Artis Masuk Kampung

Kedua orang tua Clara hari ini pulang ke rumah, setelah melakukan perjalanan dari Jerman ke Paris, sungguh sangat melelahkan. Elsa selalu setia menemani suaminya kemana pun saat melakukan perjalanan bisnis baik di luar kota ataupun luar negeri.

Elsa tersenyum melihat putrinya yang sudah berada di rumah. Wanita paruh baya itu berharap Clara sedikit berubah lebih baik, setelah tinggal di lingkungan yang jauh dari kehidupan malam di kota.

" Sayang... apa kamu baik-baik saja? mama merindukanmu nak. " Elsa memeluk Clara.

" Clara juga kangen mama. " balas Elsa.

" Gak kengen papa nih? " Adrian.

Clara mengurai pelukan nya dengan Elsa, lalu berganti memeluk pria tangguh di matanya. " Clara juga kangen papa. "

" Ada salam dari adik mu. Besok pagi kamu jadi kan terbang ke Paris? " tanya Elsa.

" Jadi mah.. tapi Clara gak bisa lama ya.. minggu depan Clara mulai sibuk. " ucap Clara.

" Kamu mau main film lagi? " Elsa.

" Belum mah. paling iklan aja... belum nemu film yang cocok sih. " Clara.

" Tapi, inget kamu harus hati-hati dan jangan salah pilih temen, apalagi pergaulan. Mama gak mau kejadian kemarin terulang lagi. " Elsa menasehati putrinya agar tidak terjerumus pergaulan yang buruk.

" Oke mah! "

" Oh iya.. nanti malam ikut papa ya.. makan malam sama keluarga temen papa. " Adrian.

" Ishh.. males pah, Clara gak mau ikut! " Clara paling tidak suka jika di ikut sertakan dalam acara kolega orang tuanya.

" Gak ada penolakan sayang.. dandan yang cantik buat nanti malam. Mama sama papa istirahat dulu. " Elsa.

" Oma dimana? " Adrian menanyakan keberadaan ibunya.

" Salon." jawab Clara.

Adrian menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir. Meski sudah terbilang lanjut usia tapi tidak juga meninggalkan hobinya yang satu itu.

*

" Bastian!! sudah siap belum? " Giska mengetuk pintu kamar Bastian. Sudah satu jam lalu Giska menunggu Bastian untuk bersiap tapi tak kunjung selesai. Entah apa yang dilakukan pria itu.

" Iya mah.. sebentar lagi. " jawab Bastian dengan malas.

" Mama tunggu di bawah ya. " Giska.

Bastian menghela, pria itu terlihat belum bersiap, terlihat jelas pakaiannya yang belum terganti. Rasanya malas sekali menghadiri jamuan makan malam dengan keluarga teman orang tuanya. Apalagi Bastian tau jelas akan maksud dan tujuan pertemuan itu.

Bastian berdiri di depan cermin, yang memantulkan gambaran dirinya yang sudah rapih dengan celana jeans di padukan kaos sebagai atasan, tidak lupa Bastian menyematkan Blazer untuk memperbaik penampilannya. Sungguh sangat tampan!

" Aku pasti akan sial setelah bertemu dengan nya! " gumam Bastian.

" Lama sekali, kita sudah terlambat. " seru Giska saat melihat putranya menuruni anak tangga. " Kenapa gak pake baju yang mama pilihkan, ini terlihat biasa. " komentar Giska mengenai pakaian putranya.

" Aku lebih suka seperti ini mah. " Bastian.

" Tapi ini pertemuan penting buat kamu. Kamu harus terlihat tampan di depan calon istri mu. " Giska.

" Sudah.. sudah.. kalo ribut terus kapan berangkatnya. " sela Davon. " Lagipula putra ku selalu terlihat tampan seperti ku. "

Giska memutar bola matanya malas, mendengar kenarsisan suaminya.

" Ayok.. mama udah gak sabar bertemu cucu mantu.. " Jenny.

*

" Mah.. lama banget sih.. gak jadi dateng kali orang nya.. " gerutu Clara yang tidak sabar ingin mengakhiri pertemuan ini.

" Sabar sayang mereka sedang dalam perjalanan. " Wina.

" Iya.. sabar.. bentar lagi datang kok. " Elsa.

" Yaudah.. Clara ke toilet dulu. " Clara berdiri dan pergi ke toilet. Clara yang terlihat sangat cantik menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran. Siapa yang tidak mengenal Clara Anastasya? artis papan atas yang tengah naik daun, dan akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat akibat scandal nya.

Kasak kusuk terdengar di telinga Clara, baik yang mencemooh dan memujinya, tapi Clara tak mengindahkan nya. Seakan sudah biasa mendengar nyinyiran orang tentang dirinya. Semua itu tidak akan pernah mengusik hati Clara, itulah resiko berkecimpung di dunia entertainment.

" Selamat malam Pak Adrian.. " sapa Davon saat tiba di restoran dan menghampiri meja yang sudah terisi oleh keluarga besar Haidar.

Adrian berdiri, menyambut kedatangan keluarga Alexander. " Malam Pak Davon. " Mereka bersalaman.

" Hay.. jeng.. lama gak ketemu.. makin cantik aja. " Wina menyambut Jenny.

