Meninggal dalam kekecewaan, keputusasaan dan penyesalan yang mendalam, ternyata membawa Cassie Night menjalani takdir kehidupannya yang kedua.
Tidak hanya pergi bersama kedua anaknya untuk meninggalkan suami yang tidak setia, Cassie juga bertekad membuat sahabatnya tidak bersinar lagi.
Dalam pelariannya, Cassie bertemu dengan seorang pria yang dikelilingi roh jahat dan aura dingin di sekujur tubuhnya.
Namun, yang tak terduga adalah pria itu sangat terobesesi padanya hingga dia dan kedua anaknya begitu dimanjakan ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Felix, Ampuni Aku!
Tepat pada saat itu, Aleena telah berdiri di depan ruang perawatan Felix dan tidak menyadari adanya atmosfer aneh di dalam sana.
Dia seperti tengah mengantarkan nyawanya sendiri ke tangan Nyonya Besar Murphy dan Felix, keduanya sama-sama memiliki niat membunuh di hati masing-masing.
'Felix benar-benar tidak bisa melupakan aku!' Aleena tersenyum senang. 'Dia masuk rumah sakit setelah aku keluar, bukankah itu untuk menarik perhatianku?'
Setelah insiden dengan orang-orang Adam Night yang telah membuatnya terluka, Aleena bertekad untuk tidak meninggalkan bekas luka sekecil apapun di tubuhnya. Dia tahu, jika Felix melihatnya dengan luka, dia tidak akan memanjakannya seperti dulu.
'Aku tahu, kemarin dia memarahiku di depan orang-orang hanya untuk menjaga citra dan nama baiknya. Dia mana bisa marah padaku.' Senyuman Aleena semakin lebar dan sarat dengan keangkuhan juga rasa percaya diri. 'Sepertinya aku akan segera menggantikan orang mati itu.'
Aleena membenahi penampilannya, lalu memasuki ruangan Felix dengan melenggak-lenggokkan pinggulnya yang mampu menaklukkan pria mana pun.
"Felix ...." Suara Aleena mengalun lembut, bergetar seperti sedang berusaha menyalakan kembali perasaan yang ada.
Aleena mendekati Felix, bahkan dia mengabaikan keberadaan Nyonya Besar Murphy seolah-olah wanita itu tidak ada di sana. "Ada apa denganmu? Kenapa kamu masuk rumah sakit?"
Nafas Felix naik turun, dia berusaha keras mengendalikan emosinya dan mengontrol dirinya agar tidak menjadi pembunuh di tempat terbuka.
“Jalan9, beraninya kau datang ke sini!” seru Nyonya Besar Murphy sambil menarik Aleena dengan kasar, lalu menamparnya tanpa ampun.
Tamparan itu membuat semua darah di wajah Aleena memucat, tetapi rasa sakitnya tak mengalahkan tujuan mulianya untuk mendapatkan simpati Felix.
"Nyonya, ada apa? Kenapa kamu memukulku?" Aleena berusaha menampakkan ekspresi penuh kepedihan, bahkan mengeluarkan air mata buaya untuk menambah dramatisasi. "Aku datang karena aku mengkhawatirkan Felix."
Wajahnya yang basah oleh air mata dan bekas tamparan Nyonya Murphy, menciptakan gambaran yang mengharukan—sebuah taktik yang sudah teruji untuk membuat hati Felix bergetar.
"Felix, Sisie sudah tidak ada, biar aku yang menjagamu, oke?" Aleena menghapus air matanya dengan cepat, suara lembutnya penuh harapan. "Tenang saja, aku tidak bermaksud menggantikannya."
Nyonya Besar Murphy yang semakin melepuh rasa marahnya, bertekad untuk bertindak. "Felix, jika kau tidak segera mengusir wanita ini, aku yang akan bertindak!" Dia mendekat, tatapan tajamnya tak lepas dari Aleena, seolah-olah siap mengguncang dunia wanita itu hingga porak-poranda.
"Nyonya, aku hanya ingin berada di sisi Felix dan menjaganya. Apakah salah?" tanya Aleena semakin menyedihkan seolah-olah seluruh dunia telah menganiayanya.
