NovelToon NovelToon
Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Nikah Kontrak
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Velza

Ketika sedang dihadapkan pada situasi yang sangat sulit, Farida Agustin harus rela terikat pernikahan kontrak dengan seorang pria beristri bernama Rama Arsalan.

Bagaimanakah kehidupan keduanya kelak? Akankah menumbuhkan buih-buih cinta di antara keduanya atau justru berakhir sesuai kontrak yang ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

Tanpa sepengetahuan Rama, hari ini Nadia memutuskan untuk pulang dan bertemu suaminya itu. Ada hal penting yang akan dibicarakan setibanya di rumah nanti.

Setelah beberapa jam perjalanan, Nadia pun telah tiba di depan rumah Mami Sinta. Ya, dia sengaja ke sana demi mencari dukungan dari sang mertua. Nadia menekan bel rumah beberapa kali, hingga pintu pun terbuka dari dalam.

Farida yang kebetulan membukakan pintu, seketika mematung saat tahu siapa yang bertamu. Sementara Nadia menatap Farida dari atas sampai bawah, hingga pandangannya tertuju pada perut buncit Farida.

"Kamu siapa?" tanya Nadia.

"Sa-saya ...."

"Oh, kamu pasti pembantu baru di rumah ini 'kan. Di mana mami? Aku mau bertemu dengannya." Nadia menyela ucapan Farida yang belum sempat menjelaskan tentang dirinya.

"Beliau ada di rumah belakang, Nona. Mau saya panggilkan atau Nona ingin langsung ke sana?" tawar Farida yang seolah dia memang pembantu di rumah itu.

"Biar aku yang ke sana, kamu buatkan aku jus jeruk lalu antar ke rumah belakang." Tanpa mendengar jawaban dari Farida, Nadia langsung berlalu menuju rumah belakang.

Farida menutup kembali pintu rumah, kemudian berjalan menuju dapur untuk membuatkan minuman yang diminta Nadia. Sembari membuat minuman, kepalanya dipenuhi dengan pikiran yang bermacam-macam.

"Bagaimana kalau istri Tuan Rama tahu siapa aku sebenarnya? Apa hari ini akan menjadi akhir dari semuanya?" batin Farida.

Selesai membuat jus jeruk, Farida segera mengantarnya ke rumah belakang. Dari pintu dapur, terlihat jelas Mami Sinta dan Nadia tengah mengobrol dengan serius.

"Silakan, diminum, Nona." Farida meletakkan segelas jus jeruk di meja yang ada di hadapan Nadia.

"Mami kenapa mengerjakan pembantu yang sedang hamil? Apa bisa kerja dengan benar kalau perutnya semakin besar?"

Mami Sinta menatap iba pada Farida yang hanya tertunduk saat mendengar pertanyaan Nadia. Mami Sinta tak bisa mengatakan yang sebenarnya karena ini menyangkut masalah rumah tangga putranya.

Farida yang tak kuasa menahan sesak di dadanya lantas pamit kembali ke rumah utama. Dia berlalu menuju kamar untuk meluapkan kesedihannya.

Derai air mata telah membasahi kedua pipinya, seharusnya dia sudah tahu resiko yang akan ditanggung karena menikah dengan suami orang.

"Lebih baik aku pergi saja, sampai Tuan Rama menyelesaikan masalah dengan istrinya," gumam Farida.

Perlahan dia bangkit dari sofa lalu menuju lemari pakaian dan tak lupa mengambil sebuah tas yang tidak terlalu besar. Dia memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas, tetapi di tengah gerak tangannya yang sedang berkemas, tiba-tiba saja sebuah tangan merebut tas yang ada di pangkuannya.

"Mau ke mana kamu membawa baju-baju ini?"

"T-Tuan, sa-saya ... rindu dengan rumah orang tua saya, jadi saya berniat ingin ke sana dan menginap beberapa hari saja," jawab Farida dengan terbata.

"Yakin hanya itu tujuanmu? Bukan berniat ingin pergi dari sini karena Nadia?"

Seketika Farida mendongakkan kepala ke arah sang suami yang tengah menatapnya penuh intimidasi.

"Biarkan saya pergi untuk sementara, Tuan. Beri saya waktu untuk menenangkan diri sampai masalah Anda dengan Nona Nadia selesai." Akhirnya, Farida mengatakan yang sebenarnya karena dia tak ingin semua berlarut lama.

