Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
Mobil yang di tumpangi Rakha dan teman-temannya tiba di rumah kepala desa harum bunga, mereka akan tinggal disana selama masa petukaran pelajar berlangsung.
"Udaranya sejuk banget," Eby merentangkan kedua tangannya
"Iya, beruntung banget kita terpilih kedesa ini." timpal Zayyan
"Kalian anak kota yang pertukaran pelajar itu 'kan?" seorang pria baya datang menghampiri mereka
Rakha dan ketiga sahabatnya menganggukan kepala secara bersamaan. "Iya pak, kalo boleh tau ini benerkan rumahnya pak Yusuf kepala desa di desa ini 'kan?" ucap Rakha
Pria paru baya itu mengangguk, "iya, kebetulan saya sendiri yang bernama Yusuf."
"Loh, jadi bapak ini bapak Yusuf?" mereka langsung mencium punggung tangan pak Yusuf selaku kepala desa disana, setelah itu mereka di ajak masuk kedalam rumah pak Yusuf.
"Ayo silakan masuk, pasti kalian capek dari kota." ucap kepala desa tersebut
"Capek si enggak, tapi laper." ucap Afan membuat ketiga sahabatnya langsung mendelik
"Enggak kok pak, temen kita memang suka ngomong asal. Kita gak laper kok ..." ucap Zayyan
Pak Yusuf tersenyum. "Istri saya sudah masak banyak buat menyambut kedatangan kalian, ayo masuk."
Mendengar ucapan sang kepala desa membuat mereka tersenyum, jujur saja sebenarnya apa yang dikatakan Afan tadi benar adanya, mereka memang sangat lah lapar.
Mata mereka berbinar kala melihat banyaknya makanan di meja makan rumah pak kades. "makan aja jangan malu-malu." ucap istri pak kades
Keempatnya mengangguk dengan kompak
"Besok kalian udah mulai masuk sekolahnya kan?" ucap pak Yusuf
"Iya pak, kalo boleh tau sekolahnya jauh enggak dari sini?" tanya Rakha di sela-sela makannya
"Enggak terlalu jauh, anak saya juga sekolah di sma yang kalian bakal datangi."
"Oh ya? Bapak punya anak sekolah SMA juga?" ucap Afan
"Iya anak bapak ada dua, anak pertama sekolah SMA dan anak kedua masih sekolah sd ..."
Keempatnya mengangguk..
"Assalamualaikum, Asep pulang!" pekik Asep, anak kepala desa.
"Asep jangan teriak-teriak, malu sama tamu." ucap istrinya pak Yusuf
"Iya maaf, Asep mana tau kalo ada tamu ayah ..." ucap pemuda yang berseragam putih abu-abu, sepertinya dia anak tertua pak kades
"Kamu ganti pakaianmu setelah itu temani mereka keliling desa," ucap Yusuf
...****...
"IBU!" pekik seorang gadis yang saat ini tenga berlari menuju orang tuanya, di sawah.
"Naura, jangan lari-lari nanti jatuh!" ucap seorang wanita baya saat melihat anak gadisnya itu berlari-lari ditenga sawah
"Ibu bunga yang Naura tanam udah numbuh! Nau senang banget." ucapnya dengan meloncat-loncat
Yah, gadis yang berada dikebun bunga tadi adalah Naura. Gadis cantik dari desa harum bunga, ia merupakan anak dari ustadz Adam dan ibu Halimah yang kerap dipanggil ima.
"Naura jangan loncat-loncat nanti jatuh kelumpur nanti nangis ..."
"Eh, mana ada Naura cengeng." ucap Naura. "Oiya bu, mana abah?"
"Abahmu di masjid. Kamu sekarang pulang aja, inget kamu belum sembuh total."
Naura menurut, gadis itu 'pun pulang kerumahnya seperti diperintahkan oleh ibunya tadi, namun belum sempat iya datang kerumah ia sudah menyimpang ketempat lain.
"Mawar!"
"Hai, nau." ucap Mawar. "Kamu tadi kenapa gak masuk sekolah, nau?"
"Biasa war, kambuh lagi." ucap Naura. "Tadi aku udah pakai seragam sekolah, eh tiba-tiba kepala aku pusing terus pingsan. Tau-tau pas aku bangun udah jam sembilan."
Mawar mengangguk. "Oiya, nau, di sekolah kita bakalan anak dari kota. Anak pertukaran pelajar itu loh, inget gak yang waktu kepala sekolah bilang itu?"
"Iya aku inget, emang mereka udah pada dateng ke kota kita gitu?"
"Udah datang nau, kamu tau gak mereka tinggal dimana?" tanya Mawar yang langsung di beri gelengan kepala oleh Naura
"Dirumah, Asep."
"Hah? dirumah Asep?"
Mawar mengangguk. "Iya nau, tadi Asep telpon aku katanya Asep disuruh ayahnya ajak anak-anak kota itu jalan-jalan kesawah."
"Kita liat yok war? Aku penasaran sama orang-orangnya." ucap Naura, gadis itu terlihat sangat excited
"Ayo! Aku juga penasaran sama orangnya, ganteng atau enggak."
"Eleh kebiasaan kamu mah."