Felix dengan mata terpejam dan nafas berat, merasakan bara amarah di dalam hati. Setiap suara Aleena mengalun, seperti mencairkan pertahanan yang dia bangun. Dia berusaha keras untuk memadamkan api yang berkobar di sanubarinya, tetapi semakin sulit seiring dengan setiap kata yang dikeluarkan Aleena.
Nyonya Besar Murphy baru saja hendak mengambil tindakan, ketika Felix sudah lebih dulu bereaksi.
Felix dengan kasar menepis tangan Aleena, lalu berteriak, "Edward!"
Alis Aleena berkerut dalam, dia jelas kebingungan atas sikap dan tindakan Felix.
Jika tidak salah memprediksi, Aleena bisa melihat amarah di wajah Felix.
Kenapa dia marah?
"Tangkap wanita ini untukku! Aku akan mengurusnya setelah keluar dari rumah sakit."
Suara dingin dan aura kejam Felix membuat tubuh Aleena bergetar, dia pun baru menyadari bahwa dirinya tengah dalam bahaya.
"Tidak, jangan!"
Aleena mulai berteriak dan memberontak saat beberapa pria mendekati, bahkan mencengkram kedua tangannya dengan erat.
"Felix. Aku tahu aku salah, maafkan aku."
"Felix ... ampuni aku ...."
***
"Semuanya, ayo, semangat. Kita harus menyambut kepulangan nona muda dengan meriah." Kepala Pelayan memberi arahan kepada para bawahannya, baik laki-laki maupun perempuan tidak ada yang berani cuai.
Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh demi menyambut kepulangan—Cassie Night—sang nona muda yang tidak pernah kembali tujuh tahun lamanya.
Bunga-bunga segar kesukaan Cassie hampir memenuhi perkarangan rumah, itu membuat suasana rumah seperti hidup kembali.
Ekspresi wajah para pelayan tampak serius, tetapi mata yang berbinar-binar menjadi bukti betapa bahagianya mereka.
Bahkan, semua pelayan mengenakan pakaian terbaik seolah-olah yang mereka sambut adalah orang paling penting di dunia
Tidak hanya pita merah, karpet merah juga dibentangkan untuk menandai jalur khusus yang akan dilalui Cassie.
Itu memberikan kesan istimewa dan menunjukkan penghormatan terhadap sang nona muda.
"Nona muda telah tiba!" Suara Pengurus Zhang kembali terdengar, membuat semua pelayan mulai berbaris rapi di halaman Kediaman Night.
Sebuah Rolls-Royce Phantom meluncur mulus memasuki pekarangan rumah, memancarkan aura kemewahan dan keanggunan. Suara mesinnya halus nyaris tak terdengar, hanya denting halus dari sistem suspensi yang meredam setiap benturan kecil.
Kilauan bodinya mengkilap memantulkan cahaya matahari sore, menciptakan siluet indah di atas paving block. Roda-roda besar berbalut ban profil rendah berputar pelan, meninggalkan jejak halus di atas permukaan jalan.
Pintu mobil terbuka, memperlihatkan interior mewah dengan jok kulit yang memanjakan mata, menciptakan kontras menarik dengan eksterior yang sporty dan gagah. Pemandangan ini seolah menjadi pertunjukan singkat, sebuah momen yang memukau sebelum mobil itu benar-benar berhenti di tempat yang telah disediakan.
Cassie yang mengenakan gaun pendek model A-line, turun dari mobil dengan gerakan anggun dan elegan.
Detail mutiara di sekitar leher gaun merah marunnya semakin menonjolkan keanggunan dan keeleganan Cassie. Sepatu hak tinggi dan perhiasan yang melekat di tubuhnya seakan menyempurnakan penampilannya.
Di sisi lain, dua bocah laki-laki berusia enam tahun juga melompat turun dari mobil mewah Cassie yang dibeli Arthur beberapa waktu lalu.
"Selamat datang, Nona."
"Selamat datang, Tuan Muda."
Semua orang serentak menyapa sambil membungkukkan sedikit tubuh mereka pada Cassie, Austin dan Charlie.
"Beritahu tuan dan nyonya bahwa nona sudah kembali bersama kedua tuan muda." Pengurus Zhang memberikan titah kepada salah satu bawahannya.
