Cinta itu datang membawa sejuta keindahan, dan seribu kebahagiaan.
Namun sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Cinta itu pula yang menorehkan luka.
Sebuah kisah gadis mudah berumur 23 tahun yang mencinta pria matang seumur ibunya.
Tania pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta orang tuanya. Namun Tania salah, Cinta itu malah membuatnya terpuruk.
Dunia Tania hancur saat Julian yang tak lain adalah lelaki yang dicintainya tiba-tiba mengenalkan calon istri kehadapannya.
Hubungan yang sudah di bangun dua tahun tersebut itu pun harus berakhir.
Tanpa Tania tau, ada alasan kenapa Julian meninggalkannya dan memilih wanita lain.
Pria asal Spanyol itu menyimpan alasan tersendiri kenapa dia harus meninggalkan Tania.
Satu tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali. Akan kah Tania tau apa yang di sembunyikan oleh Julian?
Mengandung bawang, mecin dan seperti tayangan ikan terbang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Julian berusaha menetralkan amarahnya kala mendengar Clara mengajak Tania makan siang.
Hal yang baru Julian sadari adalah Clara wanita yang kejam. Julian tanpa sengaja menemukan pistol dan obat tidur yang Clara simpan di dalam lemari. Sekarang Julian yakin bahwa dia sama sekali tidak meniduri Clara. Dan Julian tak ingin menunda waktu lagi, dia tak akan membiarkan Tania dekat dengan Clara karena Julian yakin Clara akan menyakiti Tania.
Julian pun tampak berpikir langkah awal yang harus dia ambil. Dan dia memutuskan untuk berbicara dengan Fabian.
"Dad, bolehkah aku masuk?" tanya Julian sambil mengetuk ruang kerja Fabian.
"Masuklah," jawab Fabian dari dalam. Dia bangkit dari kursi kerjanya dan duduk di sofa
"Dad, aku ingin berbicara sesuatu dengan mu," ucap Julian yang mendudukan dirinya di depan Fabian.
"Bicaralah, Nak. Daddy akan mendengarkannya."
Julian menatap Fabian sejenak, dia amat menghormati Fabian. Namun, dia tak ingin lagi terjebak dalam permainan Clara.
"Dad, maafkan aku, aku sangat menghormati mu dan menganggap mu seperti ayah kandung ku sendiri. Tapi maaf, Dad. Aku harus mengingkari janji ku. Aku tak bisa lagi melanjutkan pernikahan ini." Julian menjeda sejanak ucapannya dan menatap lekat-lakat Fabian. Fabian yang di tatap pun menyimak dengan tenang tanpa berniat untuk memotong ucapan Julian. Dan Julian pun kembali melanjutkan ucapannya.
"Maafkan aku, Dad. Kau boleh membenciku.Tapi, aku benar-benar tak bisa melanjutkan pernikahan ini. Ada gadis lain yang aku cintai. Umurku sudah tak lagi muda, dan aku ingin menikah dan mempunyai anak dari wanita yang aku cintai," ucap Julian.
Fabian pun menghela napas sejenak sebelum membalas ucapan Julian.
"Julian, sekarang Daddy membebaskanmu. Kejar kebahagiaan mu, Nak. Maafkan sikap Clara selama ini. Daddy tau, kau lelaki baik. Biar Daddy yang akan berbicara pada Clara nanti," ucap Fabian dengan suara parau. Matanya terlihat berkaca-kaca.
"Daddy minta maaf atas nama Clara. Maafkan Clara jika selama satu tahun ini menderita. Semua salah Daddy. Seandainya ...." Ucapan Fabian terputus saat matanya mengeluarkan air mata karena mengingat masa kecil Clara yang penuh kepahitan hingga saat dewasa Clara menjadi monster.
Flashback on
Masa kecil Clara bisa dibilang sangat tragis. Ibu kandungnya memilih pergi dengan pria yang lebih kaya. Dan Fabian yang saat itu hanya menjadi seorang buruh harus mengurus Clara seorang diri.
Walaupun Fabian tidak mempunyai gajih besar. Namun, Fabian harus memaksakan menyewa seorang pengasuh. Dan disitulah bencana di mulai. Pengasuh Clara ternyata adalah orang yang kasar. Clara yang kala itu menginjak usia 12 tahun harus menerima siksaan dari sang pengasuh. Clara akan disiksa jika tak mau makan dan tak menurut. Pengasuh Clara mengancam akan membuang Clara ke sungai bila mengadu pada Fabian.
Clara yang masih shock karena kehilangan ibu kandungnya harus kembali merasakan sakit karena diasuh oleh pengasuhnya. Hingga Clara menjadi anak yang pendiam.
