Dia gadis yang periang dan penuh warna, hidup nya selalu penuh dengan kebahagiaan meskipun kenyataan nya dia tidak pernah bahagia.
Nama nya Rain, hanya Rain tanpa nama belakang keluarga besarnya. Karena gadis itu bukan lah terlahir dari keluarga itu.
Rain memiliki Mahendra sebagai ayahnya yang selalu mendukung dan menyanyangi nya dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan anak anaknya.
Meski istri nya begitu membenci Rain sejak kedatangan gadis itu dalam kehidupan mereka, Mahendra selalu berusaha menyemangati Rain untuk tetap menjadi anak baik dan menghormati Rekka seperti ibunya sendiri.
Tahun terus berganti gadis itu kini sudah beranjak remaja dan bersekolah di sekolah ternama sama seperti anak anak Rekka.
Dan ini adalah tahun ajaran baru Rain di sekolah menengah atas pertama nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap Sayap Patah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arya nampak Kesal
Setelah pulang sekolah Rain ikut dengan Angel ke rumahnya ,menikmati es krim sembari menatap taman di belakang rumah Angel .
" Harusnya kamu lebih tegas Rain ,Mau sampai kapan kamu diinjak-injak terus sama mereka ?" Seru Angel.
" udahlah udahlah Angel , untuk saat ini Aku sedang nggak mau bahas hal itu . Kejadian hari ini membuatku lelah , yah seperti dunia tidak pernah berpihak padaku ."
Angel mengalihkan pandangannya menatap sang sahabat .
" Udahlah nggak usah sedih terus , jangan terlalu dipikirkan suatu saat nanti mereka akan menyadari betapa berharganya dirimu ."
Angel tersenyum lebar menatap Rain yang juga tersenyum menatapnya , tidak lama Arya datang menemui mereka wajahnya tetap terlihat kesal melihat Rain .
Dua gadis itu merasa heran menatap Arya.
" Kak Kenapa sih , jutek ama ngeliatin kita ? Kok capek itu istirahat jangan berusaha mencari kesalahan orang deh !" cerca Angel kesal melihat ekspresi wajah Arya yang nampak Kesal itu.
" Dengar Rain , Saya tidak suka jika kamu memiliki hubungan khusus dengan Gio apalagi sampai ada kejadian seperti tadi . " ucap Arya datar .
Hal itu seketika membuat Angel saling menatap antara kakaknya dan juga Rain yang diam .
" ini mereka memiliki hubungan apa sih , kok kayaknya aku nggak tahu apa-apa ya ?. Kak Arya juga terlihat marah ,Emang tadi ada kejadian apa ?" Batin Angel.
" Iya kak, lagian aku sama Gio gak ada hubungan apapun dan untuk kejadian siang tadi aku sama sekali gak tahu dan aku sendiri antara kaget dan gugup. " Ucap Rain pelan sembari menunduk.
Angel semakin aneh dan merasa heran dengan dua orang di depannya itu. kamu terlihat mencurigan kan dengan percakapan intens mereka.
" Sebenarnya kalian ada hubungan apa sih, kenapa kok seperti ada sesuatu sih? ".
Mereka juga nampak heran kenapa mereka seintens itu saat ini.
" Gak ada. " Mereka berdua nampak kompak menjawab pertanyaan Angel dan semakin membuat Angel heran.
" Kompak amat?. " Angel dengan senyuman penuh arti menatap sang kakak dan sahabatnya itu yang nampak salah tingkah itu.
" Angel, udah sore deh keknya aku harus pulang. Makasiih eskrim nya. " Ucap Rain yang menyambar tas nya dan langsung berlari kecil meninggalkan Angel yang tertawa melihat tingkah konyol Rain.
" Hemmzzz.. " Arya nampak menatap Angel dengan kesal.
" Apa sih, orang kakak duluan yang nganggu aku sama Rain kenapa sekarang kakak mau marah?. Apa jangan jangan kakak suka yah sama Rain hayooo kenpa ngelarang Rain untuk gak deket deket sama Gio?. "
" Udah lah kakak capek, nanti malem kakak ada pertemuan sama Mahendra. " Ucap Arya mengalihkan pembicaraan dengan Angel.
