NovelToon NovelToon
Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / PSK
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

“Di balik seragam putih abu-abu, Nayla menyimpan rahasia kelam.”

Di usia yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, Nayla justru harus berjuang melawan pahitnya kenyataan. Ibu yang sakit, ayah yang terjerat alkohol dan kekerasan, serta adik-adik yang menangis kelaparan membuatnya mengambil keputusan terberat dalam hidup: menukar masa remajanya dengan dunia malam.

Siang hari, ia hanyalah siswi SMA biasa. tersenyum, bercanda, belajar di kelas. Namun ketika malam tiba, ia berubah menjadi sosok lain, menutup luka dengan senyum palsu demi sesuap nasi dan segenggam harapan bagi keluarganya.

Sampai kapan Nayla mampu menyembunyikan luka itu? Dan adakah cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari gelap yang menelannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Matahari pagi merangkak pelan menyinari atap kontrakan reyot itu. Udara masih lembap sisa hujan semalam, dan suara ayam tetangga terdengar samar dari kejauhan. Di dalam kontrakan kecil itu, Nayla sedang berdiri di depan cermin retak yang tergantung miring di dinding. Tangannya sibuk mengikat rambut panjangnya ke atas, membentuk kuncir kuda sederhana. Di wajahnya, terselip senyum tipis. senyum yang jarang sekali muncul sebelumnya.

Hari ini, ia merasa berbeda. Ada harapan baru yang menyelinap pelan-pelan ke dalam hatinya. Meskipun pekerjaan itu datang dari seseorang yang dulu pernah membeli tubuhnya, Nayla yakin, Elvino tidak berniat buruk kali ini. Elvino bukan pria biasa, dan entah kenapa ia percaya bahwa niatnya tulus.

Ia melihat ke tubuhnya yang telah dibalut pakaian terbaik yang dimilikinya. Celana jeans yang warnanya sudah mulai memudar, dan kemeja putih yang sedikit kekuningan di bagian kerah. Tapi setidaknya, ia tampak rapi.

Dari balik pintu kamar, Lili mengintip sambil menggenggam tali tas sekolahnya. Gadis kecil itu memperhatikan kakaknya dengan mata yang berbinar penuh rasa ingin tahu.

“Mbak mau ke mana?” tanyanya polos.

Nayla menoleh, lalu tersenyum hangat.

“Mbak mau kerja, Sayang,” jawab Nayla sambil jongkok agar sejajar dengan tinggi tubuh adiknya. Ia mengusap pelan rambut Lili yang dikepang dua.

“Kerja? Mbak Nayla mau kerja?” tanya Lili sekali lagi, kali ini suaranya terdengar seperti sedang menyimpan harapan besar.

Nayla mengangguk, “Iya. Doain ya, supaya Mbak diterima kerja."

Lili mengangguk cepat-cepat, senyumnya lebar dan tulus. Tapi momen hangat itu seketika buyar oleh suara dari ruang tamu.

“Kerja?” Suara Dio terdengar sinis, menusuk langsung ke ulu hati Nayla.

“Lili, jangan gampang percaya. Mungkin aja ‘kerja’ yang dimaksud Mbak Nayla itu ya kayak dulu-dulu.”

Langkah Dio terdengar mendekat ke arah pintu, menyambar tas sekolahnya tanpa menatap wajah kakaknya itu. Tatapannya dingin dan penuh tuduhan.

Nayla berdiri, tubuhnya menegang.

“Dio, kamu itu ngomong apa sih? Kamu masih kecil, nggak ngerti apa-apa,” ucap Nayla, nadanya mulai meninggi karena tak tahan menahan sakit hati.

“Aku kecil, tapi aku tau semuanya, Mbak! Aku denger semuanya! Lagipula apa yang baru saja aku katakan benar, kan!” balas Dio ketus, lalu membuka pintu dan membantingnya dengan keras hingga kaca jendela bergetar.

Hening. Suara langkah Dio menjauh seperti gema luka yang tertinggal di dalam rumah.

Nayla menunduk, matanya berkaca-kaca. Tubuhnya terasa lemas seperti kehilangan tenaga. Lili menggenggam tangannya pelan-pelan, lalu bertanya lirih,

“Mbak… Mas Dio kenapa sih? marah-marah terus ke Mbak?”

