Seorang CEO yang tak sengaja mendapatkan amanah dari korban kecelakaan yang ditolongnya, untuk menyerahkan cincin pada calon pengantin wanita.
Namun Ia malah diminta Guru dari kedua mempelai tersebut untuk menikah dengan mempelai wanita, yang ditinggal meninggal Dunia oleh calon mempelai pria. Akankah sang CEO menikah dengan mempelai wanita itu? Akankah sang mempelai wanita setuju Menikah dengan sang CEO?
Dan sebuah masalalu yang mempelai wanita itu miliki selalu mengganggu pikirannya. Kekhawatiran yang ia rasakan selalu menghantui pikirannya. Apakah masalalu yang menghantui pikiran mempelai wanita itu?
Cerita ini hanya khayalan Author, jika ada kesamaan tokoh, kejadian itu hanya kebetulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Cinta Dari Mata Turun Ke Hati #Bram
"Tas mu tertinggal di ruangan Marisa."
Bram mendekati Ayra dan menyerahkan tas berwarna abu-abu ke Ayra. Ayra mengambil tas dari tangan Bram dan Aisha pun mengajak Ayra untuk melihat koleksi baju hasil rancangan nya.
"Mari Non Ayra, saya sangat bahagia jika anda mau melihat apalagi sampai membeli pakaian yang saya rancang dan jahit dengan konsep yang menurut saya cocok untuk anda. Anda akan jadi pembeli pertama karya saya jika memang anda cocok."
"Maksud mu?"
"Nyonya tahu sendiri butik ini terkenal dengan kemewahannya. Setiap yang datang kemari mencari baju yang bisa mengekspos kecantikan tubuh nya. Sehingga belum ada satupun hasil rancangan saya ini laku selama 3 bulan saya menjadi asisten Nyonya Marisa bahkan gaun pengantin Non Ayra adalah gaun pertama yang akan saya rancang selama saya berkarier."
Nyonya Lukis melihat ada kesamaan dalam prinsip kedua wanita yang ada dihadapannya namun untuk saat ini beda penampilan saja. Hingga Nyonya Lukis meminta Ayra ikut dengan Aisha.
"Ikutlah Ay, pilihlah beberapa baju yang sesuai dengan prinsip mu. Mama yakin Aisha mampu menjawab kegelisahan hati mama."
Ayra patuh akan permintaan ibu mertuanya mengikuti Aisha ke sebuah ruangan.
Bram baru akan meninggalkan ruangan Aisha namun nyonya lukis menahan lengan putra sulungnya itu.
"Tunggulah disini bantu mama pilihkan beberapa pakaian baru untuk Ayra. Bukankah ketika pernikahan mu kemarin kita tak memberi dia hadiah apapun?"
"Ma....."
"Bram, bukankah kamu yang akan memandang istri mu itu tidak pantas karena penampilan nya? Kamu yang bilang penampilan nya kurang menarik mata mu. Maka berusaha lah untuk mempertahankan nya dengan coba membuka mata dan hatimu. Beri hati mu kesempatan untuk mengenal Ayra. Cinta itu ada dari mata turun ke hati bukan? Lagi pula Ayra jauh lebih cantik, pintar dan terhormat daripada mantan pacar mu itu!"
Bram hanya diam dan duduk di sebuah sofa karena sedari kecil walau ia lelaki yang keras kepala dan memiliki emosi cukup tak terkendali, namun perlakuan sayang, perhatian dan patuh ia selalu berikan kepada wanita yang telah melahirkannya itu.
Bram membuka majalah yang ada di atas meja kaca.
Beberapa menit kemudian Ayra telah muncul dengan tampilan baru sebuah gamis Motif Abstrak dipadu jilbab kombinasi pita gliter yang cantik dan mewah. Jilbab yang terbuat dari bahan lady Dior menambah aura cantik Alami yang dimiliki Ayra keluar dengan sendirinya.
Bram yang sibuk dengan majalah di hadapannya sedikit terkejut ketika tangan Nyonya lukis menyenggol lengan nya hingga ia menjatuhkan Majalah itu ke pangkuannya.
"Coba lihat cantik tidak?"
Bram mengikuti pandangan mata nyonya Lukis. Dimata Bram Ayra begitu mempesona dengan busana baru yang ia kenakan. Aura cantik Ayra keluar dari dalam dirinya walau hanya terlihat sedikit bedak dan bibir yang berwarna merah bukan karena lipstik. Bram cukup tertegun sesaat.
"Cantik. Glek."
Bram hanya mengomentari penampilan baru Ayra dengan satu kata namun didalam hatinya serta ia menelan Saliva dengan kasar karena merasa hatinya sedikit berdebar dengan penampilan wanita yang baru satu malam satu hari ia nikahi itu.
Namun rasa gengsinya yang terlalu tinggi tak ingin bibirnya memuji istrinya yang terlihat sesuai ekspektasi dari seorang CEO itu.
"Biasa saja!."
Bram berdiri dan meninggalkan ruangan Aisha. Nyonya Lukis yang melahirkan Bram tersenyum dalam hati ia tahu jika putranya terpesona dengan penampilan Ayra yang sekarang. Tetap tertutup dan tak menunjukkan lekuk tubuhnya namun terlihat sangat cantik.
"Kamu cantik sekali Ay.... Nona Aisha saya akan memilih baju untuk menantu saya.
Tap.
Tap.
Tap.
Nyonya lukis berjalan keruangan koleksi hasil rancangan dari Aisha. Sesampai diruangan itu entah beberapa kali Ayra meminta ibu mertuanya untuk berhenti mengambil baju yang ada di hanger.
Satu persatu baju ia ambil dan ia tempelkan pada tubuh menantunya itu lalu ia berikan kepada Aisah. Aisha terlihat kesusahan karena di pelukan nya terlihat hampir belasan stel gamis beserta Jilbab nya namun dalam hati ia bersyukur karena merasakan dapat rezeki nomplok.
Dan berakhir ketika Nyonya Lukis merasa puas dan cukup.
Namun Ketika Aisha memasukan semua belanjaan Nyonya Lukis kedalam paper bag, ia menyebutkan total belanja nyonya Lukis, hal yang tak terduga terjadi. Ayra beristighfar mendengar total belanja yang harus dibayar.
"Total semuanya untuk 24 gamis Rp. 18.650.000,- Nyonya."
"Astaghfirullahaladzim...."
soalnya saya banyak kenal orang dari berbagai daerah meskipun pernah mondok, tp tidak sedetail itu tau tentang najis
mau komen keseeell.. ternyata udah ada yg mewakili😆