NovelToon NovelToon
Bahtera Cinta Zaviyar Dan Adiba!

Bahtera Cinta Zaviyar Dan Adiba!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rose_Crystal 030199

Adiba (18) gadis sederhana melanjutkan study di Ponorogo. Dia gadis dari keluarga sederhana tanpa kemewahan. Karena kegeniussan ia mampu menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di usia 15 tahun. Kini dia kuliah di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Ponorogo sembari mondok di Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo.

Hal mengejutkan terjadi ketika terjadi kesalahan fatal, Adiba harus berurusan dengan Dosen sekaligus Gus di Pesantren. Karena sebuah sebab Adiba dan Gus yang diam-diam dicintai terpaksa menikah.

Cinta Adiba sangat tulus untuk Zaviyar, tetapi tidak untuk Gus Zaviyar. Sang Suami awalnya memiliki tunangan dan kurang 2 bulan lagi menikah. Adiba merasa ciut akan kekalutan hati karena Zaviyar masih terlihat peduli pada matan tunangan. Sang gadis kecil harus ekstra sabar demi meluluhkan dan menjadi atensi utama, Suaminya.

Mampukah Adiba menaklukkan hati Gus yang terkenal, dingin, pendiam dan tegas? Akankah Adiba mampu bertahan pada bahtera rumah tangga tanpa cinta dari Suaminya? Bisakah Adiba membalut luka dengan senyum manis? Mampukah Adiba meluluhkan hati Zaviyar dengan ketulusan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose_Crystal 030199, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCZA - Kata Penenang Untuk Sang Kekasih!

Zaviyar membaca surah Yasin dengan khusyuk. Istrinya seharian terlelap tanpa mau membuka mata. Hati Zaviyar terasa tertikam belati tumpul mengingat betapa bodoh dirinya. Usai mengaji ia letakan tahlil di nakas.

Dia menengok jam dengan pandangan sendu. Pasalnya Adiba tertidur selama 8 jam tanpa peduli Zaviyar yang sangat khawatir. Ia tidak mampu berbuat apa-apa ketika keluarganya dan keluarga Adiba membesuk sang Istri. Mereka menginterogasi kenapa Istrinya bisa begini? Sontak Zaviyar menjawab ini kesalahannya dengan jawaban jujur.

Semua berasa berat untuk di tanggung oleh Zaviyar. Kapan Adiba terbangun? Apa sakitnya begitu luar biasa sampai Istrinya tidak kunjung siuman? Karena keadaan lumayan kacau Zaviyar memutuskan ke kamar mandi untuk membuang hajat sekaligus wudhu.

Perlahan tetapi pasti jari lentik bergerak dan mata yang tertutup menunjukkan akan terbuka. Benar saja Adiba siuman dari tidur lelapnya. Tubuhnya sudah mulai membaik menerima perawatan medis. Mata beaar semakin besar ketika sadar dia di mana. Adiba sontak saja meringkuk sembari menutup matanya rapat-rapat seolah takut melihat isi ruangan.

Zaviyar baru keluar dari kamar mandi sontak menengok ke arah Adiba saat mendengar tangisan memilukan. Dia berlari menghampiri Istrinya, lalu menangkup pipi sang Istri. Rasanya begitu panik sampai dirinya tidak mampu berkata apa-apa.

Adiba histeris meminta Zaviyar untuk membawanya pulang. Dia paling anti berada di rumah sakit karena tempat ini begitu mencekam untuk di ingat. Tempat keramat yang paling di benci sekaligus paling takuti olehnya.

Zaviyar menekan tombol darurat agar Dokter kemari. Dia dekap Istrinya supaya memberikan kenyamanan agar tidak histeris. Sedari tadi Adiba menutup mata erat di tangis kuat. Kenapa Istrinya begitu histeris berada di rumah sakit?

Tidak menunggu lama dokter Dokter dan Suster datang ke ruangan Adiba di rawat. Dokter tersenyum saat Zaviyar memohon membawa Istrinya pulang dari pada di sini. Tentu saja Dokter menuruti keinginan Suami pasien dari pada semakin fatal. Dokter melepas semua alat medis yang melingkupi Adiba. Mereka sepertinya tahu ada trauma yang menghantam jiwa wanita muda. Dokter juga sudah bernapas lega pasalnya Adiba sudah membaik. Tidak khawatir jika pasien di bawa pulang.

