“Kenapa kau menangis?”
Rey yang merasa beruntung telah dijodohkan dengan Kikan. Kini ia bermaksud ingin menjodohkan Merry, putri semata wayangnya dengan anak dari kerabat dekatnya yang tak lain ialah kakak kelas sekaligus musuh bagi Merry sendiri.
Merry terpaksa menyetujuhi pernikahan itu. Tetapi dengan syarat, menyembunyikan identitas pernikahannya dari siapapun termasuk dari teman-temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangan usil
Keesokan paginya
Merry pun terbangun. Dirinya masih melihat gio sedang tidur, ia bergegas ke dapur untuk membuatkan gio sarapan , dan ia juga membuat secangkir kopi dan hendak memberikannya kepada gio di kamar, namun gio sepertinya sudah bangun dan sedang berada di kamar mandi, jadi merry meletakan kopi tersebut di atas meja yang ada didalam kamarnya itu.
kemudian merry pun kembali lagi ke dapur melanjutkan masaknya,
Gio keluar dari kamar mandi, dengan heran ia memandang secangkir kopi sudah siap untuk dinikmati , ia pun tersenyum sinis sembari menghabiskan kopi yang telah dibuatkan oleh merry hingga hanya tersisa ampas kopinya saja, ia melihat ada segelas air putih di meja, kemudian gio menuang air tersebut kedalam cangkir kopinya , seolah kopi tersebut masih utuh.
Gio pun bersiap hendak pergi ke kantor . Kemudian merry pun datang menghampirinya
" Gio ayo sarapan, aku sudah memasakan makanan untukmu " ajak merry. Namun gio hanya diam saja
" Hei apa kau mendengarkanku? " Teriak merry kesal, namun gio tetap diam. Ia sibuk memasang sepatunya
" Gioo .. Kau katanya sudah memaafkanku " tanya merry
" memang " saut gio dengan singkat sembari mengikat tali sepatunya
" lalu kenapa sekarang kau masih mendiamkanku seperti ini? " tanya merry dengan kesal , gio pun berdiri mendekati merry
" bukankah hal semacam ini, sudah sering terjadi diantara kita ? Kenapa kau jadi bingung " celetuk gio , ia melirik mata merry dengan sinis , gio meraih tas dan kunci mobilnya setelah itu ia berlalu meninggalkan merry, merry hanya menghela nafas panjang
Dan memandangi langkah gio dari belakang
" Sialan, bahkan kopi yang ku buatkan tidak diminum sedikit pun " gumam merry , dengan menggerutu kesal ia meminum kopi tersebut
* Puffttt
" kenapa rasa kopinya jadi seperti ini? Perasaan Aku tadi sudah menambahkan gula," gumam merry kembali
" Ya tuhannnn ini sungguh tidak enak sekali " sambungnya dengan membersihkan lidahnya menggunakan tangan
"(menghela nafas) memang benar apa yang dikatakan gio, membuat kopi saja aku tidak becus " ucap merry bersedih , ia pun langsung pergi kedapur membuang kopi tersebut.
Merry pun memikirkan sesuatu, wajahnya nampak bersedih.
Merry termasuk karakter orang yang tergolong melankolis. Ia sangat perasa jadi tak heran jika dirinya mudah tersinggung dan bersedih karna hal sepele. Apalagi dibalik sifatnya yang terlihat sangat kaku namun tersimpan kelembutan didalam hatinya , itu sebabnya dia mudah sekali menangis
Perut merry terasa lapar, tetapi melihat masakannya yang masih utuh rasanya ia tak berselera untuk menyantapnya.
Ia mencoba menghabiskan waktunya untuk membersihkan rumah hingga siang, ia membersihkan semua sudut sudut ruangan tertentu, setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk mengambil buku , ia duduk di atas tempat tidur dengan bahu bersandar dan kaki yang diselonjorkan.
merry merasa kelelahan, baru saja ia masih membaca beberapa halaman ia sudah tertidur
Siang itu gio pulang lebih awal pulang , ia membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam kamar . Dilihatnya merry sedang duduk tertidur , gio mengganti baju dan pergi kedapur untuk makan
" apa dia sudah makan ? " tanya gio dalam hati sembari membuka tudung saji , ia mengambil piring dan makanannya kemudian menyantap makanan tersebut dengan lahap.
seusai makan gio kembali ke kamarnya , ia masih melihat merry sedang tertidur , dengan tersenyum sinis gio mengambil sesuatu di dalam laci meja, tangannya menggenggam sebuah spidol , ia pun langsung mendekati merry
Ia menatap wajah merry dan menyibakan rambut panjang yang kala itu menutupi wajah cantik merry , gio memandangi wajah merry dari dekat , namun tangan gio membuka tutup spidol yang sedang ia genggam, dengan usilnya ia langsung menggambar sesuatu diwajah merry, merry sepertinya benar benar kelelahan hingga ia tak sadar bahwa gio sedang mengerjainya , gio mencoret wajah merry seperti seekor kucing memberi lingkaran hitam di bagian hidungnya , kumis di pipi kanan dan kirinya dan juga menulis sesuatu di dahi merry,
Setelah itu gio menjauh dari merry, ia mengambil laptop dan mengerjakan pekerjaannya, sesekali gio tak henti menahan tawa membayangkab reaksi merry saat terbangun nanti.
emang batu si mery egois
atau cwo miskin gitu ... soalnya kebanyakan novel kan cowok ya kata kaya