Kembalinya Perempuan Buangan

Hari itu, hari Senin yang sangat berat bagi Kendra karena selain tidak bisa menemukan Hx-1, ia mengalami banyak sekali masalah di kantor.

"Kakak ini kemana sih?" Katanya menggerutu karena pria itu tidak masuk ke kantor.

Padahal di hari Senin merupakan hari yang padat dan sekarang terjadi beberapa masalah dengan perusahaan kecil dan juga beberapa klien mereka yang melakukan pembatalan kontrak.

Meraih ponselnya dengan kesal, pria itu langsung menelepon Samudra.

"Ada apa?" Tanya Samudra dari seberang telepon.

"Kakak ada di mana? Datanglah ke kantor dan bantu aku menyelesaikan semua kekacauan yang ditimbulkan oleh Laila!

Perempuan itu mencuri banyak data membuat beberapa perusahaan saingan kita mengambil alih kerjasama dengan para klien kita!

Mereka bahkan menggunakan beberapa kelemahan perusahaan kita untuk menarik semua klien yang awalnya bekerjasama dengan kita!" Ucap Kendra dengan kecepatan berbicara mengalahkan kecepatan Kereta Maglev dari China yang melaju dengan kecepatan maksimum 600 km/jam, kereta tercepat di dunia!

"Aku segera kesana." Jawab pria dari seberang telepon membuat Kendra merasa sedikit lega lalu kembali menyelesaikan masalah yang ia tangani.

Setelah tiba di kantor, Samudra mendapati semua berkas yang bermasalah sudah ditumpuk di meja kerjanya.

Bukan hanya itu, Kendra memasuki ruangannya membawa setumpuk berkas lagi di tangan pria itu.

"Kaka tahu? Perusahaan baru yang berasal dari kota FF baru saja mengambil alih sebagian besar proyek yang akan kita kerjakan.

Ini semua adalah kontrak pembatalan, mereka memilih membayar denda daripada melanjutkan kerjasamanya.

Juga, kakak harus sadar kalau semua ini terjadi karena Laila yang sudah membocorkan banyak informasi perusahaan kita!" Ucap Kendra sekali lagi mengingatkan kakaknya kalau Laila sama sekali tidak pantas diberi ampunan.

"Aku akan mengurusnya." Jawab Samudra dengan tenang seolah dia sama sekali tidak terbebani dengan semua kekacauan yang ditimbulkan Laila.

Kendra menghela nafas "Kakak sadarlah!

Kalau sampai ayah dan ibu mengetahuinya bisa-bisa mereka jatuh sakit karena memikirkan perusahaan kita yang merosot dalam waktu singkat!" Ucap Kendra.

"Aku bilang aku akan mengatasinya!" Ucap Samudra masih dengan suara yang tenang membuat Kendra mau tidak mau meninggalkan pria itu.

'Sial! Kakak sudah di butakan dengan cintanya pada perempuan yang sudah mengambil keperjakaannya!

Memangnya, apa hebatnya pengalaman pertama itu?

Justru lebih hebat memiliki banyak wanita di dekat kita!' gumam Kendra merasa kesal sekaligus prihatin dengan kesetiaan kakaknya.

Setia memang baik, tapi kalau kau setia pada orang yang salah, apakah itu mendatangkan kebaikan?

Tidak!

Kau sedang membawa dirimu perlahan-lahan terbakar oleh api yang kau nyalakan sendiri!

Kau akan hangus menjadi debu!

Seperti dugaan Kendra, Baru saja pria itu meninggalkan ruangan Samudra saat ponsel di samping Samudra sudah berdering.

Panggilan dari Silas.

"Halo Ayah," jawab Samudra.

"Kau di mana?"

"Aku di kantor. Ada apa?"

"Aku dengar beberapa klien membatalkan kerjasama? Ada apa ini?" Tanya Silas.

"Buakn masalah besar. Ayah tidak perlu khawatir dan persiapkan diri untuk ulang tahun ibu." Jawab Samudra langsung menutup telepon itu tanpa menunggu pria tua dari seberang telepon mengatakan apapun lagi.

"Ada apa?" Tanya Weleni saat melihat wajah suaminya begitu tidak menyenangkan setelah melakukan panggilan telepon dengan anak mereka.

"Bukan apa-apa. Hanya sebuah masalah kecil di kantor.

Tapi Samudra baru saja mengatakan kalau dia akan segera mengatasinya." Jawab Silas tidak mau membuat istrinya cemas.

"Begitu, lalu, bagaimana dengan cucu kita? Dia akan datang 'kan?" Tanya Weleni.

"Aku belum tahu. Tapi Samudra pasti akan membujuknya.

Lagi pula, besok adalah hari spesial neneknya, jadi dia pasti akan datang." Ucap Silas berusaha menghibur istrinya karena memang sedari dulu Andra tidak pernah mau datang ke rumah tua bahkan ketika mereka mengadakan pesta besar.

"Hah, aku sudah menelepon Selin, dia bilang dia akan datang tapi dia hanya datang dua jam saja.

Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya." Ucapku Weleni yang tidak puas dengan menantunya.

"Dia wanita karir, jadi kita harus menghargainya." Kata Silas memegang kedua tangan istrinya.

"Mereka sudah menikah selama 2 tahun, tapi aku bisa merasakan kalau mereka berdua sama sekali tidak akrab.

Menurutmu, apakah kita sudah salah menikahkan mereka?" Tanya Weleni dengan beberapa penyesalan menyelimuti hatinya.

"Tidak, bahkan mereka baru saja menikah 2 tahun.

Kau sudah tahu bagaimana karakter Putra kita, akan sangat aneh kalau Selin bisa menaklukan Samudra hanya dalam waktu 2 tahun."

"Tapi, Sampai kapan kita akan menunggu? Lagipula, kita menikahkan mereka berdua supaya Andra memiliki seorang ibu untuk mengurusnya di rumah.

Tapi sekarang, apakah tujuan kita tercapai?

Sejak Selin dan Samudra menikah, cucu kita menjadi pemurung, bahkan tidak mau berbicara dengan kita lagi." Ucap Weleni dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

"Mari menunggu masalah ini sampai ulang tahunmu berakhir.

Kita bisa mengadakan pertemuan keluarga dan membahasnya bersama."

@Interaksi

Udah ya... otor sebutin ajah, gak pakek ketik! xixi