Zaviyar mengambil surat tahlil dan memasukan resep Dokter ke saku. Dia angkat tubuh mungil Istrinya untuk di bawa pulang. Dia akan bertanya setelah sampai rumah.

Adiba merengkuh erat leher kokoh Zaviyar. Dia sembunyikan wajah di bahu lebar Suaminya agar tenang. Dia tambah histeris ketika mendengar jeritan kesakitan pasien kecelakaan.

Jika teringat masa lalu maka jiwanya tergoncang hebat. Trauma pilu yang menyebabkan dirinya anti mendengar suara hujan deras di sertai halilintar dan guntur serta rumah sakit. Adiba tidak akan bisa berada di tempat yang paling ditakuti atau jiwanya memberontak.

Zaviyar meletakan Adiba di kursi penumpang. Dia pakaikan sabuk pengaman untuk melindungi Istrinya, kemudian berjalan menuju kursi pengemudi. Dirinya diam, tetapi tangannya menggenggam tangan Istrinya lumayan erat.

Dalam perjalanan menuju rumah, Adiba tetap memejamkan mata rapat. Dia sangat ketakutan mengingat kejadian tragis itu. Ia masih takut apa lagi ingat tadi malam ke kunci di kamar mandi.

Zaviyar hanya bisa diam tanpa membuka suara. Dia tidak tahu prihal apa pun tentang terauma Istrinya. Biarkan dia diam dulu dalam perjalanan.

Hening tanpa kata membuat suasana dingin. Adiba perlahan membuka mata ketika mobil sudah berhenti. Dia melihat Zaviyar dengan pandangan kosong. Apa Suaminya marah karena ia meminta pulang dan histeris? Adiba menunduk seraya meremas kuat tangan.

Zaviyar menatap Adiba datar tanpa ekspresi. Dia keluar mobil kemudian membuka pintu pengemudi.

Adiba berusaha melepas pengait sabuk pengaman. Dia agak kesusahan hingga Zaviyar membantu membukanya.

Zaviyar menyelipkan tangan di bawah bahu dan lutut Adiba. Perlahan dia mengangkat tubuh Istrinya hati-hati.

Adiba tidak menolak ketika Zaviyar mengangkat tubuhnya. Dia menunduk dalam menyembunyikan wajah yang penuh air mata.

Zaviyar menggendong Adiba sepanjang perjalanan menuju unit apartemen-nya. Tidak ada kata yang terlontar melainkan kepiluan. Samai unit apartemen ia masuk dan membiarkan pintu terkunci sendiri.

Adiba terdiam saat Zaviyar merebahkan di sofa. Ia berpaling ketika Suaminya mengangkat dagunya. Dia belum bisa menatap Zaviyar pasalnya hati masih sangat sakit.

"Maaf sudah menghardik."

Adiba menatap Zaviyar sekilas lalu mengaguk untuk memaafkan. Dia tidak kuasa menahan diri untuk menangis lagi.

"Maaf," ulang Zaviyar.

"Adek sudah memaafkan, Mas," sahut Adiba.

"Katakan, kenapa bisa sakit? Kenapa Adek bisa drop begitu?"

"Adek harus mandi dan Shalat."

Adiba tidak mau menjawab pertanyaan Zaviyar. Ia memilih menghindar dari pada masalah semakin rumit. Namun berhenti ketika tangannya di cekal Suaminya.

Jujur saja Zaviyar tidak mau bicara sarkasme atau berbuat memaksa. Hanya saja dia ingin Istrinya jujur padanya perihal sakit yang ditanggung. Karena Istrinya mau berlalu sontak ia cekal lengan sang Istri.

"Apa Adek tidak mau menjawab pertanyaan Suami? Mas hanya bertanya sederhana, katakan semuanya!" tegas Zaviyar.

Adiba menatap Zaviyar takut dan memilih bungkam. Dia tidak mau menjadi bumerang jika mengatakan bahwa ia terkurung. Biarkan Adiba diam agar semua baik-baik saja.

"Baiklah, tidak usah menjawab. Mas kecewa pada, Adek!"

