Imelda Anastasya Mahasiswi kedokteran yang terkenal karena kecantikan, kepintaran dan keramahannya membuat siapapun ingin dekat dengannya. Namun sayang tidak dengan kekasihnya yang tega berselingkuh di belakangnya.
Bimantara Kusuma anak bungsu dari
pasangan Yuni Lestari dan Bambang Kusuma terkenal sebagai CEO yang sangat dingin dan tegas. Dirinya tak pernah percaya cinta sejak cintanya di khianati oleh sahabatnya sendiri.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti terus ceritanya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
Waktu begitu cepat berlalu. Hubungan Imel dan Bima pun semakin dekat. Dini, Nita dan Wulan persiapan akan wisuda. Imel sudah melalui insipnya dengan penuh drama diantara teman-temannya.
Imel memutuskan untuk pulang ke kampung dan meninggalkan kota Y. Karena Imel ingin berada dekat dengan keluarganya setelah bertahun-tahun berjauhan. Namun, Dini, Nita dan Wulan menahannya hingga acara wisuda mereka.
Pagi ini ketiga sahabat Imel sudah bersiap dengan kebaya dan toga nya. Setelah berbagai halangan yang membuat mereka telah lulus demi lulus bersama akhirnya kini mereka bertiga lulus juga.
"Perfect." Imel.
"Huhu... Akhirnya usai sudah." Wulan.
"Kalian juga yang membuat semuanya lama." Imel.
"Kita kan setia kawan." Dini.
"Hm.. Ya oke. Terserah kalian. Ayo sekarang bersiap. Gw jadi supir kalian." Imel.
Para orang tua masing-masing telah berada di gedung wisuda. Imel membawa ke tiga Sahabatnya dari rumah Wulan karena mereka telah mengewa MUA ternama demi membuat mereka tampil sempurna di acara spesial mereka.
Imel mengendari mobil Wulan dengan sangat hati-hati karena ketiga sahabatnya tidak ingin riasan mereka rusak gara-gara harus marah-marah karena Imel menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Mel, terus lu ga ikut masuk?" Nita.
"Ngapain? Ngga lah." Imel.
"Terus Lu mau ngapain?" Dini.
"Pulang ke kost gw." Imel.
"Jahat Lu. Pokonya ga mau tau Lu masuk ke gedung." Wulan.
"Ye... Maksa banget lu." Imel.
Akhirnya Imel pun masuk ke gedung tempat acara karena Imel sudah memiliki undangan untuk masuk dan mengikuti jalannya wisuda. Sedikit kesal karena Imel tak bersama dengan oara orang tua dari sahabatnya. Tapi, Imel cukup menikmati acaranya.
Setelah acara usai. Mami dan Papi Wulan mengajak semuanya untuk makan bersama di restoran yang sudah mereka pesan. Rombongan pun segera menuju tempat yang sudah di sediakan. Yakni salah satu restoran milik Bima.
Saat Sampai di restoran Bima menyambut kedatangan sang kekasih yang seharian tadi bahkan sejak kemarin di sibukkan oleh persiapan dari ketiga sahabatnya. Imel langsung menghambur kedalam pelukkan Bima dan Bima pun membalas pelukannya.
"Kamu capek ya? Mau istirahat di ruangan Mas?" Bima.
"Sedikit. Ngga ah. Imel mau ikut makan aja sama yang lainnya." Imel.
"Oke." Bima.
Mereka berdua pun masuk dan ikut bergabung bersama. Orang tua Nita mengumumkan jika minggu depan Nita akan mengadakan lamaran di kota mereka. Orang tua Nita mengundang semua keluarga dari sahabat anaknya untuk hadir menyaksikan acaranya.
Jika pun berhalangan mereka berharap saat Ita dan Heru menikah nanti mereka semua akan hadir. Sementara Mami Wulan mengundang mereka semua untuk hadir di pesta pernikahan Wulan dan Juan.
Wulan dan Juan akan menikah hari Sabtu sebelum acara lamaran Nita. Nita pun memutuskan untuk mengahadiri acara pernikahan Wulan sebelum dirinya pulang dan membuat acara lamaran sendiri.
Keluarga Nita pun berjanji akan menghadirinya sekaligus menjemput Nita. Dan kepulangan Imel pun terpaksa di tunda karena harus menghadiri acara pernikahan Wulan.
Sementara Dini pernikahannya akan berlangsung satu bulan lagi. Sedangkan Imel masih belum di lamar juga. Imel dan Bima memang masih terlihat santai. Keduanya sepakat akan ada acara lamaran setelah Imel pulang kampung.
