NovelToon NovelToon
Empat Mata Jatuh Cinta

Empat Mata Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Achmad Aditya Avery

Valda yang saat itu masih SD, jatuh cinta kepada teman dari perumahan seberang yang bernama Dera. Valda, dibantu teman-temannya, menyatakan perasaan kepada Dera di depan rumah Dera. Pernyataan cinta Valda ditolak mentah-mentah, hubungan antara mereka berdua pun menjadi renggang dan canggung. Kisah pun berlanjut, mengantarkan pada episode lain hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achmad Aditya Avery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pin Mana Otak Genk

Persahabatan dengan Helmi makin membaik. Aku berniat mengajaknya bergabung dalam Mana Otak Genk, yang ternyata tanpa terduga dia menyetujuinya. Kebetulan Mana Otak Genk sedang membuat proyek pin saat itu, desain juga berhasil dibuat oleh sang desainer, Uti. Suatu kehormatan bagi kami menerima anggota baru pencinta anime.

Sepulang sekolah, aku, Amda, dan Uti pergi mencari tempat pembuat pin. Kami mendapatkannya di pertigaan jalan menuju Kelapa Dua. Tempatnya tidak terlalu jauh dari sekolah.

Setelah sampai, kami membicarakan harga, bahan yang digunakan, serta jumlah pin yang akan dibuat. Satu pin seharga Rp. 14.000, tapi akan menjadi Rp. 11.000 jika membeli sepuluh pin. Untuk berjaga-jaga, akhirnya kami memutuskan membuat sebelas pin. Siapa tahu ada yang akan masuk Mana Otak Genk lagi.

Sebagai uang muka, kami menggunakan uang kas sebesar lima puluh persen dari harga pin keseluruhan. Pembuat pin bilang pesanan kami akan selesai kurang lebih dua minggu lagi. Kami setuju, setelah menerima bukti pembayaran kami langsung pulang.

Keesokan harinya, kami mulai menagih para anggota untuk membayar pin tersebut, meskipun itu sebagai identitas kami nanti, tapi kami berusaha menagih secara halus. Kami masih memberikan waktu selama dua minggu.

Satu orang membayar Rp. 11.000. Helmi juga ikut membayar pin ini, padahal hanya sekali aku memintanya, keesokan harinya dia langsung bayar. Aku kira dia akan menolak saat aku tagih. Ternyata dia orang baik, sangat membantu, aku akan berusaha mewujudkan pin Mana Otak Genk yang sangat kubanggakan.

Sampai membayangkan saat pin itu aku genggam sambil memandang langit dan menjadi awal dari semua impianku di dunia. Mana Otak Genk akan menemukan masa kejayaannya seperti kerajaan-kerajaan yang ada dalam pelajaran sejarah. Kadang aku berimajinasi lebih, kadang aku mentertawakan diri sendiri, tapi aku percaya ini adalah sebuah kelebihan.

Dua minggu berlalu begitu saja, sementara masih ada beberapa anggota yang belum membayar uang pin. Namun, aku langsung memutuskan meminjam uang kas sampai sekiranya banyak yang membayar. Jika tidak ada lagi yang membayar, aku berniat akan mengembalikan uang kas dengan uang pribadi. Pulang sekolah, aku pergi ke tempat pembuatan pin tersebut.

Sesampainya di sana, ternyata pembuat pin bilang belum selesai. Sedikit kecewa, aku sudah berimajinasi bagaimana gagahnya Mana Otak Genk yang menunjukkan kekompakan di depan umum dengan pin tersebut tapi karena keterlambatan ini aku harus menunda hal itu.

Keesokan harinya, beberapa anggota menanyakan pin tersebut. Aku menjelaskan dengan jujur bahwa pin itu belum jadi. Raut wajah kecewa menyelimuti mereka. Aku mencoba menenangkan diri, di saat seperti ini, emosi akan sangat rentan untuk meledak.

Untung saja beberapa saat kemudian, mereka dapat mengerti keadaan ini dan bersedia menunggu. Dua hari kemudian, aku kembali ke tempat pembuat pin itu. Kali ini ditemani oleh Aba. Dia teman sekelas yang sering bergaul dengan Antac.

Mana Otak Genk dan Antac memiliki hubungan yang baik, bisa dibilang sebagai suatu aliansi yang menjadi perwakilan dari kelas X.3 dalam mencari teman di SMA ini apalagi saat Pak Baya berkata, “Welcome to the jungle!” saat perkenalan sekolah dulu, seakan-akan kami harus menyiapkan segalanya dari awal termasuk teman yang akan menjadi penopang selama berada di ‘jungle’ yaitu sekolah ini.

Sudah kedua kalinya kembali ke tempat pembuat pin itu, kali ini lebih parah lagi, tokonya tutup. Mulailah tumbuh berbagai pikiran negatif, seperti takut jika pembuat pin itu kabur. Namun, aku coba menenangkan diri dan menunggu hingga besok.

Keesokan harinya, aku kembali lagi dan ternyata masih tutup. Aku sudah mencoba menghubungi pembuat pin tersebut. Namun, nomornya tidak pernah aktif. Sekalinya aktif, tidak pernah diangkat teleponnya. SMS juga tidak pernah dibalas.

Beberapa hari kemudian aku mencoba kembali. Kali ini berangkat bersama Amda dan Erdy tapi hasilnya tetap saja tutup. Diperparah lagi Amda semakin membuat perasaan makin tidak enak.

