NovelToon NovelToon
Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:660
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Hingga keesokan harinya Dion terlihat semakin gelisah, dia bahkan tidak bisa konsentrasi terhadap apapun termasuk saat Jiwa berbicara dengan nya, padahal mereka baru saja selesai bercinta untuk kedua kalinya.

"Sayang aku mau bekerja boleh?"tanya Jiwa.

"Ah boleh."balas Dion yang kini malah memberikan kertas HVS dan kini Azura dibuat terbengong dengan tingkah Dion.

"Sayang aku tidak mahir mengerjakan itu, aku sudah lupa bagaimana cara untuk bekerja di perusahaan."ucap Jiwa yang kini membuat Dion tersadar.

"Apa yang kamu katakan babe, siapa yang meminta mu bekerja di perusahaan."ucap Dion.

"Hmm... aku tadi minta ijin untuk bekerja sayang."ucap Jiwa.

"Untuk apa bekerja uang suamimu tidak akan habis meskipun kamu belanja setiap waktu."ucap Dion.

"Aku bosan di rumah apalagi saat kamu sudah menikah nanti."ucap Jiwa yang kini semakin membuat Dion tersadar bahwa tidak hanya Jiwa yang mengingat hari itu, tapi juga dirinya yang sungguh tidak ingin menyakiti hati istrinya yang mungkin akan berubah menjadi simpanan meskipun dia menikahi Jiwa secara sah.

"Berdoalah semoga semua tidak terjadi babe aku tidak ingin menyakiti mu, tapi aku juga tidak bisa mengecewakan mommy."ucap Dion.

"Hmm... dia lebih penting dari apapun Dion aku akan coba untuk merelakan nya karena aku tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dia. Kalaupun aku terus egois mempertahankan mu aku tidak punya apapun untuk dibandingkan dengan dia."ucap Jiwa.

"Babe aku milikmu."ucap Dion.

"Hmm... aku tau tapi aku tidak mau egois jika kamu pun akan menikahinya ya sudah aku bisa buat apa? Tapi tolong ijinkan aku untuk bekerja karena aku juga harus kembali menata masa depan ku."ucap Jiwa.

"Hmm... lebih baik kamu menghibur diri dengan menghabiskan uang ku daripada harus bekerja keras, kesannya aku adalah suami yang sangat pelit."ucap Dion.

"Dion, aku tidak akan membuat mu malu, lagipula tidak ada yang tau tentang pernikahan kita selain asisten dan sahabat mu itu, selebihnya hanya warga di tempat tinggal ku yang dulu."ucap Jiwa yang memang ada benarnya.

"Tunggu beberapa minggu lagi babe aku akan membuat seluruh dunia ini tau bahwa kamu adalah milikku."ucap Dion yang kini menatap Jiwa penuh damba.

Jiwanya yang hanya mengangguk pelan, tapi permohonan nya terus lakukan sampai saat Dion menyetujui hal itu tapi hanya untuk bernyanyi tidak dengan yang lainnya. Dan satu lagi yaitu Dion meminta jiwa untuk berada di rumah saat dia pulang.

"Baiklah terimakasih Dion."ucap Jiwa dengan lembut.

"Sayang babe biasakan itu."ucap Dion dengan lembut.

"Hmm.... maaf sayang."ucap Jiwa.

"Hmm... maafkan aku juga honey karena aku belum bisa membuat mu bahagia."ucap Dion.

"Kamu sudah melakukan banyak hal untuk ku sayang, jadi anggap saja ini semua adalah balasan atas kebaikan mu. Aku tidak akan menuntut banyak hal darimu cukup kamu menjadi rumah bagiku disaat aku lelah dan tak tentu arah."ucap Jiwa dengan lembut.

"Aku adalah rumah mu babe dan begitu juga sebaliknya, maafkan aku jika aku memiliki banyak kekurangan nantinya."ujar Dion.

Jiwa pun membenarkan wajahnya di dada bidang Dion yang kini mendekap nya erat.

