Rosa Angela adalah putri dari seorang wanita bernama Talia Marisa, ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mencintai seorang pria yang ternyata cinta pertama dan cinta sejati ibunya, serta memiliki hubungan asmara. Kemana cintanya akan berlabuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aini Enhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak menyangka
Rosa berlari dengan derai air mata yang di rasa cukup dalam yang tengah ia rasakan. Baru saja Rosa mengenal cinta namun Rosa sudah sedih hingga sangat dalam untuk cintanya.
Rosa ingin marah dan teriak, karena sungguh tak adil.
Rosa yang lebih dulu berada di hidup Fabian namun harus kalah dengan kisah masa lalu Fabian.
"Mengapa begitu sulit bagiku untuk mencintai dirinya walau sekali saja" kata Rosa yang merasa kecewa.
Hingga Rosa pun memutuskan untuk meninggalkan Fabian sendiri karena enggan untuk bertemu dengan dirinya kembali dalam sebuah kesakitan hati karena cinta.
Hingga sore itu cuaca yang memang terasa mendung mungkin akan turun hujan, terasa sangat angin berhembus perlahan namun pasti mengiringi perasaan Rosa yang saat ini sedang di Landa kepahitan hati, hingga seseorang datang dengan sebuah mobil yang terparkir.
Rosa tak pernah tahu dia siapa, terlihat seorang pria tengah duduk di ruang tamu yang tengah bicara dengan Bu Dian.
Rosa yang baru saja datang pun dengan cepat menghapus air mata bekas rasa kecewa tadi. Rosa berusaha untuk biasa saja sambil menarik napas. Rosa lansung berjalan untuk masuk ke dalam kamar , tapi langkah kaki Rosa terhenti mana kala Bu Dian memanggil Rosa.
"Rosa tunggu sebentar"panggil Bu Dian dan berhasil menghentikan langkah kaki yang ada saat ini.
"Ada apa?"jawab rosa.
Tak sampai sebuah penjelasan sampai ke telinga sebuah pelukan yang Rosa tak duga datang, seorang pria memeluk Rosa sangat dalam.
"Aku ini papa mu" kata nya dengan suara yang cukup lirih.
Mata Rosa membulat saat itu, ia tak pernah menyangka dirinya masih punya orang tua.
"Rosa dia adalah papa mu, dia yang kehilangan seorang anak kecil dan hasil dari tes DNA yang ada memang mengatakan dia adalah papa mu. Dari semua anak yang ada di sini memang dari hasil yang ada Doni ini adalah ayah kandung mu"
Rosa memandang tajam saat itu, entah mengapa ada perasaan bukan senang melainkan kesal saat melihat seorang laki-laki mengakui bahwa Rosa adalah anak kandungnya.
Rosa memang merasa tak suka apalagi bahagia, melihat seroang pria di hadapannya kini tengah berdiri memandangnya.
"Aku tidak mau, aku tidak mau kamu menjadi ayah ku"
"Tapi dia ayah mu Rosa" kata Bu Dian.
"Aku tidak mau apalagi peduli sekalipun anda adalah ayah kandung ku" kata Rosa tak terima.
"Rosa kamu ini kenapa, justru kamu seharusnya senang ada pria yang datang menjemput mu apalagi dia adalah memang ayah kandung mu"
"Tidak berlaku untuk ku, aku memang ingin tahu siapa ibu ku, tapi tidak untuk papaku. Aku tidak peduli siapa yang menjadi ayah ku, karena dari wajah mu aku tahu kamu bukan lah orang yang baik" kata Rosa yang tiba-tiba saja merasa jika orang yang dihadapannya kini tak pantas untuk menjadi ayahnya.
"Apalagi jika sampai kamu mengambil diriku untuk tinggal bersama mu, tak akan mungkin, lebih baik aku menjadi anak Bu Dian." Kata Rosa yang berlalu dan berlari pergi meninggalkan pria dihadapannya kini.
Rosa bukan tidak bahagia hanya saja dirinya entah mengapa tiba-tiba saja merasa tidak ingin berpisah dengan wanita yang ia anggap sebagai ibu di dalam dirinya yaitu Bu Dian.
"Rosa, kamu tak boleh bicara seperti itu" kata Bu Dian memegang tangan Rosa erat.
Rosa pun sejenak terdiam.
"Baiklah saya tidak akan memaksa untuk mu kembali, hanya saja saya tahu kamu pasti punya cita-cita untuk kuliah lagi bukan, papa bisa membantu mu. Papa bisa berikan apa yang paling kamu inginkan, papa sadar memang salah telah membiarkan mu. Tapi biarlah apa yang menjadi pertimbangan dan pilihan untuk dirimu. Kamu bisa kuliah lagi asal kamu bisa ikut papa. Mungkin kamu tidak bisa menjawab sekarang, lusa papa akan kembali dengan keputusan mu.. permisi" kata Doni pergi.
Rosa pun terdiam entah mengapa dirinya enggan untuk memandang pria itu meski dalam hal ini sebenarnya Doni adalah papa kandung dari Rosa.
Rosa pun tak bergeming hanya terdiam memandang hidupnya sendiri, antara kegalauan hati yang tengah ia rasakan.
.
.
.
Keesokan harinya....
Bila ingat semua...
Rosa pun kembali sedih dengan cintanya yang gagal sebelum berperang memang cinta itu suci dan tak ada yang salah hanya saja sulit di miliki.
Hingga saat itu Rosa pun melihat ke arah kalender dan tepat hari ini adalah ulang tahun dari Fabian.
Hadiah yang begitu bagus sudah Rosa siapkan berupa jam tangan yang sudah ia bungkus sebulan yang lalu. Rosa sangatlah prepare untuk ulang tahun pria yang ia cintai yaitu Fabian. Hanya saja kini menjadi terasa enggan membeeikan hadiah setelah Rosa tahu bahwa Fabian sudah menemukan cinta sejatinya.
Hingga Bu Dian melihat Rosa yang tertunduk sedih sendiri di dalam kamar sambil melihat hadiah di tangan.
"Kenapa?" Tanya Bu Dian melihat ke arah Rosa yang terlihat galau.
"Aku hanya bingung" kata Rosa.
"Soal papa kandung mu yang tiba-tiba datang mendadak" tanya Bu Dian membelai rambut panjang Gadis cantik itu.
"Lebih dari itu selain itu ada lagi" kata Rosa menghela napas beratnya.
"Kenapa, coba cerita"
"Aku hanya bingung dengan perasaan ku sendiri. Aku mencintai seorang pria, tapi hal paling sulit adalah pria itu sudah punya pilihan wanita lain. Aku bingung bagaimana aku bisa memiliki pria ini Bu. Aku cinta namun sulit, aku tahan cinta namun aku merasa berat juga. Aku tak tahu dengan hati ku kenapa bisa jatuh cinta pada orang yang tak semudah itu untuk di miliki" keluh Rosa dengan wajah sedih sangat tergambar dari raut wajah saat ini.
"Jadi apa dia sudah tahu kalau kamu mencintainya"
"Tidak"
"Cinta itu memang terasa menyakitkan tapi semua ada prosesnya"
"Apakah aku katakan jika aku mencintai pria itu" ungkap Rosa.
Bu Dian pun hanya tersenyum dan memberikan saran.
"Bu tahu mana yang terbaik yang bisa kamu lakukan, itu terserah kamu cuma Ibu Dian tidak mau kalau kamu sedih karena cinta Rosa, kamu harus bisa memanajemen hati mu sendiri. Yang penting semangat jangan sedih terus" kata Bu Dian memberikan sebuah semangat untuk tetap strong dan siap dengan semua keadaan.
Lalu Bu Dian pun pergi.
Meski dalam hal ini Rosa masih merasa ragu dan bimbang, namun Rosa percaya cinta tak pernah salah hingga dirinya memutuskan untuk memberikan hadiah yang ada di tangan dan menuliskan sebuah surat.
Sebuah surat kecil dengan isi kata 'bahwa aku mencintai mu' sudah Rosa tulis di sebuah pesan berharap jika rasa itu akan tersampaikan.
Lalu Rosa berjalan dan pergi meninggalkan kamar untuk ke rumah Fabian memberikan apa yang ia miliki saat ini soal surat itu.
Sesampainya di sana....
Bahkan sebuah harapan yang ada, bukan sebuah jawaban tentang cinta namun ketidak beradaan Fabian saat itu di rumah miliknya.
Asisten rumah tangga di mana tempat Fabian tinggal mengatakan bahwa Fabian baru saja pergi ke Bandara untuk perjalan ke luar negri.
"Jadi dia pergi mba" tanya Rosa sedih.
"Iya non ke Australia"
"Akan berapa lama dan untuk apa?" Tanya Rosa.
"Yang saya tahu perjalanan bisnis gitu"
"Baiklah terimakasih"
Dengan cepat Rosa pun pergi dengan cepat meninggalkan rumah itu, menuju bandara.
Dengan taksi Rosa mengejar Fabian yang pergi itu.
Kenapa dirinya pergi begitu saja, batin Rosa tak menyangka, takut kalau Fabian pergi selamanya tanpa ia tahu cinta Rosa yang ada di dalam hati.
Hingga sampai bandara...
Rosa berlari dengan cepat mencari keberadaan Fabian saat itu, dengan deru napas yang bercampur aduk dan dada yang kembang kempis karena berlari dengan cepat. Membuat Rosa harus segera mengikat keringatnya dan melihat Fabian yang kini berada di depan mata dari jarak beberapa meter saja.
Dan benar saja saat itu Fabian bersama seorang wanita yang entah siapa, tangan Rosa tak mampu memberikan sebuah hadiah yang ada di tangannya. Saat Rosa melihat Fabian yang tengah berciuman dengan seorang wanita yang Rosa tak kenali.
Apakah itu yang bernama Talia batin Rosa.
Rosa pun yang dari awal niat untuk memberikan hadiah itu untuk Fabian mendadak tak jadi memeberikan itu.
Ya salam perpisahan dari ciuman bibir yang Rosa lihat seperti sebuah hantaman betapa tak berdaya sebuah cinta yang di miliki Rosa.
Rosa pun berjalan keluar dari bandara dan memutuskan keluar saja dari suasana terberat dari apa yang ia lihat.
Ciuman lembut itu seperti sebuah kode keras betapa sebuah harapan memang di tutup rapat dan untuk apa Rosa masih saja mengharap cinta yang tak semestinya.
Sungguh ironi dan tak ada arti..
Bahkan badut pun lebih baik menertawakan Rosa ketimbang harus menjadi pejuang cinta yang lebih dari orang yang paling bodoh.
Hingga saat itu tidak merasa terasa lemas pada kakinya sebelum memutuskan kembali Rosa duduk di sebuah halte sambil menatap kosong dengan rasa yang ada di dalam hati.
Menatap langit saja Rosa seolah tak mampu hingga kediaman yang tengah ia rasakan seorang wanita duduk disampingnya dan benar saja itu adalah Talia..
Entah kebetulan atau bagaimana bahkan wanita yang sudah cukup dewasa di usianya masih terlihat cantik mengatakan ingin duduk disamping Rosa.
"Permisi mba saya duduk disamping sini ya" kata Rosa.
Rosa tak menanggapi ia hanya duduk tertunduk.
"Mba tahu, hidup ini terkadang berat tak sesuai harapan tapi percayalah semua akan indah seperti apa yang saya dapatkan" kata Rosa.
Rosa masih tak bergeming.
"Saya baru saja mendapatkan sebuah cincin yang ternyata cincin itu adalah cincin lamaran"
"Hah??? Cincin lamaran, bangga dengan cincin itu. Bahkan untuk apa kamu bangga dengan orang yang anda pernah tinggalkan selama belasan tahun dan tiba-tiba kembali tanpa muka datang di minta untuk melamar
Mau pamer" kata Rosa yang kesal.
Talia pun kaget dengan ucapan wanita yang tiba-tiba tahu semua.
"Jadi kamu tahu semua tentang apa yang saya ceritakan"
"Jelas saya tahu, saya tahu semua tentang anda. Jangan merasa hebat dengan semua apa yang paling kamu dapatkan!!!" Kata Rosa yang kesal lalu pergi begitu saja.
Kepergian Rosa yang tiba-tiba dan marah marah membuat Talia heran kenapa wanita itu marah padanya. Ya mungkin dalam hal ini salah Talia sendiri yang curhat sedikt pada wanita yang ia sendiri tak kenal.
"Kenapa wanita itu begitu sensitif, apakah wanita itu gila hingga seperti orang yang sedang kebakaran jenggot, mendengar cerita ku seperti setan yang sedang di bacakan ayat kursi. Langsung panas dan tak jelas" kata Talia.
Hingga Talia melihat sebuah kado kecil uang ternyata tertinggal di bangku halte itu.
Dengan tidak sopan nya lalu Rosa pun mengambil dan membawa pulang.
Lalu tak lama sebuah bis damri yang akan pergi menuju Jakarta tiba Talia pun naik bis itu untuk ke Jakarta.
Ya... Kedatangan Talia ke bandara hanya untuk mengantar Fabian saja dan tak lebih.
Dan saat itu Talia dengan lancang dan membuka hadiah yang ia temukan di Halte sadar bahwa itu adalah milik wanita yang marah padanya, lalu Talia membuka itu.
"Siapa suruh dia marah-marah pada ku, dia kuwalat meninggalkan benda ini. Ah aku buka saja"
Saat Talia membuka dan benar saja isinya adalah jam tangan sebuah hadiah yang cukup bagus dan ada selembar kertas juga yang ternyata surat.
Talia pun membaca surat itu.
Selamat ulang tahun untuk dirimu. Sebelumnya ada hal yang perlu aku sampaikan. Mungkin terasa aneh namun kamu harus baca agar tahu smeua yang saat ini aku rasa.
Aku tidak mengerti sejak kapan rasa yang ada di hati ku ada, aku tak mengerti rasa di dalam hati ku benar atau salah, dan hal yang paling rumit adalah bukan tentang bagaimana kehidupan ku saja, namun tentang bagaimana cara aku mengungkapkan semua rasa yang ada di dalam dada bahwa, bahwa aku mencintaimu!!! Sungguh mencintaimu...
Fabian...
aku sangat lah mencintai ku dengan segenap rasa dan jiwa yang ada di dalam dada. Aku harap hadiah ini dan surat ini, bukan sekedar saja tapi bagaimana kamu bisa tahu dan juga mampu rasakan bagaimana aku mencintaimu dengan tulus di dalam hati.
Fabian..
sungguh aku mencintaimu, sangat sangat dalam sangatlah mencintai mu... Aku harap kamu pun begitu meski dalam hal ini mungkin sulit...
Salam cinta ku Rosa.
Talia pun kaget setelah membaca surat yang ternyata di tujukan pada pria yang saat ini menjadi kekasihnya yaitu Fabian.
Hal yang tak terduga ternyata dari apa yang paling tak di duga itu terjadi.
Nama Fabian yang di sebut menjadi orang yang paling di cintai membuat Talia tak habis pikir.
"Pantas saja wanita itu marah pada ku rupanya dia mencintai Fabian, brngsk juga wanita itu. Lihat saja! tak akan ku biarkan dirimu merebut Fabian dari ku takan pernah bisa. Selamnya Fabian miliku!!! Dasar wanita tengik tak bisa kau dapatkan dia dariku!" Kata Talia yang langsung emosi setelah itu.