NovelToon NovelToon
Hamil Anak Sang Pewaris

Hamil Anak Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: bgreen

Laura Clarke tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Pertemuannya dengan Kody Cappo, pewaris tunggal kerajaan bisnis CAPPO CORP, membawanya ke dalam dunia yang penuh kemewahan dan intrik. Namun, konsekuensi dari malam yang tak terlupakan itu lebih besar dari yang ia bayangkan: ia mengandung anak sang pewaris. Terjebak di antara cinta dan kewajiban.

"kau pikir, aku akan membiarkanmu begitu saja di saat kau sedang mengandung anakku?"

"[Aku] bisa menjaga diriku dan bayi ini."

"Mari kita menikah?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bgreen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kecelakaan

Kody dan Hugo beserta anak buahnya berjalan perlahan, namun pasti dan sangat teliti menuju ke rumah peternakan.

Langkah mereka diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan suara yang bisa mengkhianati keberadaan mereka.

Gerakan mereka cepat namun sudah sangat terlatih untuk menghadapi musuh.

Setiap anggota tim memiliki peran masing-masing dan tahu persis apa yang harus dilakukan. Mereka bergerak seperti hantu di kegelapan malam.

Dor!

Suara tembakan memecah kesunyian malam, berasal dari arah tim Kody.

Kody memberikan tembakan pertama dengan akurasi yang memukau, langsung mengenai pengawal Lukas yang sedang berjaga di depan pintu utama rumah peternakan.

Pengawal itu tersungkur ke tanah, tidak sempat mengeluarkan suara.

Terdengarnya suara tembakan membuat pengawal Lukas yang lain langsung bersiap untuk menyerang musuh yang datang.

Mereka berlarian keluar dari rumah peternakan, mencari perlindungan di balik mobil dan tumpukan kayu.

Tembakan pun saling sahut menyahut di area rumah peternakan itu yang sangat sepi dan jauh dari pemukiman.

Suara tembakan, teriakan, dan desingan peluru menciptakan suasana yang kacau dan menegangkan.

Aroma mesiu memenuhi udara, menambah kesan brutal dari pertempuran ini.

*

"Shit, bagaimana mereka bisa menemukanku di sini?" ucap Lukas dengan nada panik, mendengar suara tembakan dari luar rumah peternakan.

Jantungnya berdegup kencang, menyadari bahwa keberadaannya telah diketahui oleh musuhnya.

Lukas berdiri di tengah ruangan yang berantakan, dikelilingi oleh pengawal-pengawalnya yang bersenjata lengkap.

Wajahnya pucat pasi, namun matanya memancarkan kemarahan dan ketakutan.

"Bos, ada musuh datang menyerang. Dan kali ini Kody Cappo yang menyerang kita, Bos," ucap salah seorang pengawalnya dengan nada cemas.

Ia melaporkan situasi yang sedang terjadi di luar rumah peternakan.

"KODY???? Shit... shit... shit... Aku sudah menduga pasti dia yang menyerangku, sebab aku berhasil menggagalkan bisnisnya sekali," ucap Lukas dengan nada geram. Ia mengepalkan tangannya erat-erat, merasa marah dan frustrasi.

"Bersiaplah, kali ini kita akan melawan mereka. Aku akan menghabisi Kody sialan itu," lanjut Lukas dengan emosi yang meluap-luap.

Ia bertekad untuk membalas dendam kepada Kody atas segala kerugian yang telah ia derita.

*

Dor... dor... dor...

Suara tembakan bergema di seluruh rumah peternakan, menciptakan suasana yang mencekam dan menakutkan.

Peluru-peluru beterbangan dengan liar, menghancurkan perabotan dan melubangi dinding.

Bugh... bugh... bugh...

Suara pukulan dan bantingan tubuh terdengar di antara suara tembakan, menandakan perkelahian sengit antara Kody dan juga pengawal Lukas. Mereka saling menyerang dengan brutal, tanpa ampun.

Suara tembakan dan perkelahian antara Kody dan juga pengawal Lukas tak bisa terelakkan. Pertempuran sengit terjadi di setiap sudut rumah peternakan.

Mereka masing-masing memberikan perlawanan dan pertahanan yang kuat.

Pengawal Lukas berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Lukas, sementara Kody dan anak buahnya bertekad untuk menangkap Lukas.

Sedangkan Hugo masih berada di luar rumah, memimpin anak buahnya untuk menembaki dan berkelahi dengan pengawal yang masih berjaga di sana.

Pertempuran di luar rumah tidak kalah sengitnya dengan pertempuran di dalam rumah.

Kody dengan cepat masuk dan menelusuri rumah tersebut untuk mencari keberadaan Lukas.

Ia memeriksa setiap ruangan dengan teliti, berharap bisa menemukan Lukas secepat mungkin.

Waktu terus berjalan, dan Kody tahu bahwa ia harus segera menemukan Lukas sebelum terlambat.

*

Dor!

Suara tembakan dari lantai atas nyaris mengenai Kody. Peluru itu melesat melewati kepalanya, meninggalkan bekas goresan di dinding di belakangnya.

Kody merasakan hawa panas peluru itu, membuatnya semakin waspada.

Kody mendongak ke arah suara tembakan, dan terlihat Lukas berada di lantai atas bersama dengan anak buahnya sedang menembaki mereka.

Lukas berdiri di dekat jendela, dengan senyum sinis menghiasi wajahnya.

"Kali ini kau tak kabur?" teriak Kody, berusaha memancing emosi Lukas.

Ia ingin membuat Lukas kehilangan kendali dan melakukan kesalahan.

"Apa maumu, brengsek? Kau ingin mati di tanganku?" teriak Lukas dengan nada marah.

