Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-22 : Keresahan Claus Gildas!
...----------------...
"Dimana Amalthea?" tanya Alceena datar, tanpa merasa canggung melihat Claus yang hanya memakai dalaman saja.
Claus Gildas menatap dan mengawasi Alceena dengan raut wajah kebingungan.
"Kenapa Tante mencari Amalthea di sini?" tanya Claus.
"Tentu saja, karena tadi malam kamu yang mengantarkan dia pulang!" jawab Alceena ambigu.
Claus semakin mengerutkan keningnya kebingungan.
"Loh! Bukannya Tante sendiri yang melarang kami untuk bertemu lagi, kan?" tanya Claus yang masih bingung.
"Benar! Dan malam itu Amalthea langsung kabur dari rumah!" jawab Alceena tegas.
"Haaaah?!"
Claus Gildas tertegun sesaat, otak dia sepertinya masih loading tentang semua masalah yang terjadi hari ini.
"Ck! LO-LA..! Dimana dia, Claus?! Dia sedang hamil tua... Dan dia membawa mobil Papanya!" desak Alceena tidak sabar.
"Saya tidak tahu, Tante!" jawab Claus.
Ada bayangan kecemasan yang melintas di mata pemuda itu.
"Saya akan bantu Tante untuk mencarinya! Tunggu, saya akan berpakaian dulu!" sambung Claus kepada Alceena.
"Tidak perlu!" jawab Alceena ketus pada Claus.
Alceena membalikkan badannya, lalu bergegas melangkah keluar.
Tap....
Tap...
Tap...
Sesampainya di pintu depan, Estridvilia menatap Alceena dengan wajah yang tidak senang.
Krieeet....
Tap....
Tap...
Tap...
Estridvilia membukakan pintu tanpa berkata apa-apa, dan Alceena pun melewatinya tanpa menoleh.
BRAAAK....
Estridvilia langsung membanting pintu dengan gemas.
"Itu Ibunya Amalthea?... Pantas saja anaknya begitu! Ibunya juga sangar!" ujar Estrid dengan nada meremehkan.
"Diam kamu!! Jangan menghina Amalthea! Apalagi Ibunya! Mereka itu adalah orang-orang yang terhormat!" bentak Claus kepada Estrid.
Estridvilia merasa geram dengan cara Claus membentak dirinya, hanya demi seorang Amalthea.
"Heeey...!! Kamu masih memuja Amalthea? Masih menghormati Ibunya? Padahal mereka sangat kasar kepadamu! Cih! Dasar lelaki yang tidak punya harga diri!!" ujar Estrid emosi.
"Lalu, apa yang kamu harapkan dari 'Mereka'? Mereka akan memeluk dan menciumku, setelah apa yang sudah aku lakukan kepada Amalthea, haaah?!" ujar Claus pada Estrid.
"Cih! Kamu bilang, bukan kamu yang menghamili dia?" decih Estrid dengan nada mencemo'oh.
"Aku sendiri tidak yakin...!" jawab Claus resah.
"Semakin aku pikirkan, aku menjadi semakin..ragu! Ketika aku melihat perutnya yang sudah membesar...mengapa ada perasaan aneh yang menyelinap di hatiku? Sebuah perasaan yang memaksaku mengikuti Amalthea, ketika kebetulan aku bertemu dengannya kemarin di Mall...." sambung Claus menjelaskan kepada Estrid.
"Hah! Entahlah...! Aku akan keluar untuk mencarinya! Jangan larang aku, Vilia!" ujar Claus tegas.
...🔥🔥🔥...
Alceena pulang kerumahnya dengan putus asa malam itu, setelah seharian dia mencari jejak Amalthea dengan sia-sia. Dan sesampainya di rumah, dia malah bertambah bingung karena mendapatkan anaknya belum juga pulang ke rumah.
Kemana sebenarnya Amalthea...?
Ketika dia bertemu Claus tadi, dia tahu jika pemuda itu tidak berdusta. Dia memang tidak tahu dimana Amalthea.
Alceena membayangkan cara Claus menatap dirinya... Ada segurat kecemasan yang membias dari matanya. Tiba-tiba saja Alceena merasakan penyesalan.
Kenapa dia mengusir Claus tadi malam?
Kenapa dia tidak bisa sedikit saja bersikap bijaksana?
Jika dia bisa bersikap bijaksana, mungkin saja saat ini Claus sudah merasa menyesal dan mengajak Amalthea berdamai...
Akan tetapi, bagaimana dia bisa membiarkan anaknya kembali berdamai dengan lelaki seperti Claus Gildas?
Seorang lelaki yang berganti-ganti pasangan, seperti layaknya berganti baju?
Ibu mana yang tidak akan khawatir, jika anaknya bergaul dengan lelaki seperti dia...?
'Haaaah...!'
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!