Amda bilang, “Wah, Val! Kita kena tipu kali. Lu sih, kasih uang muka lima puluh persen. Keenakan kali abangnya. Uang muka di mana-mana sepuluh persen saja, maksimal lima belas persen. Gimana sih? Balikin lu Val, uang anak-anak yang lain, kalau benaran ditipu.”

Dalam gundah yang cukup lama, setelah berapa minggu lamanya aku menunggu pin itu. Tiba-tiba suatu hari, pembuat pin mengirim SMS yang mengatakan bahwa pin pesanan kami sudah selesai dibuat. Pulang sekolah, sudah bisa diambil. Perasaan lega pun datang.

Sepulang sekolah, aku, Amda, dan Erdy, beramai-ramai pergi mengambil pin itu. Akhirnya, pin yang dinanti selesai juga. Pembuat pin itu meminta maaf atas keterlambatannya. Ada beberapa kesalahan teknis yang membuat proses pembuatan pin menjadi lama, di antaranya ada beberapa mesin yang harus diperbaiki.

Akhirnya, pin ini siap dibagikan ke seluruh anggota. Mereka menyambut baik meskipun ada beberapa yang tidak bayar, tapi sudahlah, aku yang akan mengganti sisa uang kas. Lelah rasanya menagih. Sambil tertawa kecil, dalam hati berbisik, “Menagih bukan keahlianku.”

Hari yang indah, saat yang tepat untuk memasang pin Mana Otak Genk. Saat itu pelajaran matematika. Yep! Gurunya adalah wali kelas kami tercinta, Bu Zeni. Bu Zeni melihat beberapa dari muridnya menggunakan pin Mana Otak Genk.

Beliau heran karena yang dia tahu, geng di X.3 hanyalah Antac yang sangat terkenal. Bu Zeni menanyakan kepada salah satu dari kami, tentang alasan menggunakan pin tersebut. Beberapa murid di kelas berteriak, “Ada geng baru, Bu! Namanya Mana Otak Genk!” Mereka melihat ke arahku yang sedang mencoba memalingkan wajah karena malu.

“Oh! Ada geng baru ya?” tanya Bu Zeni sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepala untuk menanggapinya.

“Coba maju ke depan anggota-anggotanya!” kata Bu Zeni. Mendengar perkataan itu, kami langsung diam. Beberapa dari kami ada yang tertawa kecil sambil menutup mulutnya. Entahlah aku harus bagaimana?

“Ayo dong, Ibu juga mau kenalan nih. Coba ketuanya mana?” tanya Bu Zeni. Seketika sebagian besar murid menunjuk ke arahku sambil senyum-senyum sendiri. Amda yang saat itu duduk di sampingku langsung menyuruh untuk maju dahulu, baru setelah itu Mana Otak Genk yang lain mengikuti. Aku tidak punya pilihan. Demi kemajuan Mana Otak Genk yang saat itu ingin mencoba dikenal, akhirnya aku memutuskan maju ke depan.

“Oh, ternyata Valda yang jadi ketuanya,” kata Bu Zeni tersenyum. Aku rasa teman-teman yang lain menganggap ini sebagai sesuatu yang positif, dengan cara ini setidaknya pelajaran matematika bisa tertunda beberapa menit. Pikirku dalam hati.

“Iya Bu ….” Dengan gugup aku menjawab pertanyaan Bu Zeni.

“Anggota yang lainnya mana? Ayo dong tunjukkan kekompakannya!” ucap Bu Zeni sambil melihat beberapa anggota Mana Otak Genk yang lain.

Aku mengajak anggota lain untuk maju ke depan. Amda akhirnya maju juga, disusul dengan Erdy, Uti, Ana, Aga yang saat itu masih malu.

Begitu semua terkumpul di depan, kami berlagak aneh seperti sedang disetrap karena tidak mengerjakan PR atau semacamnya. Semua mata tertuju pada kami. Aku sebagai ketua untuk pertama kalinya, bingung harus melakukan apa?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Osmond Silalahi
dari semua lagu kenapa yg dipilih spongebobs?
Osmond Silalahi: wkwk ...
Achmad Aditya Avery: wkwkwkkwkw yel2 bang
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq mampir bro
Osmond Silalahi: sama²
Achmad Aditya Avery: thank you bang
total 2 replies
Y. Kasanova
Baru mampir
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
sakit kepala kalau langsung dibangunin model gitu
Osmond Silalahi: betul kan
Achmad Aditya Avery: betul puyeng langsung wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
hayo ... salah sapa
Osmond Silalahi: wkwk ... setuju
Achmad Aditya Avery: salah mereka wkqk
total 2 replies
Osmond Silalahi
kali 2 weh
Achmad Aditya Avery: wkwkwkwkwk
total 1 replies
Osmond Silalahi
wah keren arti avery
Osmond Silalahi: tapi keren
Achmad Aditya Avery: artinya berat bang wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
kunti jenis apa ini? wkwk
Osmond Silalahi: wkwkwk
Achmad Aditya Avery: Kunti yang pake bando wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
padahal rame matematika
Osmond Silalahi: begh ... rame lo
Achmad Aditya Avery: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 2 replies
Osmond Silalahi
mantap ini
Osmond Silalahi: sama²
Achmad Aditya Avery: makasih bang ~
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq banget dlu
Osmond Silalahi: wkwk ....
Achmad Aditya Avery: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Osmond Silalahi
Dera ky nya unmood
Osmond Silalahi: nah kan
Achmad Aditya Avery: betul bang
total 2 replies
Osmond Silalahi
weh ... up bab.
Achmad Aditya Avery: yoaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!