" Kakak mau ke rumah Rain, aku ikut yah aku bosen tau di rumah sendiri. " Angel bergelayutan manja di lengan sang kakak sembari berjalan masuk kedalam rumah.
" Kakak ada hal penting yang harus di bicarakan bersama om Jordan Angel, lain kali aja yah.. "
" Ihhhhh, nyebelin. " Angel menghentakkan kakinya kemudian naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Bruk
suara pintu di tutup dengan keras membuat Arya menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah Angel.
Sedangkan Rain sedang mengendarai motornya menebus jalan yang nampak ramai dengan para pekerja yang akan pulang dan beberapa anak sekolah yang masih asik mengobrol di pinggir jalan.
" Jantung ku seperti abis di kejar setan seh, kenapa sih setiap deket sama kak Arya pasti seperti itu sedangkan tadi waktu Gio nyium aku aku hanya diem gak berasa apa apa dan bodoh nya ciuman yang harusnya jadi orang spesial malah dia ambil sama kak Gio.. " Gumam Rain menghela nafas nya.
Rain kembali fokus pada jalanan dan motornya yang melaju semakin dekat dengan komplek perumahan Mahendra.
30 menit berlalu motor gadis itu masuk kedalam perkarangan rumah yang nampak di sama mobil hitam Renatha yang terparkir indah.
" Kak Renatha udah pulang lebih awal, pasti dia mau bales yang di sekolah tadi?. " Batin Rain waspada dengan apa yang akan terjadi.
" Wahhhh, sudah pulang dia sekarang.. Kek nya bangga banget yah yang udah bikin malu kak Renatha di sekolah tadi?. " Ucap Kanaya dengan sinis.
Baru saja masuk kedalam rumah Rain langsung di sambut dengan tatapan sinis dan kata kata buruk dari sang kakak.
" Iyaa kayaknya dia udah mulai ngelunjak sekarang, mentang papa selalu bela dia dan berani nampar aku di depan nya makanya sekarang udah seperti nyonya di rumah kita. " Timpal Renatha.
Kaki Rain begitu berat melangkah untuk meninggalkan percakapan tidak penting itu, mulutnya seperti terkunci setiap kali Renatha dan Kanaya menghina nya.
" Kenapa diem, perasaan tadi kek primadona di sekolah apa lagi di cium sama ketua OSIS sekaligus kapten tim basket.. "
" Kak, aku sama kak Gio gak ada hubungan apapun dan untuk masalah kak Gio nyium aku itu hanya salah paham aja kok. " Elak Rain membuat kedua saudranya itu langsung berdiri mendekati dirinya.
Gadis itu tertunduk.
Renatha mencengkram dagu Rain mengangkat nya agar gadis itu menatap matanya.
" Kapan sih lo pergi dari sini, kapan ngebiarin hidup gue dan keluarga gue bahagia?. Kapan lo pergi dan gak pernah ketemu sama orang orang yang gue suka.. " Renatha mencengkram dagu Rain begitu keras membuat gadis itu mengeluh sakit.
Air mata Rain luruh sembari tangannya memegang tangan Renatha agar melepaskan cengkraman nya.
" Sa.. sa. kita.. kak, ampun Rain minta minta maff kak. Sebentar lagi Rain pasti pergi jauh dari kehidupan kakak dan mama. "Gumam Rain dengan suara bergetar.
Renatha tertawa pelan mendengar ucapan Rain dengan suara bergetar itu. Dengan keras gadis itu mendorong tubuh Rain hingga terjungkal keras menabrak dinding yang keras.
" Awh.. " Pekik Rain menahan kepala nya yang nampak terasa nyeri.
Gadis itu menatap tangannya yang ada bercak merah segar keluar dari pelipis nya, Rain berbalik menatap Renatha dan Kanya yang hanya diam dan acuh melihat darah segar mengalir dari pelipis Rain.
" Lebay, mau ngomong sama papa lo bait bur di tampar lagi ha... " Seru Renatha dengan keras.
Rain menggeleng keras.
" Nggak kak, aku gak akan bilang sama papa. " Renatha dan Kanaya pergi begitu saja tanpa rasa iba pada Rain yang menangis dan menahan nyeri di pelipis nya.
" Gak papa Rain ini, ini cuma luka kecil aja kok kamu kuat kan?. " Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.