"Namun, tuan sedang meeting dengan konsul Inggris di ruang kerjanya."
"Tidak peduli seberapa besar masalahnya, itu tidak sepenting putriku." Suara berat Adam Night terdengar, disusul dengan kemunculan sosoknya bersama sang istri.
"Sisie, akhirnya kamu kembali." Air mata Nyonya Sabrina sudah menggenang di pelupuk mata, pelukan hangat segera dia layangkan pada tubuh indah sang putri.
"Ibu ...." Cassie juga tidak bisa menahan air mata haru, melambangkan ungkapan rasa rindu yang terbayarkan.
Tidak banyak perubahan di wajah Adam Night yang selalu berwibawa, tetapi siapa pun bisa melihat perasaan emosional yang kompleks. Ada kebahagiaan, kesedihan, cinta, dan rasa syukur yang terukir di wajahnya.
Dia memeluk dua wanita tercintanya yang masih saling berpelukan, momen itu membuat orang-orang yang melihatnya ikut merasakan perasaan mereka.
Setelah dirasa cukup melepas rindu di hati dan teringat akan keberadaan kedua putranya, Cassie melerai pelukan orang tuanya.
"Ayah, Ibu, mereka putraku ... Austin dan Charlie."
terimakasih Thor atas cerita indah nya
semangat berkarya lagi
beautiful story'
taukah kah wahai para pria yg bergelar suami
ketika kaki kalianyg melangkah keluar rumah yg sedang berikhtiar mencari rejeki untuk keluarga nya
selama kalian didalam rel yg benar
maka setiap langkah kalian teruntai doa dan harapan kami dari rumah.
dan Malaikat pun akan mengamini nya.
tapi....ketika kalian mulai berkhianat dan menipu keluarga kalian...
maka laknat Malaikat pun akan menemani setiap langkah kalian.
jangan bergaya menyesal kalau akhirnya terungkap,
karena kalau belum terungkap kalian tak akan menyesali tiap dosa yg kalian lakukan
ga perlu berlaku seperti yg paling korban kalau kami tak mau memalingkan wajah lagi.
karena di saat kalian mulai memalingkan wajah disaat detik itulah kami sudah meyakini hati,tak akan kembali lagi
doa saya buat semua yg tersakiti
ga usah sedih ,dan ga usah khawatir
karena mungkin itu adalah salah satu doa yg diberikan tuhan pada kita
supaya kita bisa terbebas dr para suami dzalim dan manipulatif.
kasih penghargaan terbesar buat kita para wanita tangguh yg bisa bertahan di situasi ini
kembar blm jatuh cinta
itu sebabnya kau selalu merasa dunia tak pernah adil untuk mu
untuk apa mencoba menggenggam pasir yg selalu bisa meloloskan diri dra tangan
untuk apa mengimpikan cinta dan kasih sayang yg berlandaskan ketidakpastian dan ketidaksetiaan
sia sia dan selalu menyakitkan
kenapa sedih pak,kan itu risiko yg kau dapatkan kalau mang sudah memutuskan jadi laki laki murahan
nikmati aja lah
bisa keluar dari lingkaran setan itu
anak anak makin tidak tersakiti dan,...kita juga makin ga tersakiti 😭😭
5 tahun hidup bareng tapi ga tau apa apa
lah...kemana aja lu selama ini
trus..bisa bisa nya mengklaim orang yg paling mencintai
anak anak adalah makhluk paling jujur .
dia hanya me refleksi apa yg kita kerjakan
kalau kau selalu memberikan kesakitan
mereka akan mudah berpaling
begitu pun sebaliknya...
punya cucu baru,anak udah ga ada guna nya
kalau kalian mang mencintai pasangan kalian sebegitu dalam nya
tapi kok bisa ya Ampe selingkuh?
sebenarnya apa y, didalam pikiran mereka
yg cowok tolong bantu jawab donk🤦🙄
bahagia itu sederhana buat ank ank
bukan intan berlian, tapi perhatian yg cukup
kiyowo nya
memberikan kesempatan pada diri sendiri..
untuk masa depan yg lebih baik