Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondisi Zalika
"Tolong bertahan sebentar lagi ya kak!" Ryan tak henti-hentinya memberi kekuatan kepada sang kakak, walaupun wanita itu tidak merespon
Tak sampai setengah jam, mobil yang dikendarai Ryan tiba disebuah gedung yang merupakan gedung rumah sakit
Pemuda itu kembali menggendong tubuh lemah sang kakak masuk kedalam, dengan suara lantang ia memanggil para tenaga medis
Tubuh Zalika telah di letakkan di atas brankar, setelah itu barulah beberapa orang mendorong brankar tersebut menuju Instalasi Gawat Darurat
Ryan menunggu dengan cemas, seorang dokter telah masuk kedalam guna melakukan pemeriksaan
Ryan merogoh sakunya, mengambil ponsel miliknya lalu mencari nomor sang ayah
Zayyan tengah bersantai bersama sang istri di taman belakang, keduanya menikmati semilir angin dengan duduk di sebuah gazebo kayu di taman tersebut
Zayyan yang tengah berbaring dengan menjadikan pangkuan sang istri sebagai bantal terkejut saat suara dering ponsel terdengar
"Siapa sih? Ganggu banget!" Gerutunya, dengan sangat malas pria setengah abad itu beringsut bangun dari pangkuan sang istri
"Siapa mas?"
"Ryan" Zayyan menunjukkan nama si penelpon pada sang istri
"Halo nak, ada apa?" Tanya Zayyan saat sambungan telepon terhubung
"Ayah.. ayah kerumah sakit sekarang! Kak Zal ada di rumah sakit!" Suara Ryan diseberang sana terdengar panik, membuat Zayyan ikut panik
"Ada apa sama Zalika, Ryan?" Tanya Zayyan tidak sabaran, Tari yang mendengar nama Zalika disebut, seketika berdiri. Kepanikan terlihat jelas diwajahnya yang cantik
"Aku akan jelasin nanti, sekarang ayah sama mama kesini!"
"Rumah sakit mana?"
"Husada!" Setelah mendapat nama rumah sakit, Zayyan segera memutus sambungan telepon tersebut
"Ada apa mas? Kenapa Zalika?" Tanya Tari dengan cemas, bahkan wanita itu sudah mengeluarkan air matanya
"Aku nggak tau pastinya, kita kerumah sakit sekarang!" Titah Zayyan pada sang istri
"Aku ambil tas sebentar!" Keduanya beriringan masuk ke dalam rumah, Tari dengan cepat naik kelantai atas guna untuk bersiap diri
"MANO! MANO" Teriak Zayyan memanggil supir pribadi dirumahnya
"Iya tuan!" Pria yang mungkin seusia Tari itu datang dengan menundukkan kepalanya tanda hormat
"Siapkan mobil! Saya akan pergi!" Titah Zayyan
"Baik tuan!" Tak lama setelah kepergian Mano, Tari turun dengan menenteng sebuah tas
Tanpa mengulur waktu, sepasang suami istri itu bergerak menuju rumah sakit. Zayyan mengendarai kendaraan roda empat miliknya dengan kecepatan diatas rata-rata
Rasa takut terlihat jelas di wajahnya, dirinya belum tau pasti apa yang terjadi pada sang putri, tapi apapun itu, jelas tidak baik
Setelah mobil mewah itu terparkir, keduanya dengan cepat melangkah menyusuri koridor menuju ruangan dimana Zalika berada sesuai dengan arahan dari seorang wanita yang merupakan resepsionis
"Ryan!" Dari jarak yang masih cukup jauh, Zayyan sudah memanggil sang putra yang tengah duduk dengan menutup wajahnya menggunakan telapak tangan
"Ayah!" Ryan terisak dalam dekapan sang ayah, rasa takut berpadu sempurna dengan rasa bersalahnya atas apa yang menimpa sang kakak
"Ada apa sebenarnya nak? Apa kata dokter?" Cecar Zayyan
"Ryan!" Pemuda itu beralih memeluk sang mama, melihat Ryan yang tengah menangis maka tangis Tari lebih pecah
"Kak Zal, mah. Kakak didalam"
"Ada apa sama kakak kamu? Ryan. Apa yang terjadi?" Tanya Tari dengan cemas
"Kak Zal, dapat kekerasan dari kak Arga"
"Apa?" Sahut kedua orang tuanya bersamaan
"Maksud kamu Arga menyakiti Zalika, begitu?" Tanya Zayyan tak percaya namun anggukan Ryan berikan sebagai jawaban