Sampai saat asisten pribadi Dion datang, dia adalah asisten utama Dion yang bernama Hary yang kini diutus untuk menemui Dion secara langsung oleh kedua orang tuanya karena sudah waktunya Dion pulang dan persiapan pesta sudah rampung, beberapa hari lagi dia akan segera menikah.

Jiwa pun berpura-pura tidak tau dan tidak mendengar, dia langsung bergegas pergi menuju ruangan dimana barang-barang milik nya berada.

Jiwa pun mengecek tabungan nya dari hasil penjualan rumah tersebut yang rencananya akan dia belikan rumah lagi meskipun nantinya rumah itu adalah rumah yang paling sederhana setidaknya ada tempat untuk dia pulang jika suatu saat nanti dia diusir oleh keluarga Dion karena sudah jelas bahkan pernikahan mereka tidak pernah diketahui oleh keluarga Dion.

"Kau pergilah terlebih dahulu aku akan menghubungi mu nanti."ucap Dion pada Hary.

"Baik Mr.*ucap Hary yang kini terlihat menatap kearah Jiwa yang baru saja kembali dari ruangan tersebut.

"Babe perkenalkan dia Hary, kamu akan sering bertemu dengan nya kedepannya nanti."ucap Dion yang dibalas anggukan kepala oleh Jiwa.

"Hary asisten Mr Dion."ucap Hary.

"Saya Jiwa asisten rumah yang baru."ucap Jiwa yang kini dibalas gelengan kepala oleh Dion tapi tatapan Jiwa yang penuh permohonan itu pun akhirnya membuat Dion memilih diam tanpa melakukan pembelaan.

"Saya permisi mr,"ucap Hary.

"Hmm..."balas Dion yang kini berbalik menatap lekat wajah cantik istrinya yang saat ini menundukkan pandangannya.

"Babe apa mengakui ku sebagai suami mu adalah beban berat bagimu, kenapa kamu lakukan itu?"ucap Dion.

"Sayang kamu salah faham padaku, justru aku sedang menjauhkan mu dari masalah."ucap Jiwa sambil tersenyum dipaksakan.

"Tapi aku tidak ingin kamu lakukan itu, aku tidak perlu kamu lindungi dari apapun itu aku bisa mengatasi seluruh masalah ku sendiri, aku hanya ingin orang tau bahwa kamu adalah istri ku."ucap Dion.

"Hmm... Aku tau maafkan aku, sekarang bersiap lah bukankah kamu akan pergi hari ini."ucap Jiwa yang kini menggenggam sebuah tas berukuran kecil.

"Apa itu babe."tanya Dion.

"Ah ini adalah beberapa perhiasan peninggalan mama ku, rencananya aku akan menjual nya agar uangnya bisa disimpan."ucap Jiwa.

"Baiklah babe."ucap Dion.

"Hmm... mari aku bantu bersiap dan apa saja yang harus dibawa oleh mu."ucap Jiwa yang kini menatap lekat wajah tampan milik suaminya itu.

"Aku hanya ingin membawa mu babe."ucap Dion dengan lembut pria itu langsung menggendong Jiwa membawanya kedalam kamar utama milik mereka. rasa bersalah yang kian besar itu terlihat dari tatapan Dion saat ini yang begitu penuh kepedihan.

Jiwa pun tersenyum untuk meyakinkan bahwa ia baik-baik saja."Aku sudah mulai bekerja malam ini jadi kamu bisa berangkat dengan tenang."ucap Jiwa.

"Babe apa kamu tau aku pergi untuk apa?"tanya Dion memastikan.

"Aku tidak tau tapi apapun itu aku yakin itu yang terbaik untuk mu. Ah sudahlah berhati-hati lah, oh iya mau gunakan jas yang mana?"ucap Jiwa.

"Tidak usah babe yang ini saja."ucap Dion yang kini hanya menggunakan pakaian santai.

"Hmm... baiklah kalau begitu aku siap-siap dulu, mungkin aku tidak pulang ke rumah ini nanti karena harus langsung bekerja."ucap Jiwa.

