NovelToon NovelToon
Cinta Rania

Cinta Rania

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kiyarakey

Mempunyai paras cantik dambaan semua wanita tak membuat kisah percintaan Rania mulus.

Rania mendapati sebuah penghianatan besar dalam hidupnya, yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri.

Terlebih lagi Rania juga harus menerima kenyataan jika dirinya disebut - sebut sebagai perawan tua oleh sebagian masyarakat yang masih mempercayai mitos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiyarakey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villa

"motorku dimana mas???" tanya Rania saat sudah meninggalkan rumahnya.

"sudah aku jual kemarin,,, kamu aku anter jemput saja,,," kelakar Kevin.

"mas yang bener dong???"

"ada di rumahku,, hari ini aku off jadi aku akan antar jemput kamu,,," ujar Kevin.

"nanti aku merepotkanmu mas???"

"aku tidak merasa di repotkan, aku senang bisa mengantar jemputmu" balas Kevin, sebenarnya hari ini Kevin membatalkan beberapa pertemuan, sebab ia merasa khawatir jika Rania diganggu Irwan lagi.

"seharusnya kamu kan libur untuk.istirahat mas bukan malah antar jemput aku, mana pakai mobil majikan kamu lagi, ini tidak baik mas" ucap Rania.

"kalau gitu nanti aku jemput kamu pakau motor saja,,," ucap Farel, ia sebenarnya sangat khawtir jika perutnya kembung lagi ketika kena angin malam. Karena ia berencana mengajak Rania makan malam dahulu.

Rania pun tersenyum mendengar ucapan Kevin yang tak akan memakai mobil majikannya lagi.

***

"yah,,,, ada yang dianter mas pacar baru nih,,," sindir Dini yang sama- sama akan memasuki toko. Sedari tadi Dini melihat Rania yang turun dari mobil mewah tersebut.

"ssstttt" bisik Rania.

Rania pun melangkah lebih dahulu meninggalkan Dini, yang masih saja mengoceh menggoda Rania.

"gimana ya Ran,,, rasanya naik mobil mewah gitu???" ucap Dini dengan polosnya.

"gak enak,,,, orang cuma pinjeman, aku ngak suka dia sering pakai mobil majikannya, aku lebih suka kalau Mas Kevin naik motor saja,,," ucap Rania.

"enakan naik mobil tahu, ngak kepanasan, ngak kehujanan" ucap Dini.

"naik motor juga ngak kepanasan, ngak kehujanan, orang naiknya malam - malam musim kemarau pula" kelakar Rania.

Perbincangan seru mereka pun selesai saat sudah ada beberapa orang yang akan berbelanja di swalayan tersebut.

Rania menunggu Kevin cukup lama, ia duduk sendirian di kursi depan tokonya, sudah lebih dari setengah jam Rania menunggu.

"maaf aku telat, tadi aku ketiduran,,,," ucap Kevin dengan salah tingkah.

"tidak apa - apa,,," ucap Rania dingin.

"sudah lama ya nunggunya???"

"ada sekitar 45 menit,,,"

"ya udah yuk,,, " ucap Kevin sambil memakaikan helm kekepala Rania.

Sikap romantis Kevin membuat Rania tersipu malu, baru kali ini ada pria yang memakaikannya helm.

"kita makan dulu ya,, baru pulang, aku lapar sekali,,," ucap Kevin.

"baik,,, tapi makan di tempat biasa saja, aku tidak mau makan di tempat seperti waktu itu, pemborosan!!!" keluh Rania.

"iya ,,, iya,,, siap tuan putri,, sekarang kamu saja yang pilih tempatnya"

"oke,,,," sahut Rania.

Rania pun memilih kedai bakso langganannya, bukan karena mengenang masa lalunya dengan Irwan, namun karena rasa dari bakso langgananya memang juara.

Rania pun memesan 2 porsi bakso komplit dan 2 gelas es jeruk, setelah bakso itu sampai ketangannya, ia langsung membumbuinya dengan beberapa sendok sambal cabai, kecap dan juga saos tak ia lupakan.

