"Bu, aku tak ingin di jodohkan!" ucap Tania.
Namun sayang waktu pertunangan mereka hanya tinggal menghitung jam saja. Rasanya Tania ingin kabur dari sana. Namun Tania tak tahu kemana.
"Sudahlah sayang, kau harus menurut! Pria itu sudah mapan. Kau tidak perlu bekerja lagi. Cukup mengurusnya saja!" sahut bu Rosa.
Tania terdiam. Selama ini dia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya semenjak ayah nya meninggal.
"Tapi bu, bagaimana dengan sekolah Rania jika aku menikah nanti?" ucap Tania.
Bu Rosa menarik nafasnya pelan. "Kau tidak perlu khawatir ibu sudah mengaturnya! Kau cukup turuti ibu saja!" sahut Bu Rosa.
Sebenarnya Bu Rosa hanya ingin melihat putrinya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Rania
Sudah 1 minggu Andika di luar kota. Tania sana merindukan suaminya itu. Sementara Rania sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Tania memberikan uang saku untuk adiknya.
"Rania, kakak gak tahu ini uang berapa nilainya, tapi apakah ini cukup untuk mu?"ucap Tania.
" Ya ampun kak, ini banyak sekali! Rania tak ingin membawanya!"sahut Rania.
Lalu Rania mengambil selembar dari tangan kakaknya.
"Selembar saja sudah cukup kak! " sambung Rania.
Rania meminta kakaknya untuk menyimpan sisanya. Lalu ia berangkat berjalan kaki menuju halte. Namun tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan Rania.
"Mau ke kampus? Ayo masuklah! Kita searah bukan?" ucap David.
Ya! David lah pria yang ada di dalam mobil itu. Sementara Rania memutar bila matanya melihat pria itu.
"Tidak perlu! Terimakasih! " sahut Rania.
Lalu David tersenyum melihat sikap Rania itu. Namun David seperti mencari seseorang. Ia tak melihat Tania bersama dengan Rania.
"Ya sudah! aku duluan ya! " ucap David.
Rania hanya acuh saja. Tak berapa lama. sebuah bus datang Rania langsung bergegas naik agar bisa duduk dengan santai.
"Rania tunggu! " ucap David.
Rania menoleh nya, ia kesal lagi-lagi bertemu dengan David. Rania terus saja melangkahkan kaki jenjangnya.
"Rania, bisakah kita bicara sebentar!" ucap David.
Rania berhenti sejenak lalu ia menoleh David.
"Ada apa sih? Kenapa kau menyebalkan sekali!" sahut Rania.
David tersenyum melihatnya. "Apakah setiap hari sikap mu seperti ini?".
Rania menatap tajam David.Sementara David semakin tersenyum.
" Maaf maaf bukan begitu maksudku! Oh ya btw yang kemarin itu kakak mu ya? "tanya David.
Rania menatap tajam David. Dugaannya benar pria ini menyukai Rania.
" Kenapa? Gak usah basa basi deh! "sahut Rania.
David hanya tersenyum melihat sikap Rania yang bar-bar itu.
" Oh Rania, kalian tinggal di mana?"ucap David.
Rania langsung meninggalkan David . Rania tak ingin berbasa-basi dengan pria itu. Dari awal bertemu dia sudah kesal melihat David. David mengekor saja.
"Halo pak David! " ucap Helena.
David menoleh. "Helena".
Helena sedari tadi memperhatikan David degan anak baru itu. Helena merasa cemburu.David merupakan Dosen termuda dan anak dari pemilik kampus itu. Sementara Helena calon tunangan David dia seseorang mahasiswi semester akhir di kampus itu.
David dan Helena, mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.
"Kau mengenal gadis itu? " tanya Helena.
David tak menggubris. Ia langsung menuju kantornya. Tentu saja Helena sangat kesal padanya.
Sementara Tania, kini hendak pergi menjemput Rania di kampus sekalian jangan berbelanja bersama Intan.
"Ayo, nanti kita terlambat!" ucap Tania.
Lantas mereka berangkat menuju kampus dengan menggunakan taksi yang sudah di pesan Intan terlebih dahulu.
"Kak Tania!" pekik Rania
Rania langsung menoleh sumber suara. Intan menuntunnya mendekati Rania.
"Ada apa kak? Kenapa kakak menjemput ku?" ucap Rania.
Tania tersenyum. Dari kejauhan David melihat mereka lalu dengan cepat ia mendekati mereka.
"Hai, kalian mau kemana?" ucap David.
Tania sudah mengenali suara pria itu pun berhenti sejenak. Sementara Rania kesal bukan kepalang.
"Pak David?" sahut Tania.
"Hai Tania. Apa kabar mu?" ucap David.
"Baik!" sahut Tania.
Rania yang sudah kesal itu pun mengajak kakak nya agar segera pergi.
"Mau aku antar? Kita searah loh!" ucap David.
"Tidak perlu! Kami akan mampir belanja sebentar! Dan ingin membawa adikku berjalan-jalan!" sahut David.
"Kalau begitu sekalian saja! Aku bisa mengantar kalian!" ucap David lagi.
Tania yang tak ingin mengecewakan David itu pun setuju.