Nayla menahan air matanya, memaksakan senyum di bibir yang mulai bergetar.

“Mas Dio nggak marah kok, Sayang… Mas Dio cuma lagi capek aja, mungkin kebanyakan PR,” katanya, mencoba menenangkan Lili sekaligus dirinya sendiri.

“Tapi… kenapa marah-marahnya ke Mbak Nayla?” tanya Lili lagi, polos dan jujur, membuat Nayla seperti tertampar kenyataan.

Ia tak tahu harus menjawab apa. Ia ingin mengatakan, karena Mbak dulu memang pernah jatuh terlalu dalam. Tapi apakah seorang anak kecil seusia Lili bisa mengerti?

Nayla menghela napas, lalu menggandeng tangan Lili.

“Yuk, kita berangkat. Nanti Lili telat sekolah,” ucapnya sambil tersenyum kecil, meski hatinya remuk redam.

Dalam perjalanan menuju sekolah, Nayla terus menggenggam tangan Lili erat-erat, seolah hanya tangan mungil itu yang bisa menguatkan dirinya untuk tidak roboh hari ini. Dan jauh di dalam hatinya, ia berjanji, ia tidak akan jatuh lagi. Tidak akan membuat adik-adiknya malu lagi. Tidak akan menyerah, meski dunia tak henti menyakitinya.

Hari ini, ia akan melangkah untuk masa depan yang lebih baik. Bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk Lili. Dan mungkin, suatu hari nanti, bahkan untuk Dio yang kini masih menolak mempercayainya.

...

Nayla berdiri mematung di depan gedung pencakar langit yang menjulang gagah, kaca-kacanya berkilau memantulkan sinar matahari pagi. Untuk sesaat, ia merasa asing, kecil, dan tak sepadan berada di tempat semewah itu. Tangannya gemetar saat ia merogoh tas selempangnya mengeluarkan kartu nama yang kemarin diberikan oleh Elvino.

“PT. Arwana Perkasa,” gumamnya pelan, menatap alamat yang tertera lalu beralih kembali ke gedung di depannya. Benar, ini tempat yang dimaksud.

Jantung Nayla berdebar tak karuan. Pandangannya menyapu orang-orang yang lalu lalang masuk ke dalam gedung. Mereka semua tampak rapi, wangi, dan percaya diri. Pria dengan jas licin dan dasi terikat sempurna, wanita-wanita dengan rok pensil dan sepatu hak tinggi. Sementara dirinya… hanya memakai celana jeans yang sudah memudar warnanya dan kemeja putih yang bahkan warna nya sudah mulai menguning.

Ia menarik napas panjang, mencoba menelan gugup yang menyesak di dada. Lalu melangkah masuk.

Langkahnya ringan tapi penuh ragu saat ia berjalan menuju meja resepsionis. Perempuan muda dengan rambut lurus tergerai duduk di sana, jari-jarinya sibuk mengetik di laptop.

“Permisi, Mbak.” suara Nayla terdengar pelan, nyaris tenggelam dalam suara lift yang terbuka di belakangnya.

Resepsionis itu menoleh, menatap Nayla dari ujung rambut hingga sepatu kets kusam yang dikenakannya. Alisnya terangkat sedikit, namun tak berkata apa-apa.

“Kemarin saya diberitahu oleh Pak Vino, katanya di sini sedang butuh pekerja untuk bagian cleaning service,” ucap Nayla, gugup. Ia buru-buru menyerahkan kartu nama yang digenggamnya sebagai bukti.

Resepsionis itu menerima kartu tersebut, masih memandangi Nayla dengan ragu.

“Maaf, Mbak. Apa bawa surat lamaran atau CV?”

Nayla menggeleng pelan. “Nggak bawa, saya cuma disuruh datang ke sini!”

Resepsionis itu menghela napas, lalu menekan tombol interkom.

“Maaf, Pak Elvino… saya ingin melaporkan, ada seorang gadis yang mengaku disuruh Bapak kemari untuk melamar sebagai cleaning service. Tapi dia tidak membawa surat lamaran…”

Suara berat Elvino langsung terdengar dari interkom. “Ya, itu benar. Suruh saja dia langsung kerja.”

Resepsionis tertegun. “Tapi, Pak… dia bahkan...”

