Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-25. Korban Pertama
kita beralih dulu ke kampung legok, suasana di sana begitu ricuh.. Anak-anak berlarian seakan mereka menemukan hal yang baru karna kini kampung legok banyak di datangi mobil-mobil besar seperti Bulldozer dan excavator belum lagi truk-truk besar yang membawa muatan berat bahan bangunan, seperti pasir, batu bata, semen, besi-besi dan alat pembangunan lain nya. Mobil-mobil itu hilir mudik mengangkut barang-barang yang akan di gunakan.
"Tulus oge nya eta bangunan di gawean na, (Jadi juga itu bangunan di kerjain nya) ujar mang Shukri.
"Nya jadi atuh.. da meureun mun teu jadi teh bakal rugi batur ge, ( Ya jadi dong.. mungkin kalo gak jadi bakal rugi orang juga) ujar mang Ujang menimpali kata mang Shukri.
"Heu'euh eta ge Jang.. Ngan urang masih can percaya we, (Iya itu juga Jang.. Cuma aku masih belum percaya aja) ujar Shukri.
"Percaya teu percaya ayeunamah geus dumuk ngabukti Kri, (Percaya gak percaya sekarang sudah jelas terbukti Kri) ujar mang Ujang.
Shukri menghela napas panjang, sungguh dia tak percaya bahwa kini di kampung nya akan ada bangunan besar yang menimbulkan keramaian dan membuat warga desa sebelah berbondong-bondong datang ke kampung legok untuk menyaksikan pembangunan itu.
Sebenarnya mereka juga tidak puas dengan pak lurah, karna masalah kompensasi hewan ternak mereka yang mati hingga saat ini belum ada kabarnya kembali. dari pihak desa belum ada orang yang mengantarkan uang kompensasi itu, malah masalah itu seakan di lupakan oleh pihak desa.
"Masalah duit kompensasi kumaha geus aya kabar na deui can, ?(Masalah uang kompensasi gimana udah kabar nya lagi belum?) ujar Shukri bertanya.
"Nyaeta neupi ka ayeuna masih can aya kabar wae.. warga ge geus ngarasa kesel nunungguan jelema ti desa tapi can aya wae, ( Yaitu sampe sekarang belum ada kabarnya aja.. warga juga udah ngesara kesal nungguin orang dari desa masih belum ada juga) ujar mang Ujang.
"Urang tungguan neupi ka saminggu deui mah. Mun euweuh wae urang susulan ka desa urang demo deui ku sarerea, (Kita tungguin sampe seminggu lagi. Kalo gak ada terus kita susul ke desa kita demo lagi sama semua) Ujar mang Shukri. Dan semuanya mengangguk sebagai tanda mereka menyetujui perkataan mang Shukri.
Di saat mereka asyik membicarakan rencana yang akan mereka sepakati, tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari arah hutan dalam.
"AAAAHHHHHH"
"TOLONG... "
"TOLONG... " ujar orang itu.
Seketika mang Shukri dan yang lain nya langsung berhamburan menuju ke arah suara orang yang berteriak, mereka berlari terpontang panting sekan berlomba-lomba untuk segera sampai ke arah tersebut. Namun saat mereka sampai mereka di kejutkan dengan pemandangan yang mereka lihat, itu... sangat merusak mata dan membuat perut mual juga merasa takut, kini tepat di hadapan mereka tergeletak jasad seseorang yang keadaannya sangat mengerikan.. kepala pecah, kaki remuk, tangan patah dan perutnya hancur bahkan terlihat isi perut jasad itu keluar.
(KALO YANG LAGI MAKAN DI SKIP AJA YA)
"Astaghfirullah hal adzim.. " ujar mereka serempak sambil mundur kembali, sungguh mereka tak kuasa untuk melihat pemandangan seperti itu.. bahkan salah satu dari mereka ada yang sudah muntah-muntah karna tak kuasa menahan gejolak dalam perut nya.
"Ya Allah... Astaghfirullah.. Kunaon eta bisa kitu, ?(Ya Alloh... Astaghfirullah... Kenapa itu bisa begitu?) ujar mang Shukri, dia merasa ngeri dengan apa yang dia liat
"Eta teh kagiles trek terus ka tinggang batako da mobil na tiguling, (Itu kelindes truk terus tertimpa batu bata karna mobil nya terguling) ujar salah satu warga yang menjadi saksi mata.
"Astaghfirullah... " ujar mereka serempak.
Namun ada yang ganjil menurut mereka, kenapa mobil itu bisa terguling padahal posisi disana sangat rata. Dan lebih heran nya lagi kenapa jasad itu di biarkan saja malahan terlihat pekerja lainnya terlihat acuh seakan tak perduli dengan kejadian itu, yang berteriak saja adalah salah satu warga yang hanya ingin melihat proses pembangunan disana.
"Ujang, bawa barudak balik ti dieu.. iyeu kajadian asa aneh urang melang ka barudak asa sarieun, (Ujang, bawa anak-anak pulang dari sini, ini kejadian agak aneh aku khawatir sama anak-anak berasa takut) ujar Shukri.
"Nya Kri, moal bener mun barudak aya didieu da urang ge sarua ngarasa aya nu aneh. Keun urang kumpulkeun barudak na urang bawa balik kabeh ku urang, (Iya Kri, gak bakal bener kalo anak-anak ada disini soalnya aku juga sama ngerasa ada yang aneh. Biar aku kumpulin anak-anak nya aku bawa pulang semua sama aku) ujar mang Ujang.
Berbeda dengan Mang Shukri dan mang Ujang yang merasa panik, para pekerja disana seakan tak terjadi apa-apa. mereka terlihat cuek dengan apa yang terjadi dan tak ada yang menghiraukan jasad orang yang tergeletak di atas tanah, mereka membiarkan jasad itu begitu saja seakan-akan jasad itu hanya bangkai tikus yang tak perlu di hiraukan.
Setelah selang beberapa jam akhirnya ada ambulans desa yang datang kesana untuk mengambil jasad tersebut, terdengar bunyi sirine yang memekakan telinga dan membuat orang merasa takut mendengarnya.
WIU.... WIUU... WIIUUUUU...
Suara sirine itu begitu menggema di sekitar kampung legok, saking ngeri nya warga dengan suara sirine ambulans itu. Mereka bergegas masuk kerumah mereka masing-masing, anak-anak pun mereka sembunyikan agar tidak ada yang melihat ambulans itu.
Jasad orang itu di angkat lalu di masukan ke dalam ambulans, namun lagi-lagi warga yang masih sempat melihat kembali di buat ngeri.. karna darah dari jasad itu terus merembes keluar bahkan sampai berceceran.
"Astaghfirullah... " ujar mang Shukri karna dia masih disana dan menyaksikan jasad itu di angkat ke dalam ambulans, mang Shukri yakin orang itu adalah korban pertama untuk tumbal pembangunan.
"JELEDEERRRR.... "
BERSAMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..