NovelToon NovelToon
Aku Dijual Kakak Tiriku

Aku Dijual Kakak Tiriku

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:107.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Alenata yang berstatus anak tiri, terpaksa dijual oleh kakak tirinya. Sedangkan kedua orang tuanya sudah meninggal, Alenata hanya tinggal bersama kakak tiri laki-laki dan ibu tiri.

Demi keuntungan, ibu tiri dan kakak tirinya rela menjual Alenata kepada lelaki kejam yang sudah beristri.

Akankah Alenata mendapatkan kebahagiaannya? atau hidupnya akan selalu menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan masuk

Tidak memakan waktu yang cukup lama, akhirnya sampai juga di rumah sakit.

Dengan hati-hati, Alena membantu ibunya Devan turun dari mobil.

"Sini tangan kamu, Nak. Ibu tidak kehilangan kamu." Ucap ibunya Devan dan langsung menggandeng tangannya.

Alena hanya bisa nurut saja, dirinya sama sekali tidak menolaknya.

"Ma, ayo kita masuk ke dalam." Ajak Devan pada ibunya.

"Ya Nak, ayo." Jawab ibunya dan mengajak Alena untuk segera masuk ke rumah sakit.

Sedangkan Alena sedari tadi pikirannya tidak lah tenang ketika ingatannya tertuju pada ibu tirinya, juga pada Genan yang tengah berada dalam sel tahanan. Tentu saja si Alena ingin segera menemuinya untuk mencari jawaban yang lebih akurat, dan apa yang ia dengar lewat ponselnya, semua hanyalah rekayasa semata, pikir Alena sambil berjalan beriringan dengan ibunya Devan.

Ketika sampai di depan ruang antrian, Alena menunggu Devan mengambil nomor urut.

"Ma, ayo kita ke sana. Kalau nunggu disini lumayan kejauhan, ayo kita pindah tempat duduknya." Ucap Devan dan mengajak semuanya untuk pindah ruangan.

"Tapi benar kan, Mama tidak akan disuntik, 'kan?"

"Ya enggak lah, Ma. Mau ngapain Mama disuntik segala, kan jadwalnya memang satu bulan untuk suntik. Ya udah yuk Ma, kita pindah ke sana." Jawab Devan meyakinkan ibunya.

"Tut-Tuan," panggil Alena pada Devan dengan gugup.

"Ya, ada apa?"

"Em ... itu, nanti saya diizinkan untuk bertemu dengan ibu tiri saya kan, Tuan?"

Dengan perasaan takut, Alena memberanikan diri untuk bertanya.

"Selesaikan dulu tugasmu sebagai tanggung jawab ibuku, setelah itu baru aku akan mengizinkan kamu jika aku mengizinkan." Jawab Devan yang seolah tidak ingin menjawab pertanyaan dari Alena.

"Jangan begitu, Nak. Biarkan Alena bertemu dengan ibu tirinya, berarti memang benar kalau Alena orang yang baik, juga peduli." Timpal ibunya.

Devan yang melihat perubahan pada ibunya, pun sangat tidak menyangka jika ibunya tidak seperti sebelum ada Alena. Bahkan, sikap kasarnya saja masih belum hilang.

"Ya, Ma." Jawab Devan berusaha untuk tetap tenang, agar ibunya tidak meluapkan emosinya.

Devan yang sering melihat ibunya marah-marah dan selalu meluapkan emosinya, kali ini benar hati-hati ketika menghadapi ibunya sendiri.

Sampai di tempat yang dituju untuk menunggu jam, akhirnya nama Nyonya Erlina dipanggil.

"Ma, ayo Ma kita masuk." Ajak Devan kepada ibunya.

"Kamu, tunggu disini dan jangan pergi kemana-mana, paham."

"Bab-baik, Tuan." Jawab Alena sedikit menundukkan pandangannya.

"Ibu masuk dulu ya, Nak Alena. Kamu jangan pergi kemana-mana, nanti kita nyariin." Ucap ibunya Devan, Alena pun tersenyum.

"Baik, Nyonya." Jawab Alena dengan senyuman yang manis.

"Jangan panggil Nyonya, tapi Ibu." Kata ibunya Devan.

Alena kembali tersenyum.

"I-ya, Nyonya, eh Ibu, maaf." Jawab Alena.

Devan sendiri merasa tidak sabar ketika ibunya dengan Alena masih terus bicara.

"Ayo Ma, nanti keburu nomor antrian diambil pasien lain." Ucap Devan yang sudah tidak sabar untuk mengajak ibunya masuk kedalam ruang pemeriksaan.

Saat sudah berada didalam ruang pemeriksaan, dokter mendapati pasiennya terlihat seperti ada perubahan, pun menyapanya.

"Nyonya terlihat beda hari ini, apakah sedang bahagia?"

Ibunya Devan pun tersenyum.

"Sepertinya begitu Dok, akhir-akhir ini Ibu saya lumayan ada perubahan."

"Syukur lah, semoga segera pulih dan kembali seperti dulu lagi keadaannya." Ucap dokter dan segera memeriksakan keadaannya.

Devan yang tengah menunggu ibunya yang sedang diperiksa oleh dokter, dirinya kembali teringat dengan Genan yang sedang mempunyai masalah dengan ibu tirinya Alena.

Suara getaran pada ponselnya, pun tengah mengagetkan lamunannya.

Cepat cepat si Devan untuk melihatnya, tentu saja untuk mengecek siapa yang sudah mengirimkan pesan padanya.

'Hati-hati Bos, jika ibu tirinya Nona Alena sadar, karena Bos Devan melakukan jual beli terhadap Nona Alena.' Ucapnya dalam batin saat membaca pesan masuk dari anak buahnya.

Devan yang mendapat sebuah peringatan dari anak buahnya, pun ingin rasanya melihat kondisi ibu tirinya Alena. Namun, dirinya harus menemani ibunya.

1
Iffa Naila
alah gengsi sidevan 😂
Iffa Naila
gw yang baca gw juga yang sinis ya bacanya 😂
Ara Ramadhani
nyesek àkhir ceritanya
penyesalan selalu datang di akhir
waktu tidaak mungkin bisa terulang lagi
Dex Esy Ciimueet
akhir cerita menyedih kan,blom lama menghabis kan waktu bersama.
Yusria Mumba
saudara kurang ajar,
Herni Marianty
veritanya sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!