Disisi lain, Rakha dan ketiga sahabatnya itu sedang berada di tengah sawah. Tentunya ditemani Asep, anak kepala desa.
"Wih bagus banget pemandanganya, zay foto'in gue dong." ucap Eby
"Ck! Lama-lama lo kayak Vio, suka banget foto-foto." ucap Zayyan yang merasa kesal
"Iyalah, namanya juga suami istri." balas Eby
"Istri? Kamu teh udah punya istri gitu? Kok masih sekolah?" ucap Asep yang terlihat kebingungan
"Ck! Punya mulut gak bisa di rem ..." gungam Rakha
"B-bukan, m-maksud aku itu pacar, iya pacar aku soalnya aku suka panggil dia istri aku gitu. Bener gak guys?" Eby berusaha terlihat biasa saja namun tak bisa, suaranya masih terdengar gugup.
"Iya sep, lagian masak iya bocah ingusan kek dia ini punya istri?" timpal Afan
Mendengar ucapan Afan membuat Eby tak terima, diinjaknya kaki Afan membuat sang empuh menjerit kesakitan.
"EBY!" Afan berlari mengejar Eby yang sudah berlari lebih dulu, keduanya kejar-kejaran di tenga persawahan.
...****...
"Mereka dimana ya, war? Aku capek banget nih."
"Tadi katanya mereka pergi kesawah nau, tapi kok gak ada ya?" Mawar mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Asep bersama anak-anak kota.
"Ya Allah aku lupa ibu 'kan suruh aku pulang, tapi aku malahan berkeliaran ditengah sawah." gungam Naura sembari menatap ibunya yang tak jauh dari tempatnya saat ini
"Nau itu Asep!" seru Mawar saat melihat keberadaan temannya "NAURA!"
"Astagfirullah! Mawar kamu kenapa teriak-teriak?"
"Habisnya kamu dipanggil gak nyaut-nyaut, aku tadi bilang itu asep ada disana sama anak-anak kota itu ..."
Naura mengikuti arah pandang Mawar
"Ayo war kita kesana sekarang, sebelum—"
"Sebelum apa?" Naura menggigit bibirnya sendiri kala mendengar suara tak asing itu
Naura menoleh, ia menyengir kala mendapati ibunya di belakangnya. "Hehe ibu ..."
"Ibu tadi suruh kamu kemana?" ucap Ima
"Pulang,"
"Nah itu tau, terus sekarang ngapain kamu ditengah sawah?"
"Itu bu, anu it—"
"Ayo pulang!" bu Ima langsung membawa anak gadis nakalnya itu pulang.
"NAURA!" pekik Asep yang berlari ke arah tempat mereka berada tadi, namun karena Naura sudah jauh dari sana gadis itu pun tak mendengar teriakannya
"War, kok Naura pulang sih?"
"Ibunya ngajakin dia pulang, Naura belum sembuh jadi butuh istirahat cukup kata ibunya tadi."
"Oh, jadi dia gak masuk sekolah tadi karena sakit?"
Mawar mengangguk. "Oh iya sep, mana teman-teman kota yang tinggal di rumah kamu?"
Baru saja Mawar bertanya, anak-anak kota itupun langsung menghampiri. "Asep lo ngapain sih lari-lari kek dikejar anjing aja." ucap Zayyan dengan napas ngos-ngosan
Asep memutar bola matanya malas "Kalian ngapain ngikutin saya?" ketus Asep
"Ya 'kan kita gak tau jalan disini makannya kita ikutin lo." ucap Afan. "Lagian 'kan pak Yusuf suruh lo buat temenin kita dan jagain kita selama disini."
Disisi lain, Rakha tenga memandangi seseorang yang jauh didepannya saat ini. "Dia?" gungam Rakha
Rakha berlari mengejar gadis yang menurut hatinya itu adalah gadis yang selama ini ia cari. Mala, istrinya, dimana 'pun Rakha berada bayang-bayang Mala selalu memenuhi pikirannya.
"RAKHA LO MAU KEMANA!"
"RAKHA TUNGGU!"
"RAKHA INI BUKAN JALAN JAKARTA YANG SETIAP SUDUT LO INGET!"
Teriak demi teriakan teman-teman Rakha lontarkan namun laki-laki itu tak memperdulikannya, yang sekarang ada dipikirannya Mala. Rakha terus mengejar seseorang yang mirip dengan Mala itu, entah pergi kemana Rakha kehilangan jejaknya.
"MALA LO DIMANA!" pekik Rakha sembari mengedarkan pandangannya di persawahan itu
Deg
"Ayo nau jalan, kenapa berhenti?" ucap Ima saat melihat anak gadisnya mengentikan langkahnya
Naura mencari sumber suara yang barusan ia dengar. "Ibu, nau dengar suara itu lagi ..." ucap Naura sembari memegangi kepalanya
"Aw.. S-sakit bu!" Naura menarik-narik Rambutnya kala kepalanya kembali merasa sakit
"Rambutnya jangan di tarik-tarik gitu, nau." ucap Ima. "Kita pulang sekarang buat minum obatnya."
"S-sakit bu ..."
Bruk!
"NAURA!"
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