Damian yang mulai menutup diri setelah memilih pergi dari rumah. tiba-tiba mengetahui bahwa ayahnya telah “membeli” seorang pengantin untuk merawatnya. Gadis pengantin tersebut bernama Elia yang merupakan siswinya di sekolah. Elia muncul di depan pintunya, dan menyatakan bahwa Dia dikirim oleh ayah Damian untuk menjadi pengantinnya.
Elia terpaksa menerima takdirnya sebagai istri yang tak di inginkan oleh Damian, demi membantu orang tuanya yang memiliki hutang dengan keluarga Toma.
"Namaku adalah Elia. aku disini untuk menjadi pengantinmu." ~Elia
"Aku adalah Gurumu." ~Damian
Menjadi seorang pengantin 18 tahun untuk gurunya sendiri, apakah Elia mampu mencairkan jiwa gunung es suaminya?
ig : unchiha.sanskeh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan Keluar Cinta Terlarang
Setelah ku katakan semua padanya, dia hanya menunduk dan mengigit bibir bawahnya sedikit. dengan ekspresi datar namun dalam matanya ada ribuan rasa kecewa yang begitu menyesakkan.
Dia tersenyum. "Aku suka sekali kemarin lusa kamu membantuku menyusun buku catatan siswi di atas meja, dan kemudian tanganmu sedikit terluka karena tertimpa vas bunga yang jatuh. lalu besoknya kamu izin karena sakit, aku jadi khawatir takut vas itu lah penyebabnya.. ha ha ha! tetapi rupanya bukan." katanya.
dia bersikap biasa saja, seakan yang aku ucapkan tadi bukanlah hal yang mengejutkan untuknya. dan mencari obrolan lain untuk mengalihkan ucapanku.
"Amanda, aku tak akan mengulangi ucapan!"
"Ya, yang ku takut kan saat itu kamu terluka parah sampai harus ambil cuti." timpalnya kembali tak memperdulikan ucapanku.
sampai kemudian pelayan datang membawa susu coklat dan jus, serta dua piring berisi kue tart, donat, dan mousse.
"Kenapa kamu diam saja? makanan sudah datang, jangan di biarkan, apalagi susu coklat, sayang kalau dingin." katanya tersenyum simpul.
aku tetap diam, lalu mengalihkan tatapan ku di luar sana, memandang alam yang begitu hijau dan segar. ku cari kenyamanan agar tetap tenang menghadapi Amanda. sebab biarpun aku sudah mengutarakan semua dengan jujur, namun aku belum mendapatkan tujuan yang utama. yaitu, memastikan dan meyakinkan Amanda untuk menghapus foto dan menjaga rahasia antara aku dan Elia.
akhirnya setelah merasa agak lapang, aku kembali pada ruangan.
"Baiklah, kalau begitu."
ku nikmati susu coklat ku, sementara dia meneguk jusnya. ku nyalakan sigaret ku, sementara dia menikmati Mousse-nya. entah kenapa, udara dari mesin pendingin merasuk lebih hebat dari biasanya, mengepung ku dengan hawa dingin yang menusuk. rasa gelisah dan kesal menguasai ku, menghempas kan aku diantara alunan musik dan tatapan Amanda yang menyiksa. seakan aku adalah seorang terdakwa, yang membuatnya terbunuh karena cinta.
"Bersikaplah tenang, seperti biasanya," ucapnya.
rupanya dia melihat sikapku yang gugup dan mulai jengkel. namun sekali lagi karena teringat pada hal tadi, jadi ku coba ikuti kehendaknya lagi.
"Aku baru tahu kalau kamu menyukai susu coklat. karena biasanya kamu selalu memesan kopi hitam kalau di sekolah." katanya sambil meletakkan gelas jus nya kembali ke meja.
aku mendengus berusaha menenangkan diri, "Aku memang tak terlalu suka manis, tetapi saat istriku membuatkannya aku menyadari bahwa susu coklat tak terlalu buruk. dia mengatakan kalau susu ini mampu memberikan kehangatan jadi kita dapat menikmati keadaan dan situasi saat itu."
dia meneguk lagi jusnya dan mengulum bibirnya yang lembab. dia tersenyum lagi sambil matanya terus menatapku, seakan sedang menyelidiki perasaanku dengan berbagai pertanyaan yang tersembunyi di dalam kepalanya.
"Kamu masih ingat kan Damian, aku pernah mengatakan bahwa kisah cinta antara guru dan murid itu di tentang? kamu pun pasti memahami resiko yang kalian Emban. tapi mengapa kamu tidak pikir panjang dulu sebelum menikahinya?"
"Aku tahu, karena itu aku butuh bantuanmu! tolong bantu kami menutup ini rapat-rapat sampai Elia lulus. meskipun di satu sisi aku tak akan bisa memenuhi keinginanmu, karena aku telah menikah dan kesepakatan itu hanya menyakiti perasaan istriku. aku mohon, maafkan aku."
"Lalu bagaimana denganku? kamu hanya memikirkan tentang kalian berdua, memikirkan tentang istrimu, dan mengorbankan hatiku. kau dengan egois meminta untuk menyembunyikan hubungan kalian, padaku yang jelas menaruh perasaan padamu, tidak kah kau berpikir bahwa hatiku juga sakit?"
air mata mulai merambang di kelopak matanya, dan dia terisak.
"Maafkan aku, tentang perasaanmu itu semua di luar kendaliku."
"Jelas, tentu saja! karena kamu memang tidak pernah menganggap ku. karena itu kamu tak memperdulikan perasaanku." katanya.
dia meraih tanganku dan menggenggamnya erat-erat sambil menatapku untuk meyakinkan.
"Kau adalah guru, dan gadis itu adalah murid. apakah kamu tidak sadar dengan resiko nya, Damian?"
"Aku tahu, seumur hidup aku menolak untuk jatuh cinta, apalagi dengan siswi sendiri. tetapi sayangnya orang itu adalah Elia, dia adalah pengecualian! aura kehidupannya terlalu kuat dan aku tak bisa menolak kehadirannya." ku tarik tanganku dari genggamannya, lalu menghela nafas panjang.
"Jika mencintai siswi sendiri itu adalah hal yang gila, maka aku memang sudah tak waras sekarang." sambung ku, tegas.
Amanda terdiam, aku diam, para pengunjung cafe juga diam. kami hanyut dalam perasaan masing-masing, suasana jadi lebih lengang dan sedikit tegang. hingga kemudian Amanda bangkit dari kursi sambil menggotong tas kecilnya.
"Baiklah, jika memang begitu katamu. aku akan pulang sekarang, titip salam untuknya; semoga lekas sembuh."
aku tersenyum, dan dia berlalu. sosoknya yang anggun menghilang di balik pintu kaca putar di depan.
aku segera menyandarkan pundak di kursi, betapa aku sangat lega sekarang. akhirnya, aku mampu melakukannya, aku sangat berterima kasih pada Donny, atas semua nasihat yang telah di berikannya kemarin. berkatnya, sekarang aku merasa lebih mampu menghargai pasangan dan cinta murni seorang wanita.
lantas setelah semua selesai, aku bangkit pula dan segera pulang ke rumah. tak sabar untuk menikmati masakan buatan Elia dan makan siang bersama dengannya di meja makan.