⚠️ Tolong budayakan membaca dengan tertib dengan cara membaca sampai selesai di setiap bab nya , dan di larang boom like juga lompat bab 😊 ⚠️
Aletta Xaviera , gadis cantik yang hidup dengan kesederhanaan , yang harus rela bertransmigrasi kedalam tubuh Alettha Vanesha Aldebaran , seorang gadis cantik yang terlahir di keluarga konglomerat namun memiliki fisik yang lemah.
Mampukah Aletta menghadapi kehidupan dia yang baru?
Dan bisakah dia menghadapi masalah yang di tinggalkan oleh jiwa Alettha mengenai hubungan nya dengan sang tunangan.
Atau dia lebih memilih untuk menjadi dirinya sendiri hingga bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupnya.
Penasaran?
Ikutin terus ceritanya ya ...😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alettha ( 23 )
¥¥¥¥¥¥¥
**Tiga hari kemudian**.
Alettha terlihat menghabiskan waktunya di salah satu kafe yang ada dipusat perbelanjaan terbesar di kota.
Dan Alettha tidaklah sendiri ada di sana , melainkan dia bersama dengan Nara yang setia menemaninya , sebab sejak tiga hari ini Alettha merasa gelisah dan khawatir akan hal yang dia sendiri belum tahu apa itu.
Makanya sekarang dia mengajak Nara untuk pergi ke Mall , yang mungkin dengan begitu dia bisa sedikit mengalihkan pikiran nya yang sedang bercabang.
"Nara , dimana Arkan?"ucap Alettha yang kemudian menanyakan dimana sahabat dari Altezza itu.
Sebab sudah tiga hari ini mereka tidak melihat kehadiran dari sahabat Altezza dan Altezza yang seperti sedang menghilang entah kemana.
"Gue enggak tahu , ponselnya enggak aktif"jawab Nara yang juga tidak tahu dimana keberadaan Arkan.
"Sebenarnya mereka kemana sih .."gerutu Alettha.
"Dilihat dari sikap lo , sebenarnya yang lo cari itu Altezza kan ..?"tebak Nara yang tahu jika Alettha khawatir dengan Altezza yang tidak bisa dihubungi.
"Gue juga enggak tahu , tiga hari ini perasaan gue kayak enggak tenang"aku Alettha.
"Nanti gue coba hubungi Arkan lagi , dan gue akan kabarin lo jika dia sudah bisa di hubungi"ucap Nara menenangkan Alettha.
"Makasih ya Nar .."
"Iya , mending sekarang kita pulang yuk , sudah mulai sore juga"ajak Nara.
"Ya udah , yuk .."
Yang kemudian mereka beranjak pergi dari kafe tersebut , namun baru beberapa langkah mereka pergi meninggalkan kafe , Alettha mendengar dua orang wanita yang sedang ingin memasuki kafe sedang mengatakan hal yang membuat Alettha begitu penasaran.
Hingga tanpa sepengetahuan mereka Alettha menyelipkan sebuah alat penyadap berukuran mini , yang Alettha dapatkan dari Dika , dan rencananya akan dia gunakan untuk mencari tahu apa yang Carina lakukan saat kemarin dia tanpa sengaja bertemu dengan Carina yang sedang bersama seseorang yang terlihat familiar di ingatan Alettha.
Namun sekarang Alettha lebih memilih untuk mencari tahu apa yang sedang di bicarakan oleh dua wanita yang sudah terlihat mencari tempat duduk.
Sedangkan Alettha kembali melanjutkan jalannya sambil mengenakan earpiece di telinganya agar suara dari dua wanita tadi langsung bisa dia dengar dan akan langsun terekam di ponsel milik Alettha.
"Ngomong ngomong gimana dengan mainan lo Cristin?"ucap salah satu wanita yang sekarang duduk di kafe dan saling berhadapan.
"Gue masih belum ketemu sama Altezza , sepertinya kedua sahabatnya itu sudah menyembunyikan nya di suatu tempat"
"Lo enggak bisa main main dong sama dia"
"Ya .. padahal gue sudah rindu pengen melakukan kegilaaan bareng dia , hah .. wajahnya yang tampan itu benar benar menjadi hiburan sendiri saat dia takut gue sentuh"
"Dan dengan mudahnya lo bisa lakuin itu ke dia"
"Lo tahu saat gue pertama kali melihat bentuk tubuhnya yang bagus itu , gue sampai enggak tahan dan terpaksa harus mengikatnya , demi bisa merasakan barang miliknya yang membuat gue tak bisa berkata kata"ucap Cristin sambil terkekeh mengingat kejadian yang membuat seorang Altezza memiliki trauma sebab hal itu.
"Itukan dulu , sekarang boro boro dia bisa di kendalikan , kakek dan sahabatnya itu begitu menjaga dirinya , dan kayaknya lo bakal susah buat ngedeketin dia lagi"ucap sang sahabat mengingatkan posisi Cristin sekarang.
