat, melainkan senyum predator yang baru saja melihat mangsanya saling mencakar.

Jari-jarinya yang panjang berputar pelan di leher gelas wine, membuat cairan merah pekat di dalamnya berputar membentuk pusaran kecil. Cahaya lampu temaram dari dalam kamar membuat warna merah itu tampak seperti darah yang mengalir lambat.

Tatapannya tak pernah lepas dari pemandangan di luar. Napasnya teratur, nyaris terlalu tenang, kontras dengan kegaduhan yang baru saja ia ciptakan di bawah.

“Aku pastikan…” gumamnya lirih, seolah membisikkan sumpah pada dirinya sendiri, “kalian tak akan pernah bisa menyentuhku. Dengan cara apa pun.”

Suaranya tenggelam bersama bunyi gemerincing halus ketika ia mengetukkan bibir gelas ke ujung jarinya. Lalu, perlahan ia meneguknya. Cairan merah itu mengalir melewati bibirnya, meninggalkan jejak tipis yang ia seka dengan ibu jarinya, sebelum kembali menatap ke luar—menikmati retakan kecil di antara dua orang yang selama ini dianggapnya ancaman, kini mulai melebar seperti kaca yang akan pecah kapan saja.

.

.

.

Bersambung.

1
iqueena
Pintar juga Kayla 😆
Dewi Ink
baru kali ini aku setuju sama perselingkuhan
Dewi Ink
dari sinilah cerita cinta dimulai
Dedet Pratama
luar biasa
Alyanceyoumee
mantap euy si Revan
Kutipan Halu: hahah abis di kasih tutor soalnya kak 😄😄
total 1 replies
Bulanbintang
Iri? bilang boss/Joyful/
Kutipan Halu: kasih paham kakak😄😄
total 1 replies
CumaHalu
Suami setan begini malah awet sih biasanya 😤
Kutipan Halu: awett benerrr malahan kak😄
total 1 replies
iqueena
Kasar bngt si Leo
iqueena: sharelok sharelok
Kutipan Halu: kasih tendangan maut ajaa kak, pukulin ajaa kayla ikhlas kok🤣
total 2 replies
Pandandut
kay kamu mantan anak marketing ya kok pinter banget negonga
Kutipan Halu: kaylanya sering belanja di pasar senin kak🤣
total 1 replies
Dewi Ink
laahh, pinter nego si Kayla 😅
Kutipan Halu: biasa kakk valon emak2 pinter nego cabe di pasar😄😄
total 1 replies
Alyanceyoumee
nah gini baru perempuan tangguh. 😠
Kutipan Halu: iyaa kak greget jugaa kalau lemah muluuu, org kek leo emng hrs di kasih paham😄😄
total 1 replies
Yoona
😫😫
CumaHalu
Kapok!!
Makanya jadi suami yang normal-normal aja😂
Kutipan Halu: diaa memilih abnormal kak☺☺
total 1 replies
Pandandut
mending ngaku aja sih
Kutipan Halu: emng bisaa ya kak, kan udh terlanjut bohong gituu org2 udah juga pada percaya, klu aku jadi keira sih juga pasti ngambil jln dia juga😭😭
total 1 replies
Pandandut
pinter juga si revan/Slight/
iqueena
pintar juga Revan
Dewi Ink
mending ngaku duluan si dari pada ketahuan
Yoona
leo juga harus ngerasain
Alyanceyoumee
mantap...👍
CumaHalu
Wah, hati-hati Kayla.😬
Kutipan Halu: waspada selalu kak☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!