Belum sempat menjelaskan, pintu ruang IGD terbuka, menampilkan seorang wanita berparas cantik dengan senyum ramahnya
"Bagaimana keadaan putri saya dok?" Tanya Zayyan pada dokter wanita itu
"Terjadi cedera pada bahunya akibat pukulan benda tumpul, membuat tulah bahunya retak!" Sepenggal penjelasan dari dokter membuat hati Zayyan bak diremas
"Untuk sementara, pasien akan menggunakan Arm Sling untuk menopang tangannya demi menghindari cedera yang lebih fatal. Selain itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan!" Sambung dokter wanita itu lagi
Tari yang mendengar itu, hendak luruh. Rasanya kakinya tak bisa lagi menopang berat tubuhnya, dunianya hancur membayangkan bagaimana menderitanya sang putri saat ini
"Apa kami bisa bertemu Zalika sekarang?" tanya Zayyan
"Tidak sekarang, tuan. Setelah ini pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan!" Jelas sang dokter, setelah berpamitan dokter wanita itu berlalu dari depan ruang IGD tersebut
"Kamu temani mama sebentar! Ayah mau urus administrasi nya dulu!" Titah Zayyan pada sang putra
Tari tak bisa lagi membendung air matanya, dalam dekapan Ryan sang putra dirinya terisak, tak dapat dibayangkan bagaimana rasa sakit yang harus putrinya alami selama tiga hari pernikahannya
Zalika adalah gadis manja, Zayyan memperlakukannya bak seorang putri raja, tak pernah sekalipun ayah sambungnya itu membentak apalagi memukulnya terlepas sebesar apapun kesalahan gadis itu
Zayyan lebih memilih mendiami sang putri jika gadis itu membuat kesalahan. Tapi hari ini, Tari mendengar sendiri bagaimana seorang yang dijaga bak barang berharga terluka ditangan laki-laki yang baru menikahinya selama tiga hari
Zalika telah dipindahkan di ruang perawatan VVIP rumah sakit ini, disana sudah ada Tari yang duduk dikursi samping ranjang pasien dimana Zalika masih terbaring tak sadarkan diri
"Dimana Akbar sama Rayn?" Tanya Zayyan pada sang putra yang berdiri disampingnya
"Bang Akbar lagi bawa Arga kekantor polisi!" Jawab Ryan
Tangan Zayyan terkepal, jika bajing__ itu ada dihadapannya, mungkin Arga akan kehilangan nyawanya karena telah berani menyentuh putri kesayangannya
"Kalian merencanakan ini tanpa memberi tahu ayah?"
"Ini masih kecurigaan bang Akbar pada awalnya, makanya bang Akbar nggak mau gegabah dengan memberi tahu ayah maupun mama!" Jelas Ryan, jika sang ayah marah maka ia akan terima
"Apapun itu, terima kasih karena sudah menyelamatkan kakakmu dari monster itu!" Zayyan hanya bisa menatap sendu wajah lebam putrinya
Pria gagah itu mendekat, berdiri disamping istrinya yang terus terisak. Dengan lembut Zayyan mengusap bahu wanita itu yang bergetar. Zayyan mengerti bagaimana sakitnya hati seorang ibu kala melihat putrinya terluka
"Kamu harus kuat sayang, Zalika akan sedih kalau liat kamu seperti ini!" Ucap Zayyan lembut
"Kenapa harus Zalika mas? Kenapa bukan aku saja yang mengalami semua ini?" Betari kian terisak, terlebih kala melihat luka yang terdapat pada area wajah cantik putri kesayangannya itu
Zayyan masih berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak tersulut emosi
Pintu dibuka, Akbar datang bersama Rayn dengan wajah khawatir, urusan di kantor polisi sedikit alot karena melihat kondisi Arga yang terluka. Beruntung sebagai pengacara Akbar bisa menghandle semuanya
"Bagaimana Arga?" Tanya Zayyan, Akbar tahu jika pria dihadapannya ini tengah menahan emosinya
"Akbar udah urus semuanya, aku pastiin bajing__ itu dihukum dengan berat!" Jawab Akbar
semoga terkuak ya rahasianya