Apa kalian pernah terbesit melakukan hubungan satu malam dengan ayah mertua? tentu saja tidak.
Itulah yang di alami Felia, berusaha mendapatkan restu dari ayah Louis malah masuk jurang yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali.
Malam itu adalah malam di mana Felia diberikan tantangan supaya ia mendapatkan restu dari Edbert, tapi apa daya dia terjebak melakukan hubungan satu malam dengan ayah mertuanya.
Semenjak saat itu Edbert tidak pernah melupakan kejadian hubungan satu malam dengan calon menantunya,
dia berusaha mendapatkan Felia supaya wanita itu menjadi miliknya.
"Saya ini calon menantu om. Sebentar lagi saya dan anak om akan bertunangan, lupakan kejadian semalam. Anggap saja kita tidak pernah melakukannya"_Felia.
"Jangan berharap kejadian itu akan saya lupakan Felia. Kamu tetap menjadi menantu saya tetapi kamu cuman milik saya seorang"_Edbert
Bisakah Felia mengaku kepada Louis kalau sebenarnya ia sudah mengkhianati hubungannya? Atau melupakan hubungan terlarang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Hanya Milik Saya Bukan Milik Orang Lain
"Hari ini kamu cantik banget. Sayangnya bukan saya yang menjadi pasangan kamu."
Mendengar suara seseorang yang dia kenali Felia dengan cepat menatap suara itu, ia melihat seorang lelaki berdiri di pintu ruang rias dengan melipat kedua tangan dan laki-laki itu terus menatapnya.
"Om." gumam Felia masih menatap Edbert dari kaca rias.
Edbert melangkah memberikan kode kepada karyawan yang bertugas merias Felia, kedua karyawan tersebut pergi meninggalkan mereka berdua.
"Om, saya pikir om tidak akan datang." ucap Felia masih menatap Edbert, lelaki itu tersenyum melihat penampilan Felia yang begitu cantik.
Edbert menyentuh kedua pundak Felia dengan posisi Felia masih duduk di kursi rias, ia sesekali mencium kedua pundak Felia secara bergantian.
"Saya tidak mungkin datang ke acara bahagia kamu. Apa selama ini saya tidak membuktikan kalau saya menginginkan kamu, Felia." tatapan mereka saling memandang satu sama lain, Felia memilih diam tanpa menggubris ucapan Edbert.
Edbert dengan Felia saling menatap, entah tatapan seperti apa yang mereka lakukan sampai Edbert bisa memeluk tubuh Felia. Bukan sekedar memeluk saja Edbert malah menciumi kedua pipi Felia, ciuman itu terus mendarat sampai Felia merasa geli dengan sentuhan bibir Edbert.
Edbert tidak bisa berhenti kalau sudah menciumi tubuh Felia, sekarang Edbert mengeluarkan lidahnya untuk menjilati ujung kuping Felia sesekali Edbert menggigit kuping Felia dengan pelan. Felia yang merasakan gigitan Edbert meringis pelan, pria ini seperti menginginkan sesuatu tetapi masih ditahan.
"Om, jangan lakuin ini saya tidak ingin Mereka melihat kita." ucap Felia membuat mata Edbert menatap wajah Felia lewat cermin rias.
Lelaki itu tidak peduli dengan perkataan Felia, ia juga tidak peduli dengan orang lain. Walaupun nanti ada orang lain yang melihat mereka berdua, yang penting ia menuntaskan hasratnya.
Ciuman itu berpindah ke leher jenjang Felia, semakin dalam ciuman yang diberikan Edbert membuat Felia merasakan kenikmatan. Ia tidak peduli orang lain mendengar suaranya yang penting ia merasakan kenikmatan yang dilakukan Edbert.
Berakhir menciumi Felia lelaki itu berdiri tegap dengan menatap Felia, "Saya menginginkan itu Felia, saya tidak bisa menahannya lagi."