Semua barang miliknya telah di paketkan ke rumah orang tuanya hanya tersisa beberapa yang penting saja. Begitu juga dengan Nita dan Dini. Walaupun Dini setelah menikah akan tinggal di kota Y. Dini tidak membawa banyak barang.
Nita setelah menikah juga akan tinggal di kota Y. Tapi, barang miliknya pun telah di bawa pulang sebagian. Begitu juga dengan Imel yang jika jadi menikah dengan Bima maka dirinya akan tetap tinggak di Kota Y.
"Mel, Nanti menginap di rumah saja ya." Pinta Yuni.
"Ngga usah Ma. Nita sama Dini kan masih ada di kost. Jadi masih ada teman." Imel.
"Yakin?" Yuni.
"Yakin Ma." Imel.
Pagi hari Imel berkutat dengan cuciannya yang sejak kemarin belum tersentuh. Imel terbiasa mencuci pakaian setiap hari namun kemarin dirinya tak sempat mencuci pakaiannya.
"Mel, ponsel lu bunyu terus tuh. Siapa tau penting." Ucap Nita mengingatkan.
"Iya bentar jemur dulu." Imel.
"Astaga! Lu mah." Nita.
"Kalo ngga lu angkatin dah." Imel.
"Ogah. Lu aja biar ntar." Nita.
Imel pun dengan santai menjemur pakaiannya. Setelah selesai Imel pergi mandi terlebih dahulu barulah setelah beres semuanya Imel melihat ponselnya yang sudah banyak panggilan masuk dan beberapa pesan yang belum di bukanya.
Imel pun memutuskan untuk membuka pesan satu persatu dan membalasnya. Dan ada terdapat satu pesan dari Abangnya yang hanya menuliskan.
"Dek, angkat telfonnya penting!"
Dan Imel pun tak langsung menghubunginya balik. Imel membuka beberapa panggilan yang belum terjawab. Salah satunya dari Abangnya dan juga Bima. Saat dirinya akan menghubungi balik Abangnya teman kostnya memberitahu jika ada yang mencari.
"Mel, ada yang nyariin tuh." Teman kost.
"Eh, iya thanks ya." Imel.
Temannya hanya menjawab dengan anggukan. Imel pun mengira jika itu Abangnya yang datang. Karena tadi menghubunginya kemudian tak sempat dia jawab.
Namun, tebakannya salah. Bima lah yang datang dengan wajah paniknya. Saat melihat Imel yang berjalan ke arahnya Bima pun langsung memeluknya dengan erat. Imel pun merasa heran. Bahkan detak jantung Bima begitu cepat.
"Mas, ada apa?" Tanya Imel dalam dekapan Bima.
"Kamu dari mana saja sayang?" Tanya Bima melerai pelukannya kemudian memegang pipi Imel.
"Ga kemana-mana ada di dalam." Jawab Imel santai.
"Kenapa ga jawab telfon Mas?" Bima.
"Astaga Mas apaan sih. Bukannya tadi Imel bilang kalo Imel mau nyuci baju. Imel ga bawa ponsel kalo nyuci." Imel.
Bukannya menjawab lagi Bima langsung memeluk Imel kembali. Imel pun merasa bingung. Apa hanya karena panggilannya tidak terjawab Bima sebegitu paniknya mencari dirinya.
Imel merasa itu berlebihan. Namun, Imel mencoba menenangkan Bima dengan mengusap lembut punggung Bima. Imel meyakinkan jika dirinya baik-baik saja dan hanya mencuci pakaian.
Saat Imel dan Bima berpelukan Nita dan Dini pun datang dengan tergesa kemudian mengambil alih Imel dari pelukan Bima. Bima membiarkan mereka saling berpelukan. Bima hanya menatap penuh haru.
"Kalian juga kenapa sih?" Tanya Imel semakin bingung.
Dini dan Nita telah siap dengan koper mereka. Tak lama Wulan bersama kedua orangtuanya dan adiknya datang. Wulan langsung berlari dan memeluk Imel. Bahkan Wulan tak kuasa membendung tangisannya.
Saras menutup mulutnya dengan linangan air mata di pipinya. Suaminya memeluk Saras berusaha menenangkan. Imel semakin di buat bingun. Nita dan Dini masuk menyiapkan pakaian Imel dan memasukkannya ke dalam koper.
"Ini ada apa sih?" Imel.
Disaat dirinya semakin bingung Imel tambah di buat bingung dengan melihat Dini dan Nita keluar dengan membawa koper miliknya. Imel menatap Bima dan yang lainnya satu persatu.
"Ada apa?" Teriak Imel.
🌹🌹🌹
teman" dah pada nikah, tunangan dan ada yang udah punya anak, lah gw jangan kan tunangan, calon pun belum punya padahal umur baru 20 uwaaa makkk😭😭