Zaviyar berdiri hendak meninggalkan Adiba sendiri. Apa sikap dingin membuat Adiba tertekan? Dia hendak melangkah hanya saja terhenti akibat perkataan Istrinya.

"Maafkan Adek membuat Mas kecewa. Tepat jam 1 dini hari kemarin Adek ke kamar mandi saat mau keluar ada yang mengunci pintu. Adek ingin minta tolong tetapi itu bisa mengganggu semua."

Akhirnya Adiba menceritakan dengan nada bergetar menahan air mata. Dia ingat saat terkunci di dalam kamar mandi. Hawanya begitu dingin dan sangat menyakitkan. Apa lagi semua hawa dingin menyelimuti tubuh sampai sekujur tubuh membeku.

Zaviyar terpaku mendengar jawaban Adiba. Dia langsung menatap Istrinya tidak percaya. Ya Allah, jadi ini alasan kenapa hati dan pikiran begitu khawatir? Tanpa ba-bi-bu lagi Zaviyar merengkuh Adiba erat sembari menciumi puncak kepala Istrinya. Dia merasa gagal melindungi Istrinya yang notabenenya begitu rapuh.

"Maaf ... maafkan Mas yang tidak berguna. Tolong maafkan Mas, Dek. Mas tidak becus menjaga Adek. Mas begini karena sangat khawatir pada, Adek. Mas sangat takut sesuatu terjadi pada Adek. Mas menyesal, tolong maafkan Mas. Tolong maafkan Mas telah memarahi Adek dan tidak mencari tahu kondisi, Adek. Mas sangat menyesal, tolong maafkan, Mas. Luapkan semua karena Mas ada di sisi, Adek."

Adiba membalas pelukan Zaviyar tidak kalah erat. Dia menangis tersedu ingin meluapkan betapa lelah menghadapi orang yang tidak menyukai. Tetapi, dia sangat takut membebani Zaviyar. Dia sangat terharu sampai lupa rasa sakit dan takut akibat traumanya.

"Mas, kenapa banyak sekali yang tidak suka sama, Adek? Kenapa Adek selalu di sakiti? Apa salah Adek pada mereka sehingga tega menyakiti terus menerus? Adek lelah Mas, sangat lelah. Adek tidak tahan memakai topeng kuat lagi karena sudah sangat lelah. Adek sangat lelah, biarkan begini agar Adek mampu bertahan.  Sebelum Mas minta maaf, Adek sudah memaafkan Mas dengan ikhlas. Adek ikhlas lahir batin memaafkan Mas. Tolong jangan tinggalkan Adek saat begini. Adek takut sendiri, Mas. Adek takut suatu hari nanti menyerah akan takdir. Tolong maafkan, Adek."

Pada akhirnya Adiba mencurahkan isi hati pada Zaviyar. Dia ingin berbagi kesakitan pada Suaminya. Dia ingin meluapkan emosi agar lapang. Tempat untuk mengadu adalah Allah, dan kini ia punya tempat baru selain Allah untuk mencurahkan keluh kesah selama ini di pendam. Adiba hanya ingin seperti ini walau sesaat sebelum kembali kuat kembali.

Zaviyar memejamkan mata menghalau laju air mata. Mendengar keluh kesah Adiba hatinya ikut meronta keras. Dia tidak sanggup mengendalikan detak jantung yang terasa menyesakan, begitu pun dengan hati terasa teremas kuat. Dia membalas perkataan Adiba karena ingin Istrinya menangis sampai puas baru dia akan memberikan sebuah kedamaian.

Cukup lama Adiba menangis sembari merengkuh Zaviyar erat. Setelah lelah menangis dia melepas pelukannya dan memilih menunduk dalam.

"Apa sekarang sudah sedikit tenang?" tanya Zaviyar seraya mengusap puncak kepala Adiba.

Adiba mendongak menatap Zaviyar dengan pandangan mulai hidup. Dia mengedipkan mata seolah menjawab dia sudah baik-baik saja.

Zaviyar menghapus air mata Adiba kemudian memberikan ciuman di pelupuk mata. Lalu ia ciumi wajah cantik Istrinya penuh sayang.

