NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Hidupku

Cinta Dalam Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Istri ideal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Karena pengaruh obat, Atharya sampai menjadikan gadis desa sebagai pelampiasan nafsunya. Tanpa di sadari dia telah menghancurkan masa depan seorang gadis cantik, yaitu Hulya Ramadhani.
Akan kah Hulya ihklas menerima ini semua? Apakah Atharya akan bertanggung jawab?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilangnya Senyuman Hulya

Hari demi hari Athar lewati tanpa suara dari istrinya. Sudah tiga minggu sejak kejadian dirinya memeluk Maira. Sampai sekarang Hulya belum mau bicara apapun.

Hulya hanya menyiapkan kebutuhan suaminya saja. Bahkan untuk terapi, Hulya ditemani mertuanya. Ia tak mau suaminya ikut.

Athar merasa benar benar di abaikan. Sedih tentu saja. Hulya selalu tidur duluan dan membelakanginya. Bahkan Hulya sudah tidak lagi menghubunginya hanya sekedar menanyakan kabar.

Dengan langkah ragu, Athar mencoba mendekati istrinya yang tengah rebahan di sofa sambil menonton tv. Sedari tadi Hulya menguap, tangan Athar mencoba memegang wajah istrinya. Namun Hulya dengan sadar dan cepat, berdiri lalu pindah ke kasur.

"Apa aku begitu menjijikan di mata kamu?" Tanya Athar dengan wajah sendunya.

Mata Hulya terbuka menatap suaminya. "Iya! Kalau aku berpelukan dengan Sean temannya mas, apa mas akan memaafkan ku?" Hulya balik bertanya dengan tatapan kosongnya.

GLEG

"Mungkin yang baru ketahuan sekarang hanya pelukan! Tapi di belakang aku, bisa aja kan mas melakukan zinah." Hulya tak kuasa menahannya, air matanya pecah, bibirnya gemetar.

Dengan nafas tersengal Athar mendekati istrinya dan menatapnya tajam.

"Demi Allah aku tidak pernah melakukan zinah! Aku memang memeluknya, hanya karena kasihan tidak lebih! Setelah om Ethan datang, aku pulang!"

"Kalau gitu Sean boleh donk peluk aku karena kasihan sama aku! Boleh kan? Tidak lebih hanya KASIHAN!" Ucap Hulya penuh penekanan.

Athar mengatupkan bibirnya, hatinya bagai tercabik cabik. Tentu saja ia tak ingin istrinya di peluk orang lain. Sewaktu Sean menatap Hulya, hatinya panas. Apalagi sampai memeluknya.

Wajar jika Hulya marah dan cemburu padanya. Athar duduk di pinggiran kasur mendekati istrinya. Ia mencoba meraih tangan Hulya.

Hulya tak menolaknya, hatinya juga merindukan suaminya. Namun ia takut suaminya akan menyakitinya lagi.

"Kak Alana dan suaminya besok ke Bandung, mereka mau melihat proyek villa di sana. Jadi sekalian saja aku ikut pulang. Aku kangen sama bapak sama ibu." Lirih Hulya tanpa menatap suaminya.

"Aku tidak mengijinkan mu pergi."

"Aku enggak minta ijin!"

DEG

Air mata Atharya menetes. "Aku minta maaf sayang tolong jangan tinggal kan aku...!" Lirihnya, dengan menyayat hati.

Hulya menarik tangannya dan memunggungi suaminya. Entah sampai kapan ia akan seperti ini.

"Setiap hari selama mas bekerja, aku takut mas! Aku takut mas bertemu Maira lagi. Aku takut mas memeluk wanita itu lagi. Aku tidak akan bisa melupakannya mas! Melihat suami aku berpelukan dengan wanita lain, di saat aku sedang hamil." Teriak Hulya.

"Sakit mas sakit hiks hiks hiks... Lebih baik mas menceraikan aku sekarang! Aku akan mengalah." Lirih Hulya.

"CUKUP HULYA! JANGAN PERNAH SEBUT KATA CERAI." Athar tak mau kalah, ia justru meninggikan suaranya.

Ketika Hulya berdiri dan akan pergi, Athar dengan cepat menahannya dan mendekapnya. Hulya berontak dan meraung memukul mukul dada suaminya.

"Lepasin mas lepasin... Aku enggak mau di peluk kamu! Aku benci kamu aku_"

Athar semakin mendekapnya, ia membiarkan istrinya memukulinya sampai puas. Ia menangis histeris di pelukan istrinya. Athar terus menerus memohon maaf.

Tangis Hulya semakin pecah, dadanya terasa sesak, akhirnya lama kelamaan ia lelah juga dan membiarkan suaminya memeluknya.