Ia mengepalkan tangannya erat-erat, merasa geram dengan kehadiran Kody di rumah persembunyiannya.

"Kau yang akan mati di tanganku hari ini," ucap Kody dengan nada dingin dan penuh keyakinan.

Ia menatap Lukas dengan tatapan yang membunuh, seolah mengatakan bahwa akhir Lukas sudah dekat.

Kody menembaki anak buah Lukas yang berada di tangga, menghalangi mereka untuk turun dan menyerangnya.

Ia bergerak dengan cepat dan lincah, menghindari tembakan yang datang dari atas.

Setelah berhasil melumpuhkan anak buah Lukas, Kody dengan segera naik ke lantai dua.

Ia melangkah dengan hati-hati, bersiap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

*

Di lantai dua, tembakan masih terus melayang di antara keduanya.

Peluru-peluru itu menghantam dinding dan perabotan, menciptakan suara yang memekakkan telinga.

Asap mesiu memenuhi udara, membuat ruangan itu terasa pengap dan menyesakkan.

Lukas dengan cepat masuk ke dalam ruangan di sudut lantai dua tersebut, berusaha mencari perlindungan.

Dengan segera Kody menyusulnya, tidak ingin memberikan kesempatan kepada Lukas untuk melarikan diri.

Hingga akhirnya Kody pun masuk ke dalam ruangan di mana Lukas masuk tadi.

Ruangan itu tampak seperti ruang kerja yang berantakan, dengan buku-buku berserakan di lantai dan kertas-kertas bertebaran di meja.

"Haaah," hela napas berat Lukas di ruangan tersebut, melihat Kody yang sudah berada di ruangan yang sama.

Wajahnya terlihat tegang dan penuh dengan kekhawatiran.

"Ayo kita selesaikan malam ini," ucap Lukas dengan nada menantang.

Ia mengeluarkan peluru dari pistolnya lalu membuka jas mahalnya dan juga kemeja putihnya, memperlihatkan otot-ototnya yang kekar.

Lukas mengajak Kody untuk berduel di ruangan tersebut, menyelesaikan perseteruan mereka dengan cara laki-laki.

Ia ingin membuktikan bahwa dirinya lebih kuat dan lebih hebat dari Kody.

Melihat Lukas yang tampak percaya diri mengajaknya bertarung, Kody dengan gerakan mengiyakan tawaran itu.

Ia tersenyum sinis, merasa terhibur dengan keberanian Lukas.

Ia juga mengeluarkan peluru yang ada di pistolnya dan melemparnya ke lantai, menunjukkan bahwa ia tidak akan menggunakan senjata dalam pertarungan ini.

Ia juga membuka jas mahalnya, namun kemejanya hanya dibuka dua kancing atas, memperlihatkan sedikit dadanya yang bidang dan berotot.

Ia bersiap dengan posisi untuk bertarung, menantang Lukas untuk memulai serangan.

*

"Dari awal aku tak pernah sekalipun ingin bermusuhan denganmu, namun kau yang memulainya terlebih dahulu," ucap Lukas dengan nada penuh kebencian, memandang tajam ke arah Kody.

Matanya memancarkan amarah dan dendam yang membara.

"Dia hanya wanita jalang," ucap Kody dengan nada merendahkan, berusaha memprovokasi Lukas.

Ia tahu bahwa Lukas sangat mencintai wanita itu, dan ia ingin memanfaatkan perasaan itu untuk membuatnya kehilangan kendali.

"Diam... jangan pernah kau mengatakan dia seperti itu! Jika bukan kau yang menjebaknya, dia tak mungkin tidur denganmu," ucap Lukas dengan nada membentak. Ia tidak terima wanita yang dicintainya dihina oleh Kody.

"Apa dia bilang aku menjebaknya? Hahaha... Carilah wanita lain, Lukas. Kau bukan seleranya di ranjang. Itu yang ia katakan padaku," ucap Kody dengan nada mengejek. Ia berbohong untuk membuat Lukas semakin marah dan kehilangan akal sehat.

"Aaaaaa!" teriak Lukas dengan penuh amarah, memberikan pukulan keras pada Kody.

Namun dengan cepat Kody menghindarinya dan membalas pukulan hingga mengenai perutnya.

Bugh!

Lukas meringis kesakitan, namun ia tidak menyerah. Ia kembali menyerang dan memukul perut Kody, begitu juga dengan Kody yang membalas memukul pipi kanan Lukas.

Hingga keduanya saling memukul dengan brutal, dan wajah mereka terdapat luka dalam pertarungan sengit mereka.

Darah segar mengalir dari hidung dan mulut mereka, membasahi pakaian mereka.

Bugh... bugh... brak... brak... bugh...

Dalam pertarungan ini, Kody lebih unggul. Ia memiliki teknik bertarung yang lebih baik dan lebih berpengalaman daripada Lukas.

Lukas lebih banyak mengalami luka di wajah dan tubuhnya, membuatnya semakin lemah dan tidak berdaya.

"Kau masih bisa bertahan rupanya," ucap Kody dengan nada meremehkan. Ia tersenyum sinis, merasa puas dengan penderitaan Lukas.

Kody pun langsung melayangkan tendangan keras pada Lukas hingga ia terpental ke dinding dan tak sadarkan diri. Tubuh Lukas merosot ke lantai, tergeletak tak berdaya.

Haaa... haaaa... Napas Kody terengah-engah setelah pertarungan selesai.

Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, namun ia merasa puas karena telah berhasil mengalahkan Lukas.

Ia melihat Lukas yang tergeletak di lantai pingsan dengan tatapan kosong.

1
Lucyana H
visulnya lebih suka yg asia,
aurel
hai Thor aku sudah mampir jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku "
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!