“Saya bilang suruh dia langsung kerja. Lakukan saja. Yang bos di sini saya atau kamu?” suara Elvino dingin, tak memberi ruang untuk dibantah.

Resepsionis menelan ludah. “Baik, Pak…” jawabnya cepat, lalu segera memutus sambungan.

Dengan senyum kaku, ia berkata pada Nayla, “Silakan ikuti Bapak Joni. Beliau yang mengurus staf cleaning service.”

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya muncul dari pintu samping. Tubuhnya tegap meski rambutnya mulai memutih. Ia mengenakan seragam abu-abu dengan nama "Joni" disulam di dada kirinya.

“Nayla, ya? Ikut saya,” ucap pria itu datar.

Nayla mengangguk cepat dan berjalan mengikutinya menyusuri lorong kantor yang bersih dan mengilap. Dindingnya putih, langit-langit tinggi dengan lampu-lampu LED terang. Ia merasa seperti berjalan di dunia yang benar-benar berbeda dari kehidupannya sehari-hari.

Sesampainya di ruang cleaning, Joni membuka sebuah lemari besi dan mengambil seragam kerja berwarna biru dongker.

“Ini seragam kamu. Ganti di ruang ganti sebelah situ. Setelah itu kamu mulai kerja. Area tanggung jawab kamu lantai dua, khusus bagian pantry dan ruang meeting kecil,” ujarnya tegas.

“Baik, Pak,” jawab Nayla pelan.

“Oh ya,” lanjut Joni sambil menatap tajam,

“Di sini aturan pertama dan utama: disiplin. Jam masuk tepat waktu, nggak ada bolos, tidak bermain ponsel saat jam kerja.”

Nayla mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Ia menerima seragam itu dan berjalan menuju toilet, mengganti pakaian lusuhnya dengan seragam baru. Saat menatap bayangan dirinya di cermin, ia tersenyum kecil.

Meski sederhana, seragam itu membuatnya merasa lebih layak.

1
Siti Aminah
trs lanjut ya kak AQ suka banget ceritanya.
Siti Aminah
seru banget . tlng di lanjut episode selanjutnya
Her$a: terima kasih 😘
total 1 replies
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
semangat kakak othor... aku gak tau mau bikin ulasan apa,,, tapi sejauh ini ceritanya bagus banget....
Her$a: Terima kasih 😘
total 1 replies
Bunda Dzi'3
hp Thor ..smngts bnyk pembaca karyamu thor👍
Bunda Dzi'3: smngtsss🖤
total 2 replies
Bunda Dzi'3
beban nya Nayla berat bngtt😭
Bunda Dzi'3
Aulia sma elang aja..sma2 bersih...biar Nayla sma elvino...krna Nayla udh di tidurin elvino biar Elvino tanggung jawab...Nayla khawatir hamil saat elvino nikahin Aulia...trs elang yg nikahin Nayla 😭😭
Bunda Dzi'3
ervino udh cinta sma Nayla...
Bunda Dzi'3
lanjutttt🖤
Bunda Dzi'3
buat aja Nayla hamil biar di nikahin Elvino Thor
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
Elvino udh Cinta mungkin sma Nayla tapi gengsi...Dia pikir Nayla gak lebih dri pemuas ranjangnya...pdhl elvino udh ada rasa sblm kjdian MLM pertama...Haa khayalan Qu sperti ini ..nikahin Elvino buat Nayla bhgia👍
Bunda Dzi'3
elvino knpa gak di nikahin aja Nayla&angkat derajatnya Nayla..biar gak bnyk dosa&Dio gak benci lagi😭
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
lanjut thor
Bunda Dzi'3
i
kasian Nayla hancur N merasa bersalah bngt pastinya ..ibunya mninggal karna tau kerjaan nayla😭
Bunda Dzi'3
elang ntar tau Mira bagaimana nyesell udh salah menilai Nayla yg jdi korban
Bunda Dzi'3
nyesekkk yaa jdi Nayla...elvino Smoga Ga cuma mau tubuh Nayla..
tapi bnr2 Cinta sma Nayla
Bunda Dzi'3
thorrr
Bunda Dzi'3
up Thor
Bunda Dzi'3
elang.. terlambat Nayla udh jdi simpenan KK kmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!