Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Realistik Harapan
"Bagaimana aku bisa membebaskan kamu dan para korban tumbal yang lain dari Raja Setan?",
"Kamu harus membunuh Raja Setan",
Waru sengaja tidak pernah menanyakan kepada Veronica bagaimana caranya mengalahkan Raja Setan saat berada di dalam rumah angker.
Waru takut jika Raja Setan yang menghuni lantai tiga mendengarnya. Akan membahayakan keselamatan Veronica.
Waru pun mencari jalan lain untuk menemukan cara bagaimana membunuh Raja Setan. Waru ingin Veronica bebas dan bisa terus bersamanya kemana saja tanpa batas.
Sebesar itulah cinta dan pengorbanan Waru kepada Veronica.
Waru pergi mengaji kemana-mana. Menuntut ilmu untuk mencari sebuah jawaban.
Pada sebuah pengajian di suatu tempat yang amat jauh dan terkucil. Waru menemukan harapan.
Penceramah itu bercerita dengan bahasa yang mudah dipahami.
"Dikisahkan di dalam kitab Al-Julid karangan Mende M. Fikire",
"Pertarungan antara komplotan perampok melawan iblis",
Komplotan perampok yang berjumlah sepuluh orang itu baru saja menyatroni rumah seorang alim yang sedang pergi berangkat ke tanah suci.
Dalam perjalanan pulang melewati hutan yang sepi komplotan perampok itu tidak sengaja berpapasan dengan iblis.
Iblis menghadang mereka lalu terjadilah sebuah percakapan yang memanas.
Komplotan perampok dibuat marah besar dengan ejekan dan olok-olokan iblis.
Terjadilah pertumpahan darah. Sembilan perampok tumbang di tangan iblis.
Tinggal satu orang perampok lagi yang belum maju melawan iblis.
"Kenapa?",
"Kamu takut?",
Perampok yang tersisa adalah orang yang paling penakut diantara mereka.
Iblis mendekat untuk membunuhnya.
Perampok yang terakhir ini mencari senjata apa saja yang bisa ia gunakan untuk melawan iblis. Sebelum mati menyusul teman-temannya.
Setidaknya ia berjuang terlebih dahulu supaya tidak memalukan.
Orang kesepuluh ini teringat tadi sewaktu merampok di kediamannya orang alim ia sempat mengambil sebilah pedang. Pedang milik seorang alim.
Perampok ini mengambil pedang itu lalu menggunakannya untuk melawan iblis.
Diluar dugaan iblis yang sombong dan meremehkan langsung tersungkur dengan sabetan pedang milik seorang alim.
Iblis mengalami pendarahan sangat parah sampai akhirnya mati kehabisan darah.
Ternyata sebilah pedang yang digunakan oleh perampok itu bukan senjata biasa.
Pedang milik seorang alim. Seorang alim yang juga merupakan pejuang fi sabilillah.
Kisah tersebut membuat Waru sangat terinspirasi. Sekarang ia tahu bagaimana caranya menaklukkan Raja Setan.
*
Langkah pertama yang Waru lakukan.
Waru bertandang ke kediaman temannya yang merupakan seorang pengrajin seni. Dengan apa saja ia mampu membuat apa saja yang diminta oleh kliennya.
"Bagaimana bisnis di dunia seni?",
"Aku masih hidup Waru",
"Bagaimana dengan kamu Waru?",
"Apakah kamu masih suka mencuri?",
"Kamu lihat sendiri",
"Bagaimana aku mau berhenti?",
"Aku masih bebas belum tertangkap",
Setelah terlebih dahulu melontarkan basa-basi. Waru menyampaikan alasannya kenapa datang ke bengkel seni milik teman lamanya ini. Yang dulunya juga kerap bekerja sama dengan para pencuri.
"Buatkan aku yang seperti ini",
"Semirip mungkin",
Waru menunjukkan sebuah gambar. Benda atau barang yang harus dibuat oleh pengerajin seni itu tiruan aslinya.
"Berapa lama kamu menginginkannya?",
"Jadikanlah secepat mungkin",
"Aku akan membayar kamu mahal",
Sebesar itulah cinta dan pengorbanan Waru kepada Veronica.
Sebelum bulan purnama biru datang.
*
Beberapa hari kemudian
Malam-malam Waru pergi untuk mencuri. Sudah cukup lama pencuri yang terhebat tidak berada di situasi menegangkan seperti sekarang ini.
Ini bukan pencurian hantu atau mencuri uang bernilai ratusan juta. Tapi tetap saja membuat adrenalin terpacu kencang.
Yang Waru datangi secara diam-diam di malam hari ini adalah rumah dari pasangan muda-mudi yang baru saja dikaruniai seorang bayi.
Yang mau Waru ambil dari dalam rumah itu tidak ada sangkut pautnya dengan penghuni rumah yang sekarang.
Target barang curian Waru adalah sebuah benda bersejarah milik keluarga peninggalan dari leluhur.
Sebelumnya Waru sudah menyelidiki dengan seksama bahwa buyut dari anak yang sekarang mendiami rumah warisan ini adalah seorang veteran pejuang fi sabilillah. Seorang alim yang berbudi pekerti luhur.
Benda pusaka yang ditinggalkan untuk menjaga anak turunnya kelak adalah sebuah batu cincin atau yang dikenal dengan sebutan akik.
Batu akik berwarna putih langka yang memiliki kekuatan doa dan harapan. Serta kesaktian yang ditakuti oleh para setan.
Yang tercatat sebagai bukti di dalam sejarah riwayat peperangan.
Waru masuk ke dalam rumah tua itu dengan mudahnya. Pengalaman sebagai seorang pencuri yang terhebat berbicara dengan sendirinya.
Tidak ada kesulitan suatu apapun ketika Waru mengambil batu sakti itu lalu menukarnya dengan tiruan yang palsu. Yang ia pesan dari temannya pengerajin seni beberapa waktu yang lalu.
Tidak akan ada yang tahu jika Waru telah mengambil batu cincin pusaka berwarna putih langka itu. Karena para ahli warisnya pun sama sekali tidak menaruh peduli.