Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 ~ Curiga
Zira kembali fokus dengan makanan nya , ia mencoba tenang walau kedua temannya curiga .
" Ayo makan lagi ! , spaghetti nya nanti keburu dingin kurang enak lagi " , ujar Zira seraya mengalihkan pembicaraan.
Sofi dan Venti pun saling tatap , dan Venti langsung mengangkat kedua bahunya lalu mereka pun kembali fokus dengan makanannya .
Setelah menghabiskan makanan dan minuman mereka kembali mengelilingi kampus seraya mencari informasi-informasi penting mengenai kampus .
" Eh katanya disini dosennya banyak yang muda-muda loh " , ujar Venti centil .
" Dih kamu itu tuh mau cari ilmu apa cari jodoh sih ? " , tanya Zira seraya menggelengkan kepalanya.
" Nah bener tuh " , balas Sofi seraya terkekeh.
" Ya mau cari ilmu tapi bisa kali kalau ada jodohnya disini ya gapapa " , ucap Venti seraya senyum-senyum sendiri .
" Mau memangnya sama dosen yang udah kakek-kakek ? " , tanya Sofi seraya terkekeh dan Zira pun ikut-ikutan terkekeh.
" Ya ga gitu juga dong , memangnya kalian tega apa liat teman kalian nikah sama kakek-kakek ? " , jawab Venti seraya cemberut.
" Ya kalau udah jodohnya mau gimana lagi ha ha " , timpal Sofi seraya diakhiri dengan tawanya
" Jahat banget sih " , balas Venti yang semakin memajukan bibirnya.
Zira dan Sofi tertawa melihat Venti yang cemberut .
" Udah intinya sekarang kita fokus dulu cari ilmu masalah jodoh dan yang lain itu urusan belakangan " , ujar Zira mengingat .
" Nah betul itu " , timpal Sofi setuju dengan perkataan Zira .
" Iya deh iya lagian kan itu kalau seumpama nya " , balas Venti yang juga setuju dengan perkataan Zira .
Ketiganya terus berjalan di sekitar kampus sampai tak terasa adzan Dzuhur berkumandang , Zira dan kedua temannya segera mencari masjid untuk menunaikan kewajibannya.
" Wah Masya Allah masjidnya megah banget " , kagum Sofi .
" Iya Masya Allah " , balas Zira dan Venti berbarengan.
Mereka langsung menuju tempat untuk mengambil air wudhu dan segera ikut shalat berjamaah dimasjid kampus .
Zira dan kedua temannya ikut berjamaah di barisan paling terakhir.
Mereka Shalat dengan khusu ditambah dengan suara merdu dari si imam yang melafadzkan setiap ayat suci Al-Qur'an dan bacaan-bacaan shalat .
Setelah shalat tak lupa mereka berdoa , dan meminta agar niat untuk mencari ilmu dikampus yang mereka idam-idamkan mendapatkan kemudahan dan diterima di jurusan yang mereka inginkan .
" Kita nongkrong dicaffe depan yu sebentar rasa nya pegel ni kaki " , Ajak Venti kepada kedua temannya.
" Gimana Ra ? " , tanya Sofi meminta persetujuan pada Zira .
" Oke deh ayu " , jawab Zira setuju .
Dan ketiganya langsung berjalan ke arah keluar kampus .
" Eh kalian ngerasa gak tadi waktu sholat suara imamnya merdu banget bikin candu deh ? " , tanya Sofi seraya cengengesan.
" Iya bener banget suaranya adem banget kaya mau ngajak nikah " , Timpal Venti seraya terkekeh sendiri.
" Dih dasar kamu ya " , balas Sofi seraya mendorong pelan bahu Venti.
Sementara Sofi dan Venti tengah sibuk membicarakan si imam tadi , Zira justru ia malah sibuk dengan pikirannya sendiri ia mengingat-ingat sepertinya suara si imam tidak asing bagi Zira .
Venti dan Sofi saling memberi kode ketika menyadari Zira yang hanya bengong.
" Hey kok malah bengong sih ? " , ujar Venti mengagetkan Zira .
" Eh Astaghfirullah apaan sih kamu ven ? " , kaget Zira .
" Kamu yang kenapa Ra ? , kok malah bengong sih ? " , tanya Sofi beruntun .
" Gapapa sih cuman lagi mikirin sesuatu aja" , jawab Zira cengengesan.
" Mikirin apa sih Ra ? " , tanya Venti kepo .
" Dih kepo " , tunjuk Zira seraya terkekeh.
Venti langsung cemberut.
" Udah gak penting kok , ayo " , ucap Zira seraya mengajak kedua temannya untuk langsung ke Caffe .
