Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima dan Kanaya..?
Bima mengantar Kanaya sampai di depan rumahnya sepanjang jalan Kanaya dan Bima terlihat canggung terutama Bima yang masih belum percaya jika ia bisa sedekat ini dengan Kanaya.
"Kak..?"
"Ya.."
"Soal yang tadi itu.."
Bima tersenyum "Gak usah gak enak gitu Ay, jangan jadikan ini beban, kita jalani aja dulu gak usah terburu buru,meski sebener nya aku juga canggung sih" dan Kanaya tersenyum.
Bima memberanikan diri memegang tangan Kanaya "Aku harap kamu bisa membuka diri Ay"
Kanaya tertegun saat merasakan usapan di tangannya "Masuk gih, aku langsung pulang ya besok aku jemput" Kanaya mengangguk dengan mata yang mengerjap membuat Bima gemas hingga ia tak tahan dan mengusak rambut Kanaya, tentu saja itu membuat Kanaya memerah.
"Makasih kak" Kanaya keluar dari mobil Bima lalu melambaikan tangan sambil tersenyum.
Kanaya mulai membuka hati dan menerima setiap perhatian yang diberikan Bima padanya, setiap pagi Bima akan menjemput Kanaya, bahkan sesekali ikut sarapan di rumah Kanaya dan di sore hari Bima akan mengantar Kanaya kembali pulang, terhitung sudah satu minggu mereka dekat, dan mereka tak canggung lagi, Adam dan Alyla bahkan bisa bernafas lega sekarang melihat putri mereka sudah membuka hatinya untuk orang lain terutama pada Bima, Adam mengenal Bima dengan baik, Bima dari keluarga sederhana yang baik, apalagi mereka mengenal Bima sejak menjadi sahabat Azka beberapa tahun lalu.
"Hari ini mau kemana?" tanya Kanaya, hari libur Bima mengajak Kanaya ke suatu tempat.
"Ke suatu tempat.." Bima mulai melajukan mobilnya menjauh dari kota,
"Kepuncak?" tanya Kanaya setelah mereka berkendara cukup jauh, Kanaya melihat sekelilingnya sejak tadi dan jalanan ini menuju kearah kepuncak.
Bima tersenyum lalu menghentikan mobil nya di tepi jalan "Udah sampe ya?"
"Huum, ayo" Bima mengulurkan tangannya dan di sambut Kanaya, Bima selalu bersikap lembut pada Kanaya seperti memperlakukan kaca yang takut pecah, "Hati hati" Bima menuntun Kanaya menaiki tangga satu persatu.
Kanaya melihat sebuah bangunan yang terlihat masih sepi sepertinya pengerjaannya masih belum selesai, terlihat dari luar masih sedikit berantakan,namun begitu masuk Kanaya langsung terpana ternyata sebuah Restoran, namun belum beroprasi.
"Wow..keren kak"
"Suka gak?"
"Suka lah,ini bagus...apalagi pemandangannya" Kanaya melihat kearah dinding kaca besar yang mengarah langsung ke kebun teh" rupanya restoran ini berada diatas bukit,dan dari atas ia bisa melihat keadaan dibawah sana "Ini punya kakak?" seingatnya Azka tak pernah bilang jika akan membuka cabang baru.
Bima dan Kanaya tengah berdiri di pinggir pagar pembatas bahkan Kanaya bisa merasakan hembusan angin "Iya, sebenarnya pengerjaannya baru 90 persen cuma aku pengen nunjukin aja ke kamu, dan minta pendapat kamu" Bima menyingkirkan rambut Kanaya yang menghalangi wajahnya tertiup angin, Kanaya tersenyum lalu mengeryit terlihat berfikir.
"Kalo kakak buka Restoran sendiri, gimana sama Cafe?"
"Kan ada kamu, gak mungkin kan aku terus pegang punya Azka, dan mulai sekarang kamu harus belajar mengurusnya sendiri, aku juga harus belajar berdiri sendiri"
"Ish.. gak mau, cafe bang Azka kan banyak mana bisa ngerjain nya sendiri" Kanaya memberengut.
Bima merasa gemas saat melihat Kanaya yang cemberut "Aku yakin kamu bisa" Bima berjalan kerah belakang Kanaya dan memeluk Kanaya dari belakang "Aku pengen peluk kamu"
"Itu minta izin atau apa?" Bima bisa merasakan badan Kanaya yang menegang, namun mencoba hiraukan.
"Hmm" Bima menghirup aroma rambut Kanaya dengan rakus separuh hatinya takut tak bisa merasakannya lagi nanti.
Kanaya terkekeh "Mau bilang jangan, tapi kakak udah peluk duluan" Ini pertama kalinya Bima memeluk Kanaya, sejak satu minggu lalu mereka memutuskan mencoba pacaran Bima tak berbuat sesuatu yang membuat Kanaya risi dengan kedekatan mereka hanya genggaman tangan atau sesekali Bima akan mengelus sayang rambut Kanaya,layaknya seorang kakak.
Entah mengapa Kanaya tak merasakan debaran yang selalu ia rasakan saat bersama Bagas, Kanaya hanya merasa terlindungi jika bersama Bima, Bima baik dan selalu lembut,tapi kenapa ia masih belum bisa menyingkirkan Bagas dari hatinya atau ini terlalu dini, ya hubungan mereka bahkan baru satu minggu wajar bukan jika Kanaya belum bisa melupakan Bagas, tidak ini tidak wajar, bukan satu minggu bahkan Kanaya tidak bisa melupakan Bagas meski sudah tiga tahun pergi, apa ini akan berhasil?.
Kanaya memejam mencoba menikmati kehangatan pelukan Bima, dan berusaha mengenyahkan bayangan Bagas dari benaknya, tangannya terangkat menunpu pada tangan Bima yang memeluknya erat.
.
.
Bagas sedang menatap sebuah amplop di depannya dengan pandangan datar "Roni segera kirim ini pada Edward dan mulai pemberitaannya" Roni mengambil amplop tersebut dan keluar dari ruangan Bagas.
Bagas membuka ponselnya yang berisikan laporan kegiatan Kanaya satu minggu ini.
Rahangnya mengeras begitu melihat laporan tersebut,apalagi foto terbaru yang baru saja dikirim oleh mata matanya yang selalu mengawasi Kanaya.
"Sial...arggghh" Bagas meremas rambutnya frustasi.
________________
Kan Bagas kamu sih menye menye terus, jadi Kanaya berubah haluan.. 🤣
Mau Kanaya sama Bima
atau Kanaya sama Bagas nih?
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
.
.