Felia memilih bangkit dari duduk, tubuhnya menghadap ke lelaki ini. "Jangan sekarang om. Saya gak mau Louis menunggu aku, acaranya sebentar lagi mulai aku gak mau membuat Louis dan yang lainnya kecewa."
Edbert tidak peduli dengan Louis yang ia inginkan hanyalah bercumbu dengan wanita di depannya ini, kaki jenjang Edbert melangkah membuat Felia ketakutan. Semakin kaki itu melangkah semakin posisi mereka terlalu dekat, Edbert memeluk pinggang Felia dan mendorong pinggang itu kearahnya.
Felia tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang, ia hanya bisa pasrah dengan pelukan Edbert. Saat Edbert mau mencium bibir Felia sebuah tangan menahannya.
Edbert menatap Felia dengan kening mengerut ditambah sebelah alis ia naikan, "Jangan sekarang om! Jangan lakuin itu di sini! Aku gak mau orang lain tau tentang perlakuan om ke saya, aku juga takut nanti ada orang yang masuk melihat kegiatan kita."
Edbert menjauhkan tangan Felia yang berada di bibirnya, "Jangan khawatir saya sudah mengunci ruangan ini, dan kita bisa lakuin itu tanpa mengkhawatirkan orang lain."
Felia yang mau menjawab ucapan Edbert sudah dihentikan oleh bibir lelaki itu, bibirnya sekarang sudah dilahap habis oleh pria ini. Ia tidak bisa menyingkirkan bibir Edbert karena dia juga membutuhkan sentuhan ini, Edbert semakin dalam ciumannya sampai tangannya tidak bisa diam saja.
Tangan itu sekarang berada dibelakang punggung Felia, mencari sesuatu untuk melonggarkan gaun yang digunakan Felia. Setelah gaun sudah melonggar Edbert mulai masuk memainkan benda yang ia sukai, sentuhan Edbert semakin tidak bisa ia kendalikan. Karena pria ini paling tau apa yang dia butuhkan, dan ia menginginkan lebih dari kegiatan ini.
"Eugh... mhhh om..." Edbert semakin tertantang mendengar suara indah Felia, ia mulai mempercepat kegiatannya supaya ia sampai dititik puncak.
Saat kegiatan panas mereka semakin dalam tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu, Felia yang mendengar suara ketukan dan suara seseorang memanggilnya membuat Felia menatap Edbert.
"Om, hentikan. Di-diluar ada orang... ahh" dia sudah gila dengan sentuhan Edbert, lelaki itu malah melanjutkan kegiatan panas ini walaupun ia sudah menyuruhnya menghentikan kegiatan ini.
"Om." panggil Felia membuat Edbert menatap wanitanya.
"Ya, sayang."
"Tolong hentikan, di luar ada orang yang memanggilku." kata Felia yang menikmati sentuhan Edbert, ia tidak bisa menghentikan kegiatan ini walau nanti Louis akan mencurigainya.
"Biarkan saja saya tidak bisa menghentikan kegiatan ini, Felia." urai Edbert masih berani menghujam Felia walau wanita ini sudah mulai panik saat ketukan pintu itu semakin kuat.
"Om." akhirnya kegiatan panas ini berakhir saat Edbert kembali mencium bibir Felia, ia kembali menatap Felia dengan membantu wanita ini memperbaiki gaun dan riasannya.
"Om, keluar dulu. Kamu siap-siaplah untuk keluar jangan sampai telat," lelaki itu melangkah pergi membuka pintu, di sana ia melihat seorang wanita berdiri di depan pintu dengan menatapnya.
"Pasangan wanita lagi siap-siap kamu pergi dulu saja, biar saya yang mengurus pasangan wanitanya." ucap Edbert kepada karyawan wanita ini, kepergian karyawan wanita membuat Felia membuka pintu ruangan.
"Om."
"Kamu sudah siap?" tanya Edbert menatap Felia, wanita itu memberikan anggukan dengan Edbert mengambil tangan Felia untuk ia genggam.