"Tetaplah di sini dan secepatnya saya akan menyelesaikan semua," ucap Rama.

"Tapi, Tuan ... Saya tidak ingin menambah masalah lagi, jadi tolong biarkan saya pergi sementara," ungkap Farida yang mulai terisak kembali.

"Apa yang kamu takutkan, Farida? Saya tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh apalagi sampai melukaimu."

"Saya mohon, Tuan. Kali ini saja, saya tahu Anda bisa melindungi saya, tapi ...."

Belum sempat Farida menyelesaikan kalimatnya, mulutnya seketika dibungkam ciuman oleh Rama dan berlangsung cukup lama.

"Mas! Apa yang kamu lakukan?"

Rama langsung mengakhiri ciumannya saat mendengar teriakan itu. Sementara Farida hanya mampu menundukkan kepala dan berdiri di belakang tubuh sang suami.

"Ada apa?" tanya Rama dengan tenang, tetapi sorot matanya sangat tajam.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Ada hubungan apa kamu dengan pembantu itu?"

Kedua tangan Rama langsung terkepal kuat, ketika mendengar Nadia menyebut Farida sebagai pembantu. Farida yang mengetahui situasi semakin panas, berusaha menenangkan sang suami dengan menggenggam tangan sang suami yang mengepal.

Rama mengembuskan napas kasar setelah mendapat kode dari Farida.

"Kamu tunggu di ruang tamu, aku akan membicarakan tentang kelanjutan hubungan kita," titah Rama.

"Tapi kamu belum jawab pertanyaanku tadi, Mas."

"Aku bilang tunggu di ruang tamu, Nadia! Aku akan jawab semua pertanyaanmu," teriak Rama.

Meski dengan hati kesal, Nadia pergi meninggalkan sang suami dan berlalu ke ruang tamu.

"Diam di sini dan jangan keluar kalau saya belum datang lagi. Jangan lupa kunci pintunya." Rama mengecup sekilas kening Farida sebelum berlalu pergi menyusul Nadia.

**

Sementara itu, Nadia duduk menunggu sang suami yang tak kunjung datang. Hingga tak berapa lama, Rama sudah tiba dan duduk berhadapan dengan Nadia.

"Sekarang jelaskan ada hubungan apa kamu dengan pembantu tadi?"

"Berhenti menyebutnya pembantu! Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, ada hal penting yang harus aku katakan saat ini juga."

Rama menjeda sejenak ucapannya seraya menatap Nadia. "Hubungan kita cukup sampai di sini dan sebentar lagi surat dari pengadilan akan kamu terima."

"Maksud kamu apa, Mas? Salahku apa sampai kamu tega mau menceraikan aku?"

"Jangan tanyakan apa kesalahanmu karena kamu sudah pasti tahu apa yang membuat aku mengambil langkah ini."

Rama mengambil ponsel di saku jas lalu memutar sebuah rekaman video dan menunjukkannya pada Nadia.

"Apa kamu masih ingin bertanya tentang kesalahanmu?"

Nadia mulai gelisah saat perselingkuhannya telah diketahui oleh Rama.

"Mas, aku bisa jelasin semuanya. Aku terpaksa lakuin itu karena managerku yang menjebak dan mengancam kalau aku tidak menurutinya." Nadia memohon dan bersimpuh di kaki Rama, tetapi tak dipedulikan.

"Apa pun alasanmu, aku tetap akan menceraikanmu."

Rama bangkit dari duduknya lalu kembali melanjutkan ucapannya, "Dan perihal pertanyaamu tadi, wanita itu bukan pembantu di sini, melainkan wanita yang akan menjadi ibu dari anakku."

Setelah mengatakan itu, Rama pun pergi meninggalkan Nadia yang masih bersimpuh di lantai.

"Aku nggak akan biarkan wanita itu memilikimu, Mas. Jika aku tak bisa, maka dia juga tak bisa," gumam Nadia dengan senyum licik.

1
Marini Suhendar
lanjut thor..sementara saya tarik napas dulu 😁
Rieya Yanie
semoga lekas pulih kak..aamiin
Velza: aamiin 🙏💖
total 1 replies
Rieya Yanie
jangan lama lama up nya kak..semangat
Blu Lovfres
lepaskan, farida dgn .kasih bayaran yg lebih mahal.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!