"Semua akan kita jalani, Mas akan memberikan keadilan untuk Adek. Kita akan melewati hari sulit bersama seraya bergandengan tangan. Jangan takut dan merasa lelah karena Allah senantiasa melindungi hamba-Nya. Tidak perlu khawatir karena Mas akan selalu ada untuk Adek. Mas akan memberi hukuman pada orang yang berbuat dzolim pada, Adek. Tidak perlu memakai topeng di kala Adek bersama Mas ... jadilah diri sendiri. Tunjukan diri Adek tanpa topeng agar Mas mampu melindungi, menjaga dan memberikan kenyamanan. Mas tahu ini sulit, tetapi bisakah Mas minta Adek kuat kembali? ...,

... Mas mohon tetap tegar menghadapi cobaan, jika memang sudah lelah datanglah pada Mas. Luapkan semua pada Mas jangan sungkan. Mas akan menjadi sandaran untuk Adek di kala lelah maupun bahagia. Sekarang tersenyum paling manis untuk Mas. Tahu tidak Mas sangat menyukai Adek ketika tersenyum. Rasanya begitu meneduhkan melihat Istriku mengukir senyum manis. Dan satu lagi Mas paling tidak suka melihat Adek menangis dan sangat lemah. Tersenyum untuk Mas agar bisa mengobati rasa pilu di hati, Mas. Tetap jadi Istri kecil Mas yang sangat lucu, cerewet dan pastinya sangat manja. Jangan takut kita akan bersama dalam suka maupun duka. Mas sangat menyayangi,Adek!"

Zaviyar tersenyum tulus mengutarakan semuanya. Dia ingin Adiba kembali ceria. Semua kata yang terucap adalah kebenaran yang paling dalam. Zaviyar ingin Adiba-nya terus bahagia dalam suka maupun duka. Dia tidak mau Istrinya terluka akibat rasa lelah akibat derita. Mungkin dia akan terbuka pada Istrinya mulai dari sekarang. Bisakah dia membuka rahasia yang sangat memilukan yang selama ini terpendam? Zaviyar akan mengatakan kebenaran tentang dirinya menjadi sosok tidak tersentuh. Supaya Adiba mengajari tempat bersandar di kal lelah menghujani tubuh.

Adiba tersenyum teduh seraya menangis haru. Suaminya begitu sempurna walau sangat dingin. Dia sangat bahagia mendengar kata penenang Zaviyar. Rasa gundah berputar menjadi haru. Semua kebahagiaan hinggap tatkala Zaviyar memberi kata penenang. Dia rengkuh kembali Zaviyar tanpa mau melepas. Adiba ikhlas menderita asal ada Zaviyar yang selalu ada.

1
Riski Angga
m. o
ooo
opo
o

mo? ko
o m


m ok
Zia Sazia
bagus
Hap£!π
ak penasaran sblh mana ponorogo ada apartemen???
Nur Insana Hadi
Lebay..knp hrs nyesal dan nangis pas di rumah maunya Zafiyar menunjukkan cintanya di hadapan itu mantan tunangannya jgn bersikap dingin dgn istrinya.
Nanik
lanjur thor...tp berharap itu adalah adiba....ku mohon thorrrr
Nanik
tryata hanya mimpi.....
Nanik
Rose kenapa jadi begini...crita nay asli nyesek banget.....kenap setelah adiba mndapat cinta nya harus berakhir seperti ini😪😪😪😪😪🤤🤤
Nanik
y alloh seperti kisahku....harus ada kejadian dulu baru mau menggungkap kan perasaan cinta nya....sedih banget jadi adiba.....
Lusiana Trimurdiati
serrruu
Azaam Syauqy
😭😭😭😭😭
Bu latif
masih nyimak umi
Sitti Faikah
Masya Allah ..alur cerita indah walaupun masih byk kekurangan dr segi penulisan
Maryana Fiqa
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Maryana Fiqa
😭😭😭😭😭😭 air mata kebahagiaan
Maryana Fiqa
😭😭😭😭😭😭😭😭
Aneu Sismiyanti
b
Dwi MaRITA
imran abbas.... pakistan
Dwi MaRITA
omar borkan al gala... UEA
Anonymous
AA a
Ika Ratnaningsih
semoga Sarah adibanya yg hilang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!