"Lalu kamu bobo dimana sayang?"ucap Dion.

"Di cafe saja paling besok pagi aku pulang jadi jika kamu buru-buru kamu bisa pergi lebih dulu."ucap Jiwa.

"Kamu mengusir ku babe."ucap Jiwa.

"Tidak sayang bagaimana aku bisa mengusir mu, ini rumah mu."ucap Jiwa.

"Ini rumah mu juga babe."ucap Dion.

"Hmm..."lirih Jiwa.

"Ayo aku antar kamu mau jalan-jalan bukan? nanti setelah kamu puas aku baru akan pergi."ucap Dion .

"Tidak sayang aku hanya akan nongkrong di cafe bareng kak Liana."ucap Jiwa berbohong.

"Baiklah babe kalau begitu aku antar kamu pergi kesana."ucap Dion yang masih berharap waktu akan berhenti di situ agar dia tidak menyakiti Jiwa.

"Sayang aku bisa pergi sendiri pergilah."ucap Jiwa yang kini bergegas menuju kamar mandi.

...*****...

"Ah selesai juga, semoga kamu adalah rumah yang bisa memberiku bahagia."ucap Jiwa yang kini baru saja selesai transaksi pembelian rumah.

Sebuah rumah berlantai satu, yang sangat nyaman untuk Jiwa meskipun saat ini belum ada perabotan rumah yang lengkap, hanya sebuah ranjang empuk dengan ukuran king size karena rumah itu hanya memiliki dua kamar.

Jiwa pun merasa nyaman karena ternyata tempat itu tidak jauh dari area cafe Devan, jadi dia bisa pulang kesana setelah dia lelah bekerja.

Jiwa pun sudah memastikan rumah nya secara langsung hingga dia pun melakukan bersih-bersih di sana terutama di bagian kamar utama.

Rumah baru itu sudah biasa ditempati karena Jiwa juga sudah memegang kunci nya.

Tidak ada halaman luas, tidak ada gazebo dan kolam renang, tempat itu hanya memiliki dapur ruang keluarga ruang makan dan ruang tv selain dua kamar itu pun tidak seluas ruangan yang ada di rumah mewah milik Dion.

bagian depan pun hanya ada carport dan juga teras sempit dan taman sempit dengan pagar rendah.

Jiwa pun pergi menuju cafe, dia sudah merasa lapar dan ingin segera makan malam, Jiwa yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja itu pun tersenyum dipaksakan pada Liana yang kini sedang duduk bersama baby mungilnya itu yang baru berusia satu bulan.

"Malam sayang aunty kangen kamu muach."ucap Jiwa yang kini menggendong dan mencium pipi mungil bayi perempuan itu.

"Main sun saja, habis dari luar cuci tangan dulu."ucap Devan yang kini menghampiri mereka.

"Hmm...bos lebay, nanti juga dia main kotor-kotoran dengan ku."ucap Jiwa yang kini tersenyum pada Devan.

"Sudah tua juga tidak nyadar diri masih suka main kotor-kotoran."ucap Devan.

"Itu seru bos."ucap Jiwa yang kini memesan makanan untuk makan malam nya.

"Tuh panggung pertunjukkan mu kosong buruan selesaikan makan malam nya."ucap Devan.

"Belum makan bos, nyanyi juga butuh tenaga."ucap Jiwa yang kini memesan makanan yang sedang sangat ia inginkan.

"Tumben Dion tidak melarang mu?"tanya Devan.

"Dia adalah pria yang sangat baik bagaimana bisa melarang ku."ucap Jiwa yang terlihat malas membahas itu.

"Hmm... syukurlah kalau begitu, si Rudy mungkin sebentar lagi dia smpai, dia sudah rindu berduet dengan mu."Ica Devan.

"Aku memang sangat ngangenin bos, buktinya kamu pun tidak mencari pegawai untuk pengganti ku."ucap Jiwa yang kini terlihat sangat percaya diri meskipun hanya bercanda.

