NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:741
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lukamu

Hamparan Langit selaksa biru nan indah

Awan berarak mengikuti sang angin. Cahaya sang surya menembus alam semesta. Diiringi kicauan burung yang merdu mulai terdengar. Terlukis dalam ranah keindahan alam menemani pagi yang datang. Namun keindahan pagi hari tidak seindah dengan jiwanya Jennifer yang sedang terluka dan gundah gulana. Sudah berhari-hari dia menyaksikan kelakuan bejatnya Liona dan Ricardo di belakang orang-orang.

Dia ingin mengadu ke Rosalinda maupun ke Luna tentang Liona dan Ricardo melakukan hubungan suami istri setiap hari di dalam kamarnya, tapi dia diancam bahkan dia disuruh berbohong. Jennifer menutupi kegelisahan itu dengan wajah polosnya. Dia mengedarkan pandangannya setelah selesai sarapan karena merasa tidak enak hati jika tatapan matanya bertemu dengan tatapan matanya Rosalinda.

"Kamu kenapa Nak?" tanya Rosalinda lembut sambil menaruh sendok dan garpu dengan elegan.

Sontak Jennifer menoleh ke Rosalinda, lalu berucap, "Aku kasihan sama Kak Liona."

"Memangnya kenapa dengannya?" tanya Rosalinda lembut sambil menoleh ke Jennifer.

"Dia suka menjerit kesakitan."

"Ya ampun tuch anak. Padahal sudah Mommy minta dia untuk beristirahat dan tidak bekerja, tapi dia tetap keras kepala untuk bekerja, nanti Mommy minta dia lagi untuk beristirahat," Rosalinda prihatin.

"Selamat pagi Mom Ros!" sapa Tristan sopan dan ramah sambil berjalan menghampiri mereka yang sedang berada di ruang makan.

"Selamat pagi Nak," ucap Rosalinda lembut.

"Bagaimana kabarnya Mom Ros?" tanya Tristan setelah menghentikan langkah kakinya di samping kanan Rosalinda, lalu mencium pipi kanan dan kirinya Rosalinda.

"Baik Nak, kamu bagaimana kabarnya? Bagaimana perusahaan kita Nak?"

"Aku baik dan perusahaan sedang berkembang pesat Mom Ros. Oh ya di mana Richard dan Ronald?"

"Biasa, mereka sedang berkuda dan berburu. Sarapan Nak."

"Terima kasih Mom, aku sudah sarapan. Di mana Liona Mom?"

"Dia masih di dalam kamarnya Jennifer."

"Dia masih bekerja Mom?"

"Iya, dia tetap berpegang teguh dengan keinginannya."

"Aku akan ke sana."

"Tidak usah Kak Tristan, biar aku aja yang ke sana, aku sekalian mau ke kamar mandi. Nanti aku bilangi ada Kak Tristan di sini," sanggah Jennifer.

"Baiklah. Daddy Ricardo di mana Mom Ros?"

"Dia lagi di kebun."

Tak lama kemudian Jennifer beranjak berdiri dengan anggun, lalu mendorong kursi dengan sopan. Melangkahkan kakinya menuju ke kamar tidurnya ketika Tristan menduduki tubuhnya di sebelah kirinya Rosalinda. Berjalan tergesa-gesa menuju tangga yang melengkung di area lobi mansion. Berlari kecil menaiki beberapa anak tangga. Berjalan cepat menyusuri lorong di lantai dua sehingga dia berhenti di depan pintu kamarnya.

Memberanikan diri mengetuk pintu itu berulang kali, namun tidak ada sahutan di dalam kamar. Merapat daun telinga kanannya untuk mempertajam pendengarannya. Sudah sering dia mendengar suara lenguhan Liona dan juga Ricardo yang sedang bersenggama. Dia menjauhkan daun telinga kanannya. Membalikkan tubuhnya, lalu berjalan lemas menelusuri lorong. Melangkahkan kakinya menuju ke lantai dasar melalui tangga yang melengkung.

Berjalan sambil mengedarkan pandangannya melihat sekeliling lobi yang sedang dibersihkan oleh dua orang maid. Berjalan lesu menuju ruang makan. Mendekati Rosalinda dan juga Tristan yang sedang mengobrol. Menghentikan langkah kakinya di antara mereka. Rosalinda dan juga Tristan menghentikan obrolan mereka. Mereka menoleh ke Jennifer yang menampakkan wajah bingung. Jennifer merasa dilema, dia bingung harus bicara apa.

"Ada apa Sayang?" tanya Rosalinda lembut tapi khawatir.

"Pintu kamar dikunci dan ...."

"Dan apa Jennifer?" tanya Tristan khawatir.

"Aku mendengar Kak Liona bersuara kesakitan. Aku sudah mengetuk pintu berulang kali tapi nggak dibukain sama Kak Liona," jawab Jennifer polos yang telah membuat Tristan dan juga Rosalinda panik.

Sedetik kemudian Tristan beranjak berdiri, lalu berlari cepat. Sedangkan Rosalinda beranjak berdiri dengan pelan, lalu memundurkan kursinya dengan pelan. Rosalinda menyusul Tristan yang sedang berlari menuju ke kamarnya Jennifer. Jennifer mengalihkan pandangannya, seketika dia melihat pintu gudang penyimpanan botol-botol minuman anggur yang diproduksi oleh perusahaan Ricardo dan keluarga terbuka sedikit.