"Gue minta paman Angga untuk melacak keberadaannya , dan saat gue sudah tahu dimana dia , gue akan temuin dia dan melakukan hal panas lagi dengannya"ucapnya sambil menyeringai.
"Gila lo , padahal di perut lo lagi ada janin , dan lo masih mau berhubungan dengan Altezza?"
"Tentu saja gue harus lakuin itu , karena itu satu satunya cara untuk bisa mengendalikan dirinya , agar nantinya dia yang akan nikah sama gue bukan kelasih gue dan tentunya gue hanya menjadikan Altezza sebagai mainan gue yang sangat penurut , sebab lo tahu kan kalau gue enggak akan pernah puas dengan satu cowok"
Ucap Cristin yang kemudian tertawa bersama sang sahabat , hingga hal itu membuat Alettha yang mendengarkan sedari tadi menahan marah dengan sikap bicth Cristin.
"Nara lo bisa pulang sendiri , gue masih ada urusan harus ketemu dengan dokter Gery"ucap Alettha melihat Nara yang berjalan di sampingnya.
"Apa lo sakit lagi?"khawatir Nara.
"Gue enggak apa apa , cuman chekup biasa"
"Hah ...syukurlah kalau begitu , lo tenang aja .. gue bisa pulang sendiri kok , mending sekarang lo kerumahsakit"
"Makasih ya Nar , entar kabarin gue kalau lo sudah sampai rumah"
"Iya , sudah sana pergi"ucap Nara yang menyuruh Alettha untuk segera pergi.
Dan tanpa ingin membuang waktu lagi , Alettha bergegas pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter Gery , agar nantinya dia bisa menanyakan dimana Altezza berada sekarang.
Sebab , hanya dokter Gery yang bisa membantunya untuk bertemu dengan Altezza sekarang.
Hingga kurang lebih tiga puluh menit dia menempuh perjalanan yang diantar oleh Dika , sekarang Alettha tiba di rumahsakit dan langsung bergegas keruang dimana dokter Gery berada.
"Dokter .. "sapa Alettha yang melihat dokter Gery sedang bicara dengan salah satu suster di depan ruang rawat pasien.
"Nona Alettha , ada apa anda datang kemari? apa anda sakit?"ucap khawatir dokter Gery melihat kedatangan Alettha yang tiba tiba itu.
"Lettha boleh bicara dengan dokter sebentar , ini penting"ucap Alettha menatap serius dokter Gery dihadapannya.
Mengerti akan maksud dari Alettha , akhirnya setelah memberi perintah pada suster tadi , dokter Gery membawa Alettha keruangan kerja milik dokter Gery yang tidak jauh dari ruang rawat tadi.
"Ada apa nona , anda terlihat panik"ucap dokter Gery saat melihat Alettha yang sekarang mereka sudah ada di ruangan milik dokter Gery.
"Beritahu saya dimana Al , saya yakin dokter tahu dimana dia"ucap Alettha to the point.
"Sepertinya anda sudah tahu sesuatu mengenai tuan muda"
"Ya , jadi bisakah anda memberitahu saya dimana dia?"
"Saya tidak tahu apa yang terjadi , hanya saja dia sedang tidak ada di negara ini"
"Maksud anda?"bingung Alettha mendengar perkataan dokter Gery barusan.
Namun setelah dokter Gery menyerahkan secarik kertas pada Alettha , Alettha kemudian paham apa yang dimaksud oleh dokter Gery.
Lalu setelahnya Alettha keluar ruangan dokter Gery , dan berjalan kembali menuju tempat parkir , tempat dimana Dika sedang menunggu dirinya.
"Kak Dika .."ucap Alettha setelah dia masuk kedalam mobil miliknya bersama Dika yang sudah siap mengemudikan mobilnya.
"Iya nona"jawab Dika sambil menoleh ke jok belakang , dimana Alettha duduk.
"Aku butuh bantuan kakak , apa kakak mau membantuku?"
Dika masih diam melihat wajah serius Alettha , namun saat fokusnya kedepan , Dika bisa tahu jika sekarang Alettha mencoba melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya.
"Bagaimana jika tuan besar tahu?"ucap Dika sambil memperhatikan seseorang yang terlihat mencurigakan di depan sana.
"Aku yang akan bicara pada kakek , dan kak Dika tidak perlu khawatir , karena aku bisa menjaga diriku sendiri"ucap Alettha meyakinkan Dika.
"Baiklah kalau begitu , sepertinya kita harus menyusun rencana terlebih dulu"
"Soal itu aku sudah memiliki rencana sendiri , tinggal butuh dua orang lagi untuk diajak kerja sama"ucap Alettha menyeringai , hingga hal itu membuat Dika yakin jika nona nya sudah memiliki rencana dengan apa yang akan mereka hadapi sekarang.
Dan semoga saja rencana itu nantinya dapat berakhir dengan lancar ..
**€€€€€€€€€**
