Amora Jane,,,, adalah gadis berusia 19 tahun yang rela menikah kontrak dengan pria yang koma yang berusia 24 tahun.
Amora terpaksa meninggalkan bayinya karena itu salah satu syarat dari pernikahan kontrak mereka.
Beberapa tahun berlalu, akankah Amora bertemu kembali dengan bayinya,,,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Beli rumah
Amora masih berusaha menenangkan dirinya sambil berjalan menggendong Alden dan Alan yang mulai rewel karena mengantuk. Amora menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil menggendong dua jagoannya.
Sedangkan semua orang yang di lobby perusahaan terdiam tak berani mengeluarkan sedikitpun suara. Jenni Amor yang mereka lihat sekarang lebih berbahaya dari Jenni Amor yang dulu hanya melawan dengan mulut saja. Namun, sekarang dia melawan menggunakan sedikit kekuatan fisik.
"Kak,,,," panggil Amora lembut, Lalu, kedua perawat mengambil Alden dan Alvin secara pelan-pelan.
"Tidak perlu terlalu pelan-pelan begitu,,,,," senyum Amora ke arah dua perawat.
"Jika di atas jam delapan pagi sampai delapan malam mereka akan tenang. Jika delapan malam sampai delapan pagi mereka harus melihat aku dekat dengan mereka. Jika aku tak ada di sana,,,," ucap Amora.
"Mereka akan demam,,,?" kompak ketiga perawat bertanya.
"Benar,,," jawab Amora.
"Itu biasa seperti itu,,," kompak ketiganya lagi.
Amora berencana berjalan kembali ke arah tuan Robert. Namun, langkahnya terhenti di depan para nenek dari kedua keluarga besar itu.
"Bila seandainya anak tadi adalah cucu kandung kalian. Maukah kalian menafkahi dirinya dan ibunya,,,,?" tanya Amora kepada mereka.
"Tentu saja,,,," jawab Jane ibunya Robert.
"Aku yakin bahwa ibu anak itu tak meminta untuk tuan Robert menikahinya. Tapi, aku yakin bahwa seorang ibu akan sangat senang saat melihat anaknya mendapatkan kasih sayang yang penuh dari keluarganya,,," ucap Amora.
"Kami mengerti apa yang kau maksud, nak,,,," ucap nenek Lean.
"Ngomong-ngomong soal dua jagoan mu itu. Apakah benar dia anak salah satu dari anak laki-laki keluarga kami,,," tanya Jane sambil menunjuk ke arah Alan dan Alden.
"Nama mereka Alan yang tertua dan Alden yang kedua,,,," tunjuk Amora ke arah anak-anaknya sambil memperkenalkan nama mereka.
"Soal siapa ayah mereka, biarlah waktu yang membukanya,,,," jawab Amora dengan nada mulai dia lembutkan.
"Dua wanita ini terserah mau kalian apakah. Kali ini fokusku adalah mencari identitas asli anak kecil tadi,,,," ucap Amora lembut.
"Tuan Wiliam, aku ingin meminta Emy untuk libur hari ini. Sebagai sogokan dariku, aku ingin memberikan truk kopi dan hamburger gratis itu kepada kalian,,,," ucap Amora sambil menarik Emy bersamanya.
"Baiklah, bawalah dia hari ini. Hari ini sepertinya semuanya juga mulai tak bisa bekerja dengan pikiran yang fokus,,," ucap Wiliam tegas.
"Mobil siapa yang aku gores dan kebetulan mobil itu juga yang di pilih oleh adikku Diana,,,,?" tanya Amora.
"Itu mobil yang aku bawa untuk membawa nyonya Maria kemari,,," jawab supir yang ternyata adalah teman Charlie yang telah di anggap adik oleh keluarga Amora.
"Kau juga ikut bersamaku menjadi sopir untukku sehari ini. Dari pada aku menabrak banyak mobil lagi, lebih baik kau yang mengemudikan mobil itu untukku,,," pinta Amora sambil menarik jas.
"Nyonya,,," ucap supir itu sambil melihat ke arah Maria.
"Pergilah, tidak apa-apa ,,,," ucap Maria.