"Kenapa mas? Kenapa mas tega? Mas jahat... Aku benci sama kamu!" Suara Hulya semakin melemah.

"Aku salah.. Aku pria bodoh, maafkan aku sayang. Aku janji tidak akan terulang lagi aku mohon, beri aku kesempatan aku mohon."

Hulya tak menjawabnya, dia menenggelamkan kepalanya yang pusing ke dada suaminya. Tangan Athar mengelus kepala istrinya dan mencium pucuk kepala istrinya.

"Jangan pernah katakan cerai lagi."

Lama kelamaan mata Hulya terpejam dan tertidur di pelukan suaminya. Athar menggendong istrinya ke kasur dan menyelimutinya.

"Aku mencintai mu sayang."

-

-

-

Pagi pagi sekali Hulya sudah mengemasi baju bajunya ke dalam koper. Sepertinya tekadnya untuk pergi sudah bulat. Athar cukup syok ketika keluar dari kamar mandi melihat istrinya tengah bersiap siap.

"Mau kemana kamu?"

"Ke Bandung." Ucap Hulya sambil menggeret kopernya ke dekat kasur.

Dada Atharya bergemuruh, ia menahan tangan istrinya. "Sakit mas lepasin...!" Teriak Hulya.

"DIAM!"

Athar melepaskan tangan istrinya dan membawa koper istrinya ke dekat jendela. Ia membuka koper itu lalu membuang semua pakaian istrinya ke luar kamarnya.

Mungkin pakaian Hulya sudah berserakan di tanah. Dan benar saja. Anna berteriak dari luar, bahwa banyak baju baju yang jatuh dari kamar Athar. Namun Athar mengabaikan teriakan adiknya.

Hulya tercengang, ia menelan salivanya. Tatapan suaminya sangat mengerikan baginya. Athar mendekati istrinya hingga istrinya terpojok ke tembok.

"Aku sudah meminta maaf, sudah memohon sama kamu, bahkan aku berlutut di kaki kamu. Aku pikir kamu masih punya sedikit cinta untuk ku! Tapi ternyata... ucapan cinta kamu itu BULSHIT!" Ucap Athar penuh emosi.

"Silahkan kalau kamu mau pergi dari sini. Setelah kamu melahirkan, aku akan bawa anak itu pergi jauh dari sini. Secara finansial aku lebih mampu menafkahi anak ini. Aku pastikan kamu tidak akan bisa menemui anak ini. Kamu tahu siapa aku dan keluarga ku!" Athar mengancam Hulya dengan tatapan mautnya.

GLEG

Hulya menggeleng cepat dan memegang perutnya. "Enggak mas! Ini anak ku, aku yang mengandungnya! Aku enggak mau di pisahkan dengan anak ku." Tubuh Hulya merosot ke lantai, dadanya sesak dan tangisannya pecah.

Athar juga menangis, ia sebenarnya tak tega bicara seperti itu pada istrinya. Namun ia bingung harus dengan cara apa agar Hulya memaafkannya.

Tangan Hulya menutupi mukanya. Athar berjongkok dan menarik istrinya ke dalam dekapannya. Keduanya merasakan sakit yang amat dalam.

Hulya sama sekali tak menolak di peluk suaminya. "Aku minta maaf sayang, aku emosi. Aku benar benar takut kamu akan pergi meninggalkan ku." Lirih Athar.

"Aku pusing mas."

Athar menggendong istrinya ke kasur, ia ikut bergabung bersama istrinya dan memeluknya.

"Kita ke dokter yah, nanti pakaian kamu biar mbok yang bersihkan, aku tidak ingin kehilangan kamu sayang." Lirih Athar.

Hulya menatap dalam bola mata suaminya. Athar sedari tadi belum memakai baju, ia masih memakai handuk sepinggang, tubuhnya yang dingin menghangatkan Hulya.

Tangan Hulya menarik tengkuk kepala suaminya, ia mencium duluan bibir suaminya di tengah derasnya air mata.

Tubuh Athar menindih istrinya dan memagut bibir istrinya yang sudah lama tak ia sentuh. Tangannya membelai lembut wajah sang istri.

TOK TOK TOK

"Athar, Hulya!" Teriak papih Alarich dari luar kamar.

Yang dipanggil pun menoleh, Athar dan Hulya bangun. Athar menghapus air mata istrinya dan merapihkan bajunya. Hulya mengekor ke belakang suaminya.

"Iya pih." Athar membuka pintunya.

"Papih tunggu dibawah sekarang!"

Ketika Athar dan istrinya ke bawah, keduanya sontak terkejut dengan tamu yang datang.

"Maira."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!