Kisah gadis imut dengan sejuta kenakalannya yang sebenarnya sudah memiliki suami namun tanpa dia ketahui dengan seorang Gus yang memiliki sifat sangat bertolak belakang dengan dirinya.
"Katanya bukan Muhrim kok megang megang sih Dasar Gus Gila! ."
(Alexandra keyla Salsabila.)
"Bahkan tubuhmu sudah halal untukku Zaujati."
(Zio Aqeel Asna Nafis Al Fath)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ido fawaiz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERASA BERSALAH
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,.
Sebaik baik bacaan adalah membaca Al-Qur'an 🥰🥰🥰
*****
Happy reading guys 😘
Setelah kepergian Zia Echa menunduk tidak berani menatap Zio.
"Maaf Gus." ucap nya.
Zio yang tidak tega menarik Echa kedalam pelukannya, dia paham dengan istri kecilnya itu,dia memaklumi karena Echa belum tahu kebenarannya saja.
"Sudah jangan menangis." ucap Zio.
Semua keluarga keluar meninggalkan Zio dan Echa membiarkan mereka menyelesaikan kesalah pahaman mereka.
"Sayang dengar,aku tidak pernah menduakan kamu dan tidak akan pernah, soal Livy tadi kamu salah paham sayang,dia sudah aku anggap seperti Azmi adikku sendiri, dia sebatang kara kedua orang tua dan Adiknya meninggal gara gara aku."
"Apa maksud Gus?" tanya Echa.
"Satu bulan lalu saingan bisnis aku menyabotase mobil yang akan aku pakai tapi naas mobil itu di pakai keluarga Livy karena aku meminta agar bertukar mobil, dalam sehari semua keluarga Livy meninggal."
"Jadi aku sudah sangat salah, aku sudah berdosa karena tadi menghinanya." ucap Echa.
"Hiks,,, jadi Echa sudah sangat jahat pada dia Gus ."
"Tidak sayang,, tadi kamu melakukan itu karena kamu belum mengetahui nya saja."
"Tetap saja Gus Echa salah."
"Iya nanti kalau ketemu kita minta maaf." Ucap Zio.
"Echa minta maaf pada Gus karena sudah menuduh Gus yang bukan bukan."
"Tidak apa apa,kita kembali ke dalam ayo, kita belum makan kan."
Ternyata Zia tidak jadi pulang karena dibujuk Gus Akhtar dan Edward.
Setelah menyelesaikan makan mereka, Echa meminta maaf pada Zia.
"Em,, Kak Zia Echa minta maaf." ucap Echa.
"Bukan sama aku, harusnya kamu minta maafnya itu pada Livy karena dia yang sudah kamu hina." balas Zia, dia menatap Alvian kesal ingin sekali mencakar nya.
"Uncle bisu?" ketus Zia.
"Dik,," tegur Gus Akhtar.
"Hm,," balas Alvian.
'Tuk,,' saking tidak bisa menahan kekesalan nya Echa melemparkan sendok di depan nya tepat mengenai kening Alvian.
"Kenapa Princess?" tanya Edward pada Zia.
"Aku kesal sama anak Grandpa, dia bukan manusia."
"Apakah Unclemu melakukan kesalahan hm?" tanya Edward lembut.
"Istighfar Dik,, jangan marah marah ." Gus Akhtar mengelus tangan Zia.
"Katakan sama Grandpa Princess biar Grandpa yang hukum Uncle mu."
"Aku pergi !" ucap Alvian langsung pergi meninggalkan Cafe.
"UNCLE,,,,!" teriak Zia, namun tidak di perduli kan oleh Alvian tetap meninggalkan Cafe.
"Apakah Unclemu sayang yang sudah membuat kamu menangis?" tanya Ning Syaqila.
Dia tidak habis pikir dengan Putranya sendiri, sikapnya benar benar dingin tak tersentuh,bahkan dia tidak pernah tahu bagaimana perasaan Alvian.
"Mungkin Zia terlalu kesal Ummi bukan karena Al." ucap Zio.
"Kalau Uncle mu melakukan sesuatu pada kamu katakan ya sayang."
"Heem Ummi."
Setelah selesai semua mereka pulang ke rumah masing masing.
Sementara Alvian setelah dari Cafe tadi langsung menuju Apartemennya.
Sampai disana Livy baru saja selesai beres beres, melihat kedatangan suaminya Livy ingin sembunyi saja di dalam kamar namun Alvian malah menyusul nya.
Livy dibuat gugup setengah mati berada dalam satu ruangan bersama Alvian membuatnya berkeringat dingin.
"Mau sembunyi heh?" ucap Alvian datar.
"Maaf,," Cicit Livy.
"Berhenti bekerja." perintah Alvian.
"Em,, tapi."
"Saya tidak suka dibantah."
'Kalau saya tidak kerja nanti mau makan apa?' ucap Livy dalam hati.
Seolah bisa membaca isi hati Livy,Alvian mengambil kartu hitam dari dalam dompetnya dan tanpa banyak bicara meletakkan di meja rias depan Livy.