Zira dan kedua temannya duduk disalah satu meja dan mereka memilih memesan minuman dan cemilan untuk menemani mereka ngobrol karena perutnya masih kenyang dengan Spaghetti tadi .
Lagi asik mengobrol lagi-lagi ponsel Zira berdering .
" Ra ada yang nelpon tuh " , ucap Sofi yang sudah hapal nada dering ponsel Zira .
" Biarin aja lah " , jawab Zira malas .
" Loh kenapa ? , siapa tau dari bebeb kamu Ra ? " , tanya Venti seraya menggoda Zira .
" Apaan bebeb ? , ga ada ya aku ga punya yang kaya gitu " , balas Zira seraya mengangkat kedua bahunya.
" Eh hubungan kamu sama si adrian gimana Ra ? " , tanya Sofi yang merasa teringatkan .
" Kita udah ga ada hubungan apa-apa " , jawab Zira jujur .
" What ? , serius kamu Ra ? " , tanya Venti dengan suara cemprengnya.
" Ishh pelan-pelan Ven " , kesal Sofi seraya menutup kedua telinganya.
" Iya serius " , jawab Zira lagi .
" Tapi kenapa ? , padahal kalian cocok tahu sama-sama cantik dan ganteng" , tanya Venti lagi yang dianggukan oleh Sofi .
" Aku mau serius kuliah dulu " , jawab Zira beralasan .
" Tapi kan hubungan kalian tidak sampai mengganggu waktu belajar Ra ? '' , tanya Sofi lagi.
" Ya ngga cuman aku udah mutusin pengen fokus kuliah aja " , balas Zira menjelaskan, Sofi dan Venti hanya menganggukkan kepalanya .
Mereka asik mengobrol seraya beristirahat , dan tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 3 sore , mereka memutuskan untuk pulang.
" Aku duluan ya gapapa kan ? " , pamit Sofi karena sudah dijemput.
" Iya gapapa, hati-hati ya kamu sof " , balas Venti dan juga dianggukan oleh Zira .
" Siap , ya udah Assalamualaikum " , salam Sofi .
" Waalaikumsalam " , jawab Zira dan Venti kompak.
" Ra kamu belum dijemput ? " , tanya Venti dan Zira langsung menggelengkan kepalanya.
" Tapi udah minta jemput kan ? " , tanya Venti lagi .
" Udah kok " , jawab Zira berbohong.
Zira menunggu kedua temannya pergi dulu baru ia akan meminta Gaffi untuk menjemput.
" Ra aku udah dijemput ni ? , kamu dijemput sama siapa ? " , tanya Venti .
" Oh ya udah kamu hati-hati dijalan ya ven " , balas Zira .
" Tapi kamu gimana ? , aku gak tega ninggalin kamu sendiri " , timpal Venti yang khawatir.
" Gapapa tenang aja Ven , kamu pulang duluan aja lagian jemputan aku bentar lagi dateng kok " , balas Zira meyakinkan.
" Ya udah kalau gitu aku nungguin aja , sebentar lagi nyampe kan yang jemput kamu ? " , timpal Venti yang malah membuat Zira sedikit kebingungan .
" Ga usah ven, kamu pulang duluan aja " , tolak Zira .
" Udah gapapa santai aja Ra " , balas Venti yang tidak bisa ditolak.
" Duh gimana ini ? " , batin Zira kebingungan.
Zira mengambil ponsel ditasnya dan ia menanyakan keberadaan Gaffi dan memberitahu kalau ia sudah selesai.
Tak lama mobil mewah Gaffi sudah berada dihadapan Zira , Zira sedikit kaget namun ia sudah tidak aneh lagi dengan kemunculan Gaffi yang tiba-tiba.
" Ra kok mobil bang Ziddan beda ? , bang Ziddan beli mobil lagi ? " , tanya Venti merasa aneh .
" Ya gitulah Ven " , jawab Zira seraya menampilkan barisan giginya .
" Ya udah kamu juga masuk ven , hati-hati dijalan ya makasih udah mau nungguin " , ucap Zira panjang lebar.
" Iya sama-sama " ,jawab Venti tersenyum dan keduanya langsung melambaikan tangan setelah mengucapkan salam .
Zira langsung masuk ke dalam mobil begitu pun dengan Venti .
Venti menyuruh supirnya untuk tidak langsung berjalan , dia menunggu Zira yang berangkat lebih dulu namun setelah ditunggu-tunggu mobil Zira pun belum juga melaju .
" Kok aku jadi curiga ya ? " , batin Venti seraya mengingat tingkah Zira yang menurut nya janggal.
~