"kamu yakin makan seperti itu Ran,,, kalau kamu sakit perut gimana???" tanya Kevin dengan raut wajah keheranan.

"ini tidak pedas kok, ini enak,,, mau cobain???" tanya Rania.

"tidak terima kasih,,," ucapnya, sedangkan Kevin hanya menambahkannya dengan sedikit kecap dan sedikit sekali saos.

Kevin melihat Rania yang bermandikan peluh saat memakan bakso yang dia bilang tidak pedas itu.

Rania pun sibuk mengelap keringat yang membasahi dahinya dengan tissue.

"kamu tidak apa- apa??? Wajahmu merah,,," ucap Kevin.

"tidak,,, aku tidak apa - apa,,,

Ini enak,,, aku suka,,,"

Kevin kaget ketika akan membayar, ia hanya mengeluarkan uang tiga puluh ribu rupiah untuk membayar makanan yang mereka makan.

Ia sampai berulang kali menanyakan harga kepada pelayan agar tak salah hitung, ia merasa harga tersebut terlalu murah.

"apa penjualnya tadi tak salah hitung Ran???" tanya Kevin lagi, saat mereka sudah keluar kedai.

"tidak, memang segitu harganya mas,,,"

"bahkan itu harganya lebih murah dari segelas kopi yang biasa aku beli" ucap Kevin keheranan.

"disini memang harga - harga pedagang kaki lima masih lebih murah di bandingkan di kota mas,,,"

"bisa cepet kaya kalau aku tinggal disini" kelakar Kevin.

Mereka pun memutuskan pulang, karena hari sudah malam dan udara sudah mulai dingin.

Udara di pegunungan ketika malam hari memang cukup dingin, hingga para warga setempat tak memerlukan ac lagi.

Rania pun turun dari motor Kevin saat mereka sudah sampai di villa milik keluarga Kevin.

"motormu ada di dalam, yuk masuk dulu,,,"ajak Kevin.

Rania pun masuk dengan perlahan, ia terpukau dengan interior rumah tersebut, sangat mewah bahkan warga paling kaya di kampung ini pun rumahnya tak semewah rumah Kevin.

"duduk dulu,,, aku ganti baju sebentar ya,, " ucap Kevin meninggalkan ruang tamu dimana Rania duduk.

"mau minum apa mbak, biar bibik buatkan??" ucap Bik Zaenab.

"tidak usah repot - repot bu,,, saya sebentar lagi pulang,,," balas Rania santun.

"jangan panggil bu,,, panggil bibik saja, seperti Mas Kevin,,,"

"baik bu,,,.eh,,,,bik,,,," ucap Rania kikuk.

"sebentar ya bibik buatkan teh hangat dulu, ini kan udaranya agak dingin,,," ucap bibik sambil meninggalkan Rania sendirian.

Rania memberanikan diri berdiri mengelilingi sudut rumah besar tersebut, ia melihat kolam renang cukup luas yang menyatu dengan ruang tamu. Rania mendekatinya, ia melihat tulisan di dalam kolam renang tersebut yang berukirkan nama Kevin.

Rania tak habis pikir, bagaiamana bisa seorang supir namanya bisa di tulis di dasar kolam renang.

Rania pun melangkahkan kakinya menapaki jalan setapak yang berada di pingir kolam, dari sana ia bisa melihat ke area dapur rumah besar itu, disana ia melihat bibik membuat minuman dan Pak Hamid tengah duduk disana.

"kamu disini???" tanya Kevin yang membuat Rania tersentak kaget.

"maaf,,,, maaf,,, aku tidak bermaksud untuk mengagetkanmu,,," ucapnya lagi saat melihat Rania memegangi dadanya sendiri.

"ini mbak minumnya, buat Mas Kevin jahe hangat kan kayak biasanya,,,," ucap Bik Zaenab seraya meninggalkan pasangan muda itu.

"kenap bibik melayani mu mas???" tanya Rania heran.