Jennifer berjalan menuju ke gudang itu karena dia pernah dengar ada jalan rahasia di dalam gudang itu secara tidak sengaja. Menggeser pintu kaca penghubung antara mansion dan teras belakang mansion. Keluar dari dalam mansion melalui pintu itu, menutup pintu itu. Menelusuri teras belakang dengan langkah kaki yang cepat. Mendorong pintu gudang itu secara perlahan. Masuk ke dalam gudang yang lumayan pengap.

Menutup pintu gudang itu. Berjalan menyusuri gudang dengan langkah kaki yang pelan. Langkah kakinya bertemu dengan pertigaan lorong. Melihat lorong sebelah kiri ada sebuah tangga. Melihat lorong sebelah kanan ada juga sebuah tangga. Dia bingung harus memilih lorong yang mana. Seketika dia melebarkan kedua matanya ketika melihat Ricardo yang sedang berjalan terburu-buru dari arah lorong sebelah kanan.

Dengan sigap Jennifer membalikkan badannya, lalu berlari menuju pintu gudang itu. Namun, di tengah perjalanan, dia disergap oleh Ricardo. Ricardo langsung menghimpit tubuh mungilnya Jennifer ke rak botol minuman. Mencengkeram wajahnya Jennifer dengan brutal. Jennifer melihat tatapan mata Ricardo yang penuh dengan amarah, kegelisahan dan kepanikan. Jennifer memejamkan kedua matanya karena kesakitan dan ketakutan.

"Sudah kubilang jangan bilang ke siapa-siapa anak haram!!! Beraninya kamu bilang ke Tristan!!! Akan kuhukum kamu!!!" ucap Ricardo dengan penuh amarah.

"A ... ku ti ... dak bi... lang," ucap Jennifer terbata-bata.

"Untuk apa kamu ke sini?!"

Kringgg... kringggg... kringgg....

Bunyi dering dari smartphone milik Ricardo. Ricardo melepaskan cengkeramannya sehingga tubuh mungilnya Jennifer terjatuh lemas ke lantai gudang. Ricardo mengambil smartphone miliknya dari kantong celananya. Tersenyum getir melihat tulisan Istriku di layar smartphonenya. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya sambil menghela nafas panjang.

"Hallo Sayang ada apa?" tanya Ricardo lembut sambil menahan semua emosi yang ada di jiwanya.

"Liona pendarahan Sayang, kami mau ke rumah sakit, kamu lagi di mana?" ucap Rosalinda panik.

"Aku lagi di gudang, kamu jangan terlalu panik dan kecapean, sebaiknya kamu di mansion aja, tidak usah ke rumah sakit. Biar aku saja yang ke rumah sakitnya," ucap Ricardo lembut tapi tegas.

"Baiklah. Cepatan ke mansion ya Sayang."

"Ok."

Tak lama kemudian Ricardo memutuskan sambungan telepon itu dengan menyentuh ikon merah. Menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya, lalu menaruhnya di tempat semula. Menoleh ke Jennifer yang sedang duduk meringkuk di atas lantai sambil menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Ricardo meludah ke arah Jennifer.

"Jika kamu berani berbicara tentang saya dan Liona, hidup kamu akan menderita. Camkan itu!!! Anak haram!!!! Cepat keluar dari sini!!! Karena pintu gudang akan saya kunci!!!"

Seketika Jennifer mendongakkan kepalanya, lalu beranjak berdiri. Berlari menjauh dari sosoknya Ricardo yang mengerikan. Menghentikan langkah kakinya, lalu menekan handle pintu ke bawah. Menarik handle pintu itu sehingga pintu kebuka. Berlari kencang menuju lobi melalui teras belakang dan pintu penghubung. Menaiki beberapa anak tangga. Menghentikan langkah kakinya ketika melihat tubuhnya Liona sedang digendong ala bride oleh Tristan.

Tercengang melihat darah yang mengalir lembut di kedua pahanya Liona ketika Tristan berjalan melewati dirinya. Melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamar tidurnya dengan cepat. Masuk ke dalam kamar melewati pintu kamar yang masih terbuka. Berjalan cepat menghampiri Rosalinda yang sedang terduduk lesu di atas ranjang. Jennifer menghentikan langkah kakinya di hadapan Rosalinda. Sekilas dia melihat sebuah botol obat yang suka diminum oleh Liona di dalam genggaman Rosalinda.

"Mommy," ucap Jennifer sendu.

Sontak Rosalinda mendongakkan kepalanya, lalu berucap, "Nak, kamu sering lihat Kak Liona minum obat?"

Seketika detak jantungnya Jennifer seakan berhenti dan nafasnya tercekat setelah mendengar pertanyaan dari Rosalinda. Diam mematung karena Jennifer tidak tahu harus menjawab apa. Jennifer menundukkan kepalanya karena dia merasa tak enak hati. Rosalinda mengangkat dagunya Jennifer dengan lembut. Menatap hangat ke wajahnya Jennifer. Rosalinda mengerutkan dahinya karena melihat luka memar di kedua pipinya Jennifer.

"Kamu habis jatuh?" tanya Rosalinda khawatir.

"Iya Mom, aku habis jatuh di gudang, untung ada Daddy, beliau yang menolongku," ucap Jennifer setengah berbohong.

"Ayo kita obati lukamu!"

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!