"Baiklah nyonya,,,," jawabnya sambil pasrah di tarik oleh Amora ke arah mobil mereka.
Semua orang melihat ke arah mobil milik Amora yang menghilang di depan mata mereka.
"Bawa mereka berdua ke dalam ruangan Presdir. Berani sekali mereka mengaku-ngaku memiliki hubungan dengan cucu-cucuku,,,," tunjuk nenek Lean kepada dua orang wanita yang masih lumpuh karena Amora belum melepaskan totokan mereka.
"Nyonya, tubuh mereka seperti sedikit sulit di gerakkan,,,," lapor salah satu bodyguard saat berusaha mengangkat mereka.
"Itu karena nona Jenni Amor lupa membuka totokan nya tadi,,,," ucap William.
"Kalau begitu, entah bagaimana caranya kalian harus bisa membawa mereka ke ruangan Presdir. Sepertinya ini benar-benar salah satu hukuman mereka. Tidak tahu apakah Jenni Amor melakukannya dengan sengaja atau tidak. Tapi, aku suka hal seperti ini, menyiksa mereka yang berani sekali melawan atau berusaha menjatuhkan keluarga ku,,,," ucap nenek Lean dengan tegas.
"Sedangkan kau Robert Lean, ikuti aku karena aku sangat kecewa padamu hari ini,,,,," sambung kesal nenek Lean sambil menunjuk ke arah cucunya itu.
Semua orang bubar, ke tempat mereka masing-masing. Para karyawan tak lupa mengambil makanan yang diberikan oleh Amora.
°°°°°°°°°°°°
Sedangkan di dalam mobil, Amora dan yang lainnya fokus memilih beberapa rumah yang mereka merasa tertarik dengan hanya melihat gambarnya.
"Apa kakak berniat membeli rumah dengan banyak kamar atau ruangan lain,,,?" tanya supir yang membuat mereka terkejut.
"Kau memanggilnya apa,,,?" tanya Emy.
"Dia adalah teman Charlie saudara kembar ku, dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Karena itulah tadi aku menabrak mobilnya saat melihat plat mobilnya,,," Amora menjelaskan.
"Kau sengaja menabraknya,,,,?" bingung empat orang wanita kompak.
"Aku yakin iya, bagaikan mungkin seseorang yang cara mengemudi mobilnya hampir sama dengan seorang pembalap, dia mengemudikan mobil dengan cara yang begitu sembrono,,," ucap supir mereka.
"Kapan dia sepandai itu membawa mobil,,,,?" tanya salah satu perawat.
"Saat sebelum kecelakaan ayah, dia sudah hampir masuk ke area balap. Tapi, ayah tak mengizinkannya,,,," jawab supir.
"Wow,,,,lalu kenapa sekarang kau tak pernah mengemudikan mobilmu sendiri. Ketika bekerja dulu, kau juga sering naik taksi,,,?" tanya Emy.
"Aku yakin alasannya karena dia takut bisa mencelakakan orang lain,,," jawab supir.
"Bagaimana dengan Diana, bukankah dia akan ke perusahaan nanti,,,?" tanya perawat.
"Tidak, aku sudah mengirim pesan kepadanya. Dia akan mengikuti kita karena aku menghidupkan lokasi kita berada,,," jawab Amora
"Ohw,,,," kompak empat wanita lainnya.
Amora dan lainnya melihat-lihat beberapa rumah untuk mereka tinggali kedepannya. Amora menginginkan sebuah rumah yang masih memiliki udara alam agar anak-anaknya bisa bermain sesuka mereka tanpa mengkhawatirkan kesehatan mereka.
Diana juga telah menyusul Amora. Namun, ibu dan anak yang bersama Diana tidak mau keluar dari mobil. Jadi, mereka hanya tinggal di dalam mobil.
Setelah menyeleksi beberapa rumah, akhirnya mereka telah memutuskan rumah mana yang akan mereka beli. Saat pembayaran, Kartu milik Amora hanya cukup membayar setengah rumah. Lalu, kartu milik Emy dan dua perawat lainnya habis untuk bayar setengahnya lagi.
*** rumah Amora dan lainnya ****.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...