"aku sudah dianggap seperti anak mereka sendiri kok" ucap Kevin.

"ayo minumlah,,," pintanya.

Mereka pun duduk di kursi santai di pinggiran kolam, mereka menikmati minuman sambil berbincang ringan.

"kalau punya rumah seperti ini, tidak usah kemana - mana sudah seperti piknik, nyaman sekali rumah ini,,,,".

"kalau kita sudah menikah, kita juga akan tinggal disini kan???" ucap Kevin.

"atau kamu mau kita tinggal di Jakarta saja,,,"

" yang jelas tidak disini, lebih baik kita ngontrak, lebih baik tinggal di rumah sendiri, dari pada harus numpang rumah orang lain" ucap Rania tanpa melihat Kevin.

Kevin menepuk dahinya sendiri, hampir saja dia keceplosan membicarakan villanya.

"aku punya rumah di Jakarta, aku hanya tinggal bersama nenekku, aku sudah tidak punya orang tua,,," ucap Kevin pelan.

"maaf aku belum bisa membawa nenekku kesini, untuk melamarmu,,,"

"tidak apa - apa mas,,, tidak usah terburu - buru, kita juga baru saja saling mengenal,,,"

"tapi aku takut, kamu akan sering diganggu Irwan jika tidak segera aku halalkan" ucap Kevin.

"aku bisa jaga diriku sendiri,,,"

"sudah jam 9 aku pulang dulu ya mas,,," ucap Rania sambil melirik jam butut di pergelangan tangannya.

Sebenarnya Kevin tak ikhlas jika Rania pulang secepat itu, ia masih ingin berlama - lama berbincang dengannya.

Namun Kevin tak kuasa menolak keinginanya, sebab takut Rania akan berfikiran yang tidak - tidak.

"ini untukmu,,,," ucap Kevin saat mereka melewati ruang tamu, ia memberikan paper bag, yang semula ia taruh di sofa ruang tamu..

"untukmu,,, buka di rumah saja ya,,,"

Rania pun mengangguk, dan mulai menuruni beberapa anak tangga di depan rumah Kevin, sementara motor Rania sudah di persiapkan oleh Pak Hamid.

"motornya sudah siap mengantar Mbak Rania sampai rumah,,," ucap Pak Hamid.

"terima kasih banyak pak,,," ucap Rania sambil memakai helmnya, dan mulai menaiki motornya.

Kevin pun ikut menaiki motormmnya sendiri.

"mau kemana kamu mas???" tanya Rania yang heran.

"mau mengantarmu,,, aku akan membuntutimu sampai di depan rumahmu,,,," ucap Kevin sambil menyalakan mesin motor besarnya itu.

Rania pun menurut saja, ia tak ingin membuat Kevin kecewa atas penolakan darinya.

Mereka pun menyusuri gelapnya malam dengan beriringan. Saat Rania keluar dari rumah berpagar tinggi itu ternyata di lihat benerapa warga yang tengah berkumpul di pos ronda.

1
Almira Almira
kapan up...sudah terlalu lama
Leni Maria
kapan up Thor?
Mila Kamila
lanjut
Mila Kamila
senang akhirnya Rania mendapatkan jodoh yg tepat
Almira Almira
lanjuuuut....
Almira Almira
update trs doooong...seru
Anna Trisia
lanjut dong
Mila Kamila
Aku suka rania cewek yg punya prinsip
Mila Kamila
Rannia cewek yg kuat walaupun dia sedih, tetap senyum apalagi d depan ortu
Mila Kamila
Lanjut cerita bagu
Wesal Mohmad
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Amai Kizoku
Jalan ceritanya bikin penasaran
Michelle Flores
Gak bisa berhenti membaca, cerita ini keren banget, semangat terus author!
María Paula
Tak terduga.
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Kurang tidur demi baca ini, thor cepetan terbitkan yang selanjutnya!
ANGELBRODROIX
Penuh misteri
pine
Sampai begadang buat baca ini, terbayang-bayang sampe pagi.😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!