***
Keduanya berjalan secara bersamaan, semua orang yang melihat itu menatap kearah mereka berdua. Louis melihat kedatangan Felia memberikan senyuman, Edbert terus membawa Felia sampai di sebelah Louis.
Tangan Felia diberikan kepada Louis, lelaki itu menerima tangan Felia dengan menampakan senyum manisnya. Acara semakin berjalan sempurna saat Louis memberikan cincin tunangan, begitupun dengan Felia melakukan hal yang sama. Para tamu undangan bertepuk tangan melihat kedua pasangan itu bahagia, selesai acara bertukar cincin para tamu disuguhi makanan yang tersedia di sana.
Edbert tetap menikmati makanan dan minuman yang tersedia di meja panjang, di tempat lain seorang wanita terus menatap Edbert, wanita itu memberanikan diri untuk mendekati lelaki itu.
"Apa saya boleh bergabung sama kamu?" tanya wanita yang tiba-tiba muncul, Edbert sama sekali tidak menggubris wanita ini ia malah menikmati makanan di depan mata.
"Oh kenalin saya Natalia. Kalau kamu?" Edbert meletakan minumannya dengan menatap tangan wanita asing yang mau berkenalan dengannya.
Edbert menatap wanita itu dengan wajah datar, "Apa saya menyuruh kamu untuk berkenalan?" ia melihat wanita itu kebingungan saat mendengar perkataan Edbert.
Wanita itu menurunkan tangannya melihat Edbert pergi, sikap lelaki asing itu membuatnya tertantang karena baru pertama kali melihat lelaki yang dingin seperti itu.
"Saya rasa saya sudah tertarik sama kamu. Dan kamu adalah tipe saya yang selama ini saya cari, Edbert." gumamnya masih menatap Edbert dari kejauhan.
Tidak dengan Felia, ia terus memperhatikan wanita itu saat mendekati Edbert. Ia mulai merasakan sesuatu yang aneh saat Edbert disukai wanita lain, entahlah apa dia mulai memiliki perasaan terhadap calon ayah mertuanya atau tidak.
"Ada apa dengan perasaanku. Kenapa aku tidak menyukai om Edbert di dekati wanita lain, apa aku mulai mencintai lelaki itu." batin Felia memandang lurus ke para tamu, Louis yang melihat Felia bengong menghampiri kekasihnya.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa melamun terus, kamu tidak menikmati acara ini?" tanya Louis memandang wajah Felia.
"Mana mungkin aku tidak menikmati kebahagiaan kita, aku sedang memikirkan hubungan kita bisa sampai ke tahap ini. Aku tidak menyangka bisa bersama kamu, aku harap hubungan kita bisa sampai ke pelaminan." ucap Felia menatap wajah Louis dengan begitu dalam begitupun dengan Louis, lelaki itu tersenyum mendengar ucapan Felia.
"Itu pasti sayang, hubungan kita akan menuju pelaminan kamu jangan mengkhawatirkan itu. Aku akan memilih kamu sampai kita bisa sama-sama selamanya." kata Louis dengan tulus, ia memberikan pelukan hangat untuk kekasihnya.
Melihat adegan itu membuat lelaki diseberang sana merasa marah, cemburu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam menatap mereka bermesraan.
lanjut tunangan sama anknya
🤭😋
piiisss thor...✌
cm edbert tok sik benar yaitu cm cinta felia terlepas hub.n terlarang yo...itu pun sbnre gk di benarkn...
ya wlwpun suaminya tp kn kr bpk e jg.py sih...???kok nyong ra dong kii...😄😄😄
bilang sllu menegaskan..
om..hub.qt salah
q gk bs bls prasaan om..
cm menantu n mertua.
ehhh boollsyiittt....
buktinya kl di sentuh
di cumbu
di jak kikuk2.
pasrahhh...itu apa coba nama nya???
sadar lo ngomong gitu???
mbuhh...kok q sik getting...😃😃😃