"Bukan tidak mau ganti tapi penggemar mu adalah yang terpenting bagiku."ucap Devan.

"Dasar tuan crab."ucap Jiwa.

"Jangan banyak protes, kamu bisa naik gaji nanti."ucap Devan.

"Sudah sana jangan ganggu aku lagi, aku sedang sangat lapar, atau kamu akan merasakan gigitan mematikan dariku bos."ujar Jiwa yang kini membuat Liana terkekeh kecil.

Mereka memang atasan dan bawahan tapi Devan begitu menyayangi Jiwa karena dia adalah gadis yang baik belum lagi Jiwa adalah aset baginya ditambah dia adalah orang yang telah membawa jodoh untuk nya.

Liana bertemu Devan berkat Jiwa yang iseng saat mereka tengah berada di pusat perbelanjaan.

Jiwa yang kesal dengan bos jomblo nya waktu itu sengaja menulis surat palsu dan diberikan pada wanita cantik yang bekerja sebagai penjaga bioskop dimana saat itu Jiwa tengah nonton film bersama Devan yang sedang merasa suntuk.

Dan saat itu Jiwa kira Devan akan sangat murka saat Liana menghampiri Devan dan mendaratkan tamparan keras di wajah Devan karena surat itu berisi kata-kata yang tidak pantas, yaitu aku adalah pengagum beratmu. Dan aku ingin sekali mencicipi sesuatu yang ada di tubuh mu.

Kurang lebih seperti itu, tapi akhirnya Devan pun hanya tersenyum sambil berkata."Wanita disebelah ku adalah gadis usil yang mengirimkan surat itu, tapi syukurlah kamu datang lagipula tidak ada salahnya dicoba."ucap Devan sambil tersenyum pada Liana yang hendak menamparnya kembali, tapi Jiwa menghentikan nya.

"Tidak kak, jangan lakukan itu dia pria yang baik tapi dia tidak tau cara untuk mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya padamu."ucap Jiwa yang disetujui oleh Devan.

Liana pun terdiam di tempatnya, sambil menatap kearah Jiwa yang terus berusaha untuk meyakinkan nya. dan itu pun berhasil karena saat itu Liana juga sedang ingin membalas kan rasa sakitnya pada seorang laki-laki.

Mereka tidak langsung berpacaran melainkan saling memanfaatkan, sampai saat Liana berhasil membalas dendam nya itu, dia pun semakin dekat dengan Devan dan Jiwa yang selama ini menjadi mak comblang diantara mereka.

kembali lagi pada Jiwa yang kini tengah meresapi lagu galau yang dia bawakan hingga tanpa terasa air mata itu menetes, tapi langsung Jiwa hapus.

Bersamaan dengan itu kabar rencana pernikahan yang akan digelar dua hari lagi pun, kini tengah melewati prosesi siraman dan ditayangkan secara langsung di kediaman wanita yang tidak lain adalah calon istri Dion.

Jiwa pun sekuat hati berusaha untuk tidak melihat itu, tapi kupingnya tidak tuli saat ini jelas dikatakan oleh media bahwa gadis yang biasa dipanggil Zia itu adalah satu-satunya cinta dalam hidup Dion dan akan menjadi satu-satunya menantu keluarga Alexander.

Jiwa pun membawakan lagu dengan nada tinggi hingga urat leher nya itu terlihat ikut menegang. Jiwa dan Rudy benar-benar larut dalam nada.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, Jiwa pun memutuskan untuk pulang ke rumah barunya.

Saat ini dia tidak tahu bahwa seseorang mengikuti gerak-gerik nya, orang itu melaporkan Jiwa pada seseorang yang kini tengah berusaha untuk menghubungi Jiwa tapi tidak bisa.

Jiwa seakan tengah menghindar darinya. Dan pria yang menerima laporan tersebut pun langsung meminta mereka untuk terus mengikuti Jiwa.

"Babe apa ini yang kamu bilang akan baik-baik saja."ucap Dion

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!