Pekerjaan Fabian yang berada di luar kota mengaharuskan Fabian untuk menetap dan meninggalkan Clara. Dan Fabian akan pulang dua minggu sekali untuk menjenguk Clara.
Dan pada 6 bulan kemudian, saat Fabian akan menjemput Clara. Alangkah terkejutnya dia saat melihat Clara tergelak tak sadarkan diri dan ternyata pengasuhnya sudah kabur meninggalkan Clara setelah menyiksanya.
Tapi, untung saja kepolisian Spanyol berhasil menangkapnya. Selama ini Fabian tak pernah memperhatikan Clara dan tak tau bahwa di tubuh Clara penuh memar.
Dan setelah kejadian itu, Fabian memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja. Dia memutuskan untuk mengunakan uang tabungannya dengan berbisnis. Dan kurang dari dua tahun, bisnis Fabian pun berkembang pesat. Dia berhasil bekerja sama dengan perusahaan besar.
Satu tahun kemudian, Fabian pun memutuskan untuk menikah kembali. Terlebih lagi, Clara mulai dekat dengan calon istrinya yang bernama Maria. Clara mulai bisa membuka diri pada Maria hingga Fabian pun yakin untuk menikahi Maria.
Fabian bersyukur Clara menjadi anak yang kembali ceria setelah menikahi Maria. Lagi-lagi kebahagiaan Clara tak bertahan lama. 1 tahun kemudia. Maria mengandung. Tentu saja Fabian amat senang dengan kehamilan Maria. Namun, berbeda dengan Clara. Dia yang mulai haus akan kasih sayang tak ingin kasih sayang Maria dan Fabian terbagi.
Dan sejak saat itulah jiwa iblis Clara muncul, luka masa lalu dari ibu kandungnya, kekerasan yang dia dapat dari pengasuhnya membentuk Clara menjadi seorang psycopat dan orang yang ambisius. Clara harus mendapatkan apa yang dia mau dan dia inginka. Clara yang kala itu berusia 16 tahun, dengan santai menyiramkan minyak goreng dekat tangga agar Maria terjatuh. Tujuannya apalagi jika bukan untuk menggurkan kandungan ibu tirinya.
Dan keinginan Clara terwujud, Maria mengalami keguguran dan karena benturan yang sangat hebat, rahim Maria pun diangkat. Clara yang mendengar itu bersorak girang tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Flashback off.
Julia tertegun melihat mertuanya menangis tersedu-sedu. Dia pun bangkit dari duduknya dan berpindah duduk ke sebelah Fabian.
"Dad ...." lirih Julian sambil menggenggam tangan Fabian.
"Pergilah, Nak. Kejar kebahagiaan mu," jawab Fabian sambil menyeka air matanya.
Setelah Fabian tenang, Julian pun keluar dari ruangan kerja Fabian dia pun masuk kedalam kamarnya untuk menunggu Clara.
•••••
Tubuh Clara ambruk saat mendengar ucapan Julian tentang prasaannya pada Tania. Dia tak menyangka Julian akan jujur secepat ini. Clara pun mengambil pistol dari lemarinya dan berlari keluar kamar untuk mengejar Julian.
"Julian berhenti!" teriak Clara saat Julian akan keluar dari Mansion.
Julian pun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Clara.
"Jika kau pergi menemui gadis itu, aku akan menembak kepala ku sendiri dan kau akan hidup di penuhi perasaan bersalah!" teriak Clara sambil menodongkan pistol ke kepalanya sendiri.
Julian tampak santai dan meremehkan Clara. "Itu hidup mu, kau bebas melakukan apa pun. Jika kau ingin mati, maka matilah," jawab Julian santai. Dia sudah memperkirakan Clara akan berbuat begitu. Lagi pula Julian sudah membuang seluruh pelurunya dan pistol di tangam Clara pun hanya pistol kosong.
Dengan senyum mengembang, Julian pun melangkahkan kakinya. Dia pun memutuskan untuk menemui Tania di perusahaaanya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Julian pun sampai di Rose Fashion.
Setelah mendapat ijin untuk masuk ke ruangan Tania. Julian pun mengetuk pintu. Dan saat masuk, Julian dibuat kaget karena ada Aska sedang berada di ruangan Tania.
"Uncle Julian," ucap Tania yang kaget karena melihat Julian datang ke ruangannya.
"Hai," jawab Julian sambil masuk keruangan Tania. "Hai, Uncle," sapa Julian pada Aska.
"Duduklah, Jul!" titas Aska.
"Tania, bisa kau ambil ponsel popa di mobil!" titah Aska.
Tania pun mengangguk dan keluar dari ruangannya.
Setelah Tania keluar, Aska pun memandang Julian dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Julian, bisakah uncle berbicara serius dengan mu?" ucap Aska.