NovelToon NovelToon
Putraku Menggila

Putraku Menggila

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Bad Boy / Keluarga / Teen School/College / Anak Yang Berpenyakit / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Bima, seorang mahasiswa semester akhir yang stres kerena skripsi nya, lalu meninggal dunia secara tiba-tiba di kostannya. Bima kemudian terbangun di tubuh Devano, Bima kaget karena bunyi bip... bip... di telinganya. dan berfikiran dia sedang mendapatkan hukuman dari Tuhan.

Namun, ternyata dia memasuki tubuh Devano, remaja berusia 16 tahun yeng memiliki sakit jantung dan tidak di perdulikan orang tuanya. Tetapi, yang Bima tau Devano anak orang kaya.

Bima yang selama ini dalam kemiskinan, dan ingin selalu memenuhi ekspektasi ibunya yang berharap anak menjadi sarjana dan sukses dalam pekerjaan. Tidak pernah menikmati kehidupan dulu sebagai remaja yang penuh kebebasan.

"Kalau begitu aku akan menikmati hidup ku sedikit, toh tubuh ini sakit, dan mungkin aku akan meninggal lagi," gumam Bima.

Bagaimana kehidupan Bima setelah memasuki tubuh Devano?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[20] Sampai Sekolah

Dian berjalan dengan cepat menuruni tangga rumahnya, menuju kearah Devano yang menunggu dengan senyuman sinisnya.

Begitupun dengan kedua anaknya yang tiba-tiba mengekori Dian dari belakang. Mereka nampak tercengang dengan penampilan mobil baru beserta supir yang berada di belakang Devano.

"Darimana tuh anak dapat duit buat beli mobil?" tanya Elio dengan sinis pada kakaknya yang berada di sebelahnya.

Arsen diam saja, namun kepalanya banyak berspekulasi. Namun, satu yang pasti, uang untuk beli mobil itu pasti dari papa mereka.

"Devano, apa yang kamu lakukan? kamu pasti ingin mencari perhatian ku kan tadi," bentak Dian dengan tiba-tiba, membuat Devano menyeringitkan jidatnya.

"Hah… kegeeran benget nyonya, kayaknya nyonya ini haus validasi dah," ujar Devano tercengang, dia bukan ingin minta di perhatian, hanya saja pagi ini dia tidak ingin membuat kegaduhan.

Devano nampak menyeringai, meskipun dia tidak ingin membuat kegaduhan tapi karena mereka yang minta. Maka Devano akan meladeni mereka.

"Haus Validasi kamu bilang," geram Dian ingin menjambak rambut Devano, namun dengan cepat Devano menghindarinya.

Membuat Dian makin murka kala dia harus menarik tangannya lagi, dan kini mencengkram tangannya dengan erat.

"Lo kenapa bisa punya mobil?" celetuk Arsen, yang membuat Dian melongo menatap kearah putra sulungnya itu.

"Iya juga mengapa aku tak menyadarinya," gumam Dian dalam hati, lalu menatap nyalang pada Devano.

"Kau! dapat mobil darimana?Hah!…" pekik Dian penuh amarah.

"Heh… santai nyonya, tidak perlu berteriak-teriak seperti itu, sudah ku katakan hari masih pagi. Anda tidak kasihan dengan burung…" ucap remeh Devano pada Dian yang kini dadanya terlihat kembang kempis karena bara api yang meluap.

"Aku tidak perduli dengan burung atau sejenis, yang ku tanya kamu dapat uang dari mana! dari suami ku kan, iya kan!" bentak Dian.

"Tentu saja dari suami Anda, Nyonya. Dan supir ini juga akan di bayari oleh suami Anda," sindir Devano menunjuk kearah supir barunya, dan supir itu nampak sedikit membungkuk seperti memberi salam pada Dian.

"Apa kamu pakai uang suami ku?! tidak, aku tidak setuju, aku tidak akan menggaji kamu, pergi kamu dari sini!"geram Dian menujuk kerah supir itu agar dia segara pergi, sebab geretakkan Dian. Karena kini Devano mempan dengan geretakkan nya.

"Ets… dia supir saya nyonya, kenapa Anda ikut campur? lagi pula saya tidak akan pakai uang nyonya, tapi uang su… suami Anda," ujar Devano penuh penekanan mendekat kearah Dian kemudian menatap nya lekat-lekat.

"Ah… sama saja," ujar Dian mengibaskan tangannya dengan penuh amarah.

"Kalau begitu, aku akan menyetir sendiri ke sekolah… tapi sayang, aku belum bisa menyetir dan masih di bawah umur, tapi tidak papa aku mungkin akan menjadi viral, 'Seorang anak Ceo Askara Technologies Group ugal-ugalan di jalan',"

"Apakah tidak merepotkan jika ini di ketahui publik, dan akan berimbas pada kalian?" gumam Devano menyentuh dagunya.

"Atau Anda yang ingin mengantarkan saya setiap saat, … wah, itu bagus Nyonya," ujar Devano memiringkan kepalanya sedikit.

"Siapa juga yang ingin mengantar kamu? kamu jangan kegeeran," sinis Dian berbalik arah sembari melipat kedua tangan, kemudian meninggalkan Devano.

"Terserah kamu mau melakukan apa, asal jangan ganggu aku," ujar Dian.

Devano nampak tersenyum sinis setelah ibu dan kedua anak itu meninggalkan dirinya.

"Mari pak, kita berangkat," ajak Devano pada supir barunya itu.

"Nggak papa nih Den, bapak masih kerja disini, keliatan nya nyonya rumah tidak suka saya," ucap supir itu memilin tangannya dengan khawatir.

"Bapak tenang saja, gaya bapak tadi udah keren," jawab Devano menujukkan jempolnya.

Supir, bernama Mahmud itu kemudian membukakan pintu depan mobil milik Devano.

"Silahkan masuk Den," ujar Mahmud berdiri di sebelah pintu.

"Terima kasih, pak. Lain kali, bapak tidak perlu repot-repot, biar saya saja yang buka pintu,"

"Tidak papa Den, maklum saya baru pertama kali kerja disini," ujar Mahmud gugup.

*

*

Setelah membicarakan yang singkat itu, mereka akhirnya melanjutkan perjalanan menuju kearah sekolah Devano.

"Ini Den, kita sudah sampai di sekolah, Den," ucap Mahmud, menoleh pada Devano yang menyadari atau tidak mereka sudah sampai di sekolah.

"Ah… iya Pak, terimakasih ya, bapak pulang dulu saja, nanti saya telpon lagi kalau sudah pulang, bapak istirahat dulu saja di rumah," sahut Devano melihat kearah sekolah nya.

"Iya Den, terimakasih ya, sudah mengizinkan saya pulang dulu," ujar Mahmud menganggukkan kepala nya.

Devano kemudian turun dari mobil setelah mendapatkan jawaban dari Mahmud. "Iya Pak," jawab Devano menutup pintu mobil itu.

Beberapa saat kemudian mobil itu meninggalkan area sekolah, Devano menatap gundukkan tangga di depan nya dan terlihat di puncak tangga, ada Karel serta Theo yang sudah menunggu nya.

"Woy bro, kalian udah nungguin dari kapan?" tanya Devano sambari menaiki tundukkan tangga itu.

"Hailah… lo juga kali yang minta kita datang pagi-pagi buta begini," ketus Theo melipat kedua tangan nya.

"Nggak buta juga kali, Yo," celetuk Karel.

"Kita kan mau nyelametin si buntal itu," ujar Devano akhirnya sampai di titian terakhir tangga itu. Dia terengah-engah menyentuh dadanya yang sedikit nyeri.

"Si Ethan…"ketus Theo tak suka Devano asal nyeplak saja.

"Ya yah…" lesu Devano.

"Gue sering liat Ethan, dia selalu datang pagi-pagi tapi tetap saja kena masalah," sahut Karel celingak-celinguk melihat sekeliling nya.

Di samping itu, terlihat Atlas yang berangkat setiap hari di pagi buta. Melihat ketiga sahabat itu dengan dingin, dan ada perasaan ingin bergabung bersama mereka, namun, dia terlalu gengsi.

Dia menjauhkan tubuhnya dari ketiga remaja itu kemudian menaiki gundukkan tangga itu. Dia tidak ingin di notis siapapun diantara mereka yang di pikir Atlas akan menganggu ketenangan nya.

Devano menoleh ke kanan-kiri hingga bertemu dengan lelaki tampun yang celingak-celinguk seperti menghindari sesuatu, jalan nya juga terlihat cepat, kemudian menaiki tangga dengan terburu-buru.

"Hey… bro mau kemana," ujar Devano menghentikan Ethan dengan tingkah tengilnya, yang tentu saja membuat Ethan ketakutan dan mengeratkan tangannya pada shoulder strap tasnya itu.

"Ka-kalian ma-mau apa?" gagap Ethan.

"Tenang bro, kita bakalan bantu lo," ujar Devano merangkul bahu Ethan dengan penuh suka cita.

Theo malah menepis tangan Devano, membuat laki-laki itu menoleh dengan sinis, "Kalau lo gitu, dia tambah takut, bego!"

"Serius bro?" tanya Devano menoleh pada Ethan membuat remaja itu makin gemeteran.

"Owh, Sorry bro… gue cuma mau bantuin lo, bro," ujar Devano setelah melihat wajah Ethan yang keringat dingin, lalu Devano memukul dada Ethan dengan kasar.

Melihat nya membuat Theo meraup wajah nya dengan kasar, karena memiliki teman yang tidak bisa serius sama sekali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!