"Gunakan kartu itu."
"Tapi,, " ucapan Livy langsung terhenti melihat tatapan tajam Alvian.
Tanpa banyak kata Alvian langsung meninggalkan kamar menuju ruang kerjanya.
"Ya Allah." guman Livy.
"Tapi bagaimana cara aku bilang pada Kak Rangga kalau aku berhenti kerja,aku jadi tidak enak,baru sebulan kerja sudah berhenti."
Sampai hampir waktu makan malam Alvian tidak keluar juga dari ruang kerjanya, dan Livy sengaja memasak menu yang sedikit spesial,siapa tahu Alvian mau makan.
Livy mengumpulkan keberaniannya untuk memanggil Alvian di dalam ruang kerjanya.
"Tok,,Tok,,"
"Mm,,, Mas,,makan malamnya sudah siap." ucap Livy karena tidak kunjung mendapat jawaban Livy kembali ke bawah dengan sedikit kecewa.
Dia duduk di meja makan dan mengambil makanannya sendiri, karena menurutnya Alvian pasti tidak akan mau makan bersama dirinya.
"Kamu panggil saya hanya untuk menyaksikan kamu makan." ucap Alvian mengagetkan Livy yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Maaf,,"
Alvian duduk di kursinya, dengan sigap Livy segera mengambilkan makanan Alvian.
"Kamu pikir saya Banteng makan sebanyak itu."
"Maaf" lagi lagi hanya kata Maaf yang mampu Livy ucapkan, sementara Alvian sangat kesal karena Livy terus meminta maaf.
Alvian mulai menyuapkan makanan yang Livy beri, satu suap dua suap Alvian merasa cocok dengan masakan istrinya,padahal dia tipe yang sangat pemilih.
Livy tersenyum senang melihat Alvian mau memakan masakannya,dia berharap semoga kedepannya hubungan rumah tangganya bisa di perbaiki.
Beberapa menit kemudian keduanya menyelesaikan makan mereka,tadi Alvian yang bilang Banteng ternyata menghabiskan makanannya.
Untung saja yang menjadi istrinya itu seperti Livy, coba istrinya modelan Echa pasti langsung mengolok olok dirinya.
"Mas,, mau dibuatkan kopi atau Teh?"Tawar Livy.
"Kopi." jawab Alvian.
Dengan semangat Livy membuatkan Alvian kopi, dan juga membawakan beberapa camilan yang dia buat sendiri.
"Ini Kopinya Mas." ucap Livy meletakkan di depan Alvian.
"Hm,," balas Alvian.
Di pesantren Darussalam Echa guling guling di kasur dia masih merasa sangat bersalah pada Livy.
"Gus,,," panggil Echa pada Zio yang mengerjakan sesuatu di Laptopnya.
"Hm,," jawab Zio.
"Ih,, kok jawab Hm saja sih sudah seperti si Freezer saja, apa jangan jangan Gus ketularan ya karena keseringan bersama."
"Besok besok kalau mau bersama Bang Al Gus jangan Lupa pakai Mantel dan bawa korek." lanjut Echa membuat Zio tidak paham dengan arah pembicaraan Echa.
"Buat apa sayang, di Indonesia kan cuacanya sedang panas buat apa memakai mantel dan korek buat apa, aku kan tidak merokok sayang."
"Ya biar Gus gak ketularan dingin dan bisu seperti Bang Al." benar benar di luar akal sehat manusia memang pemikiran Echa.
Echa lupa jika suaminya memang sebelas dua belas dengan Alvian jika di luaran sana hanya saja Zio lebih bisa mengontrol emosinya berbeda dengan Alvian yang memiliki tempramen sedikit buruk.
"Al bukan bisu sayang,hanya jarang bicara."
"Apa bedanya, orang kalau di ajak bicara jawabnya hanya hm hm saja, kalau panjang pasti neyekit ke ulu hati."
"Haha,,, Istirahat yuk, ini sudah malam." ajak Zio.
"Buat anak dulu yuk!" ajak Echa tanpa rasa malu sama sekali, justru yang malu malah Zio melihat sikap istrinya yang tidak di filter sama sekali.
"Ih,, kok muka Gus merah sih, pasti lagi malu malu,padahal kan kata Bang Yusuf terangkan dalam kitab Uqud
وأيما امرأةفرشت لزوجها بطيب نفسها حرم الله صد رها على النار, وأعطاها ثواب مائتي حخة ور فع لها مائتي ألف درجة في الجنة
“Siapa saja seorang istri yang menawarkan diri untuk suaminya dengan suka-rela, maka: Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka. Memberinya pahala dua ratus ibadah Haji dan Umroh. Dicatatkan untuknya dua ratus ribu kebaikan
diangkat untuknya dua ratus ribu derajat di Surga.”
"Masha Allah pintarnya istri siapa sih?"ucap Zio yang kagum dengan istrinya.
"Gus amnesia Echa istri siapa?" tanya Echa balik.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘
te²p semangat ya thoorrr smoga lancar trus up nya