" Ah.. jeng Wina bisa aja. " Jenny. " Loh.. ngomong ngomong calon cucu menantu ku mana? " tanya Jenny yang tidak melihat ke hadiran Clara.

" Lagi di toilet.. bentar lagi ke sini kok. " jawab Wina, tatapannya tertuju Pria tampan berbadan kekar. " Ini Bastian? calon cucu menantu ku? " tanya Wina.

" Iya.. ini cucu ku. tampan sekali kan? " Jenny.

Bastian tersenyum tipis. " Malam oma. " sapa Bastian sembari bersalaman dengan Wina.

" Iya.. kamu tampan sekali, wah.. cocok sekali dengan cucu ku yang cantik. " celoteh Wina.

Pertemuan mereka di lanjutkan dengan obrolan ringan yang di sertai candaan oleh kedua wanita lanjut usia itu. Jika kedua wanita itu sudah bertemu? jangan ditanya, kehebohan akan menemaninya.

" Nah.. itu cucu ku.. " tunjuk Wina pada Clara yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan senyuman lebarnya yang membuat Clara terlihat semakin cantik.

Jenny menoleh, " Wah.. ternyata lebih cantik di liat langsung daripada liat di tivi. "

" Selamat malam semuanya.. " sapa Clara pada semua orang yang mengisi meja yang tadi terlihat kosong, tanpa menoleh pada pria yang memunggunginya.

" Sayang kenalin ini teman papa. " Adrian memperkenalkan Clara pada keluarga Alexander. Clara dengan sopan berkenalan dengan teman orang tuanya. Bersalaman dengan Davon, Giska dan Jenny. Dan....

" Kamu! " pekik Clara saat melihat Bastian duduk di samping Giska.

Bastian berdecak kesal, menatap sinis Clara, dalam hati malas sekali bertemu dengan Clara. Apalagi mengetahui niat orang tuanya yang ingin mempersunting gadis liar itu untuk dirinya. Ck.. sungguh sangat menyebalkan!

" Adu.. du.. du... kalian ternyata sudah saling kenal.. Jangan-jangan jodoh nih.. " ucap Wina. Sebenarnya Wina sudah tau jika Clara dan Bastian sudah saling mengenal, karena Wina tidak akan ketinggalan mengenai gosip cucunya itu.

" Oma.. apaan sih.. siapa yang mau ama si kutilang botak itu! " seru Clara sembari mendudukkan diri di samping Wina dan bersebrangan dengan Bastian.

Bastian melebarkan kedua matanya tak terima dengan panggilan Clara untuk dirinya. Tapi pria yang menjunjung tinggi attitude, memilih menahan kekesalannya dalam hati.

" Hus.. yang sopan dong Clara.. " Elsa menasehati Clara.

" Roman-romannya ada benci jadi cinta nih..hihi. " seloroh Jenny.

" Kalian sudah saling kenal? " tanya Elsa.

" Ih.. menantu! kamu ini ketinggalan berita, dia itu loh.. yang sempat di gosipin dengan Clara.. pas tinggal di kampung yang sama. " Wina.

" O iya.. " Elsa.

Dann di jawab dengan anggukan oleh Wina dan Jenny.

" Cucu ku saat itu menjadi dokter relawan di kampung itu yang lagi kekurangan tenaga kerja. " Jenny.

" Hebat ya.. jadi selain pengusaha muda yang sukses, Bastian juga seorang dokter? " tanya Adrian.

" Iya.. Cita-cita nya menjadi dokter. Tapi dia juga harus mengurus perusahaan keluarga juga, mengingat aku hanya mempunyai anak tunggal. " jelas Davon pada Adrian.

Adrian mengangguk mengerti.

" Bastian.. bagaimana menurut mu? Clara cantik kan? " tanya Jenny.

" Biasa aja! " Bastian menjawab nya dengan wajah datar.

..." Ck, dasar kutilang botak! " gerutu Clara dalam hati....

" Aku ini cantik. Semua orang mengakuinya. iya kan tan, om? iya kan oma? " tanya Clara pada Giska, Davon dan Jenny.

" Tentu saja cantik. " Jenny.

" Cantik dong.. kalo gak cantik gak bakal jadi artis. " Giska tersenyum saat menjawab pertanyaan Clara. Sedangkan Davon hanya mengangguk.

" Berarti penglihatan dia terganggu. Harus segera cek ke dokter spesialis mata. " seru Clara.

" Terus kalo menurut mu? Bastian tampan kan? " giliran Wina yang bertanya pada Clara.

" Lumayan lah.. " jawab Clara santai.

" Clara.. Oma denger besok kamu berangkat ke Jerman? " tanya Jenny.

" Iya.. kok oma bisa tau? " Clara.

" Tau dong.. " jawab Jenny. " Kalau gitu bareng aja sama Bastian, dia juga mau ke Jerman tuh. "

" Gak! " jawab Clara dan Bastian bersamaan.

" Aduh.. aduh.. kompak banget sih. " Jenny tak henti menggoda dua anak muda itu.

Bastian berdiri. " Clara.. bisa saya bicara berdua dengan mu? "

Clara menaikan salah satu alisnya. " Oke! "

*

*

*

...Jangan lupa berikan dukungan kalian....

...